Liputan6.com, Nigeria: Satu ledakan bom di Kota Jos, Nigeria tengah, pada Ahad (8/4) peringatan Paskah melukai beberapa orang, kata para pejabat. Bom ini meledak beberapa jam setelah serangan bom mobil di utara negara itu menewaskan sedikitnya 20 orang.
"Personel keamanan sedang begerak ke tempat kejadian pada saat mereka yang terluka dievakuasi," kata juru bicara badan penanggulangan darurat nasional Yushau Shuaib sebagaimana dilansir AFP, Senin (9/4)
Seorang juru bicara militer mengidentifikasi sebagai ledakan bom, tetapi membantah ada korban. Dia mengatakan bom itu telah ditempatkan di sepeda motor yang diparkir di dekat satu toko penjual kartu telepon.
Juru bicara polisi Samuel Dabai memberikan laporan yang sedikit berbeda.
"Beberapa orang tak dikenal masuk dan menjatuhkan (bom rakitan) IED di dalam tas kulit," kata Dabai.
"Benda itu kemudian meledak. Dan yang terluka hanya satu orang -.. Tidak ada yang tewas."
Pada Ahad pagi, sebuah bom mobil dekat satu gereja Kristen di kota utara Kaduna selama acara Paskah, menewaskan sedikitnya 20 orang, melukai 30 orang lainnya dan memicu peringatan keamanan besar atas kekhawatiran serangan lebih lanjut.(ANT/MEL)
"Personel keamanan sedang begerak ke tempat kejadian pada saat mereka yang terluka dievakuasi," kata juru bicara badan penanggulangan darurat nasional Yushau Shuaib sebagaimana dilansir AFP, Senin (9/4)
Seorang juru bicara militer mengidentifikasi sebagai ledakan bom, tetapi membantah ada korban. Dia mengatakan bom itu telah ditempatkan di sepeda motor yang diparkir di dekat satu toko penjual kartu telepon.
Juru bicara polisi Samuel Dabai memberikan laporan yang sedikit berbeda.
"Beberapa orang tak dikenal masuk dan menjatuhkan (bom rakitan) IED di dalam tas kulit," kata Dabai.
"Benda itu kemudian meledak. Dan yang terluka hanya satu orang -.. Tidak ada yang tewas."
Pada Ahad pagi, sebuah bom mobil dekat satu gereja Kristen di kota utara Kaduna selama acara Paskah, menewaskan sedikitnya 20 orang, melukai 30 orang lainnya dan memicu peringatan keamanan besar atas kekhawatiran serangan lebih lanjut.(ANT/MEL)