5 Tips Anti-Stres Saat Terbang dengan Penerbangan Murah

Tips anti-kecemasan ini akan membantu mengatasi situasi sulit saat terbang dengan maskapai low-cost atau bertarif rendah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Des 2018, 18:35 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 18:35 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)
Ilustrasi pesawat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Terbang di kelas ekonomi menggunakan maskapai low-cost dapat menjadi pengalaman yang menjenuhkan, terutama, bagi mereka yang --karena tuntutan pekerjaan-- mesti melakukannya dalam frekuensi sering.

Dalam salah satu kasus, penumpang di China Eastern Airlines bahkan begitu stres dan ingin segera keluar dari pesawat saat menunggu di Bandara Sanya Phoenix International di Pulau Hainan Tiongkok pada tahun 2014, sehingga ia mengaktifkan pintu darurat dan meluncur keluar.

Jonathan Bricker dari University of Washington --yang mengembangkan Skala Stres Perjalanan Udara pertama (Air Travel Stress Scale - ATSS)-- mengatakan, pelancong udara yang stres lebih cenderung menggunakan strategi adaptif yang tidak sehat, seperti penggunaan zat (minum alkohol terlalu banyak) atau meluapkan emosi terang-terangan (seperti marah-marah kepada sesama penumpang atau kru).

"Kualitas lingkungan perjalanan udara yang unik dan tidak terkendali dapat menyulitkan individu untuk memilih cara-cara adaptif untuk mengatasi reaksi stres mereka," katanya.

Jadi sebelum Anda berangkat, mulailah dengan mengelola ekspektasi Anda ketika terbang dengan maskapai low-cost di kelas ekonomi. Juga jangan berharap Anda akan mendapat ruang kaki yang lega hingga pelayanan yang istimewa.

Namun, bersiaplah untuk hal-hal tak menyenangkan seperti: delay, antrean, kebisingan, dan untuk berdiri selama perjalanan bus yang tak berkesudahan di landasan bandara demi menuju pesawat yang hendak dinaiki.

Setelah Anda siap secara mental, tips anti-kecemasan ini akan membantu mengatasi setiap situasi saat terbang dengan maskapai low-cost, seperti dikutip dari The South China Morning Post, Selasa (4/12/2018).

 

Simak video pilihan berikut:

 

1. Hindari check-in bagasi

20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat (file / Liputan6.com)

Jangan pernah check-in bagasi kecuali itu benar-benar diperlukan. Ini akan menyelamatkan Anda dari antrean yang kacau.

Sebaliknya, lebih baik Anda menjejalkan apa yang Anda bisa dalam ransel besar, check-in online dan terus berjalan melewati antrean di gerbang.

Jika bisa, Anda dapat membeli beberapa pakaian bersih dan alat-alat kebersihan lain di tempat tujuan Anda.

2. Diam dan Tenang

Kabin Pesawat
Ilustrasi kabin pesawat. (iStockphoto)

Setelah naik ke pesawat, jangan membuat kontak mata atau berbicara dengan siapa pun, kecuali itu adalah masalah keselamatan penerbangan yang mendesak.

Penyebab stres Anda kerap kali disebabkan karena berkomunikasi dengan penumpang lain, yang mungkin tak menjaga perilakunya saat terbang.

Ada 58.000 insiden perilaku penumpang nakal di seluruh dunia sejak 2007, menurut International Air Transport Association (IATA).

3. Alat-alat Pertolongan Pertama untuk Melawan Jenuh

Penerbangan
Ilustrasi pemandangan dari dalam kabin pesawat terbang. (Liputan6.com/Alexander Lumbantobing)

Bawa tas jinjing sederhana bersama Anda saat duduk di kabin, yang berisi semua alat penting demi penerbangan yang bebas stres.

Barang-barang penting dalam tas adalah masker mata, pemutar musik dan headphone peredam bising, tisu kebersihan, air kemasan, semprotan air aerosol, masker mulut dan hidung, serta buku atau bacaan digital.

4. Jaga Kesehatan Sebelum dan Saat penerbangan

Pesawat terbang tak dikenal (0)
Ilustrasi pandangan ke luar jendela dari kabin pesawat terbang. (Sumber iStockphoto)

Jagalah kesehatan sebelum dan sesudah naik pesawat. Caranya?

Para ahli medis memperingatkan bahwa penumpang udara terkena tekanan atmosfer yang berkurang, lebih sedikit oksigen yang tersedia, kelembaban rendah, kebisingan konstan, getaran, dan suhu dingin.

Ada pula rasa takut tertular patogen yang mematikan, hipoksia, dehidrasi atau hipertermia, yang dapat menambah stres dan kecemasan.

Masker bedah menawarkan perlindungan terbatas dari kuman sesama penumpang.

Cobalah untuk menggunakan semprotan berisi air mineral untuk menjaga tingkat kelembaban lokal, gunakan headphone Anda untuk memblokir kebisingan, minum banyak air dan tinggalkan tempat duduk setidaknya sekali per jam untuk peregangan guna menjaga sirkulasi darah Anda.

5. Pilih Kursi di Pinggir, Bukan Dekat Jendela

Ilustrasi kabin pesawat
Ilustrasi kabin pesawat (Pixabay)

Beberapa ahli merekomendasikan jok jendela untuk kualitas udara kabin yang sedikit ditingkatkan karena lebih dekat ventilasi AC, tetapi kursi di pinggir lorong mengurangi klaustrofobia dan kecemasan dalam penerbangan.

Selain itu, kursi di pinggir dekat lorong membuat Anda lebih mudah menerima makanan dari kru, berjalan ke kamar mandi, dan meminimalisir berdesakan dengan penumpang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya