Liputan6.com, Paris - Semua dari kita tentu tahu bahwa pernikahan di tiap negara pasti akan berbeda. Ada yang menggunakan jas dan gaun hingga menggunakan pakaian tradisional dari wilayah masing-masing.
Bukan hanya pakaian, makanan yang disajikan saat pesta pernikahan pasti juga akan beragam. Tiap negara punya tradisi masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pernahkan Anda mendengar tradisi pernikahan superunik di sejumlah negara? Misalnya, pengantin dilarang kecing dan buang air besar hingga dipaksa menangis sebelum dan sesudah menikah?
Ternyata, tradisi pernikahan yang kadang bisa bikin orang geleng-geleng kepala ini benar-benar ada. Bahkan, salah satu dari lima yang ada adalam daftar, berasal dari Indonesia.
Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Selasa (1/1/2019), berikut 5 tradisi pernikahan paling unik di dunia:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Prancis
Di Prancis, ketika orang menikah (terutama pasangan yang masih muda) akan menjadi bahan kelakar oleh teman hingga keluarga.
Usai menikah atau bahkan saat keduanya sedang berada di dalam kamar, teman dan keluarga akan berkumpul di rumah pengantin baru sambil memukul pot hingga wajan sambil berteriak-teriak dan bernyanyi.
Pengantin baru harus keluar dan melayani pengunjung sambil memberikan makanan dan minuman serta makanan ringan untuk membuat mereka pergi.
Dalam satu kasus ada yang lebih ekstrem. Jika pengunjung diabaikan, maka mereka akan masuk dan menculik pengantin pria dan meninggalkannya di suatu tempat yang cukup jauh.
Tradisi bernama charivari ini dimulai pada Abad Pertengahan.
Advertisement
2. Mauritania
Di Mauritania, semakin besar ukuran tubuh seorang wanita (terutama anak gadis) maka akan semakin dianggap menarik.
Sebelum menikah, seorang wanita biasanya akan dibawa oleh orangtuanya ke 'Kamp Lemak' -- sebutan untuk sebuah tempat yang mengakomodasi jumlah kalori berlebih anak perempuan.
Tradisi ini dikenal sebagai Leblouh. Gadis-gadis itu harus makan dalam jumlah yang tidak masuk akal dan bahkan mungkin dicekok paksa dalam beberapa kasus.
Diyakini jika gadis-gadis ini mengonsumsi hingga 16.000 kalori per hari. Praktek ini berasal dari keyakinan bahwa ukuran wanita menunjukkan ruang yang dia tempati di hati suaminya.
Ukuran wanita juga menunjukkan kekayaan suaminya. Semakin kaya dia, semakin besar tubuh sang istri.
3. Skotlandia
The Blackening adalah sebuah tradisi pernikahan tradisional yang berlangsung di Skotlandia. Tradisi ini dilakukan dengan maksud membuang kesialan sekaligus melatih para pasangan pengantin.
Para pasangan yang hendak menikah akan disiram oleh keluarga atau teman dengan sesuatu hal yang bau serta menjijikkan.
Mulai dari telur, bangkai ikan, makanan busuk, susu basi lumpur atau tepung. Setelah itu mereka juga akan diikat di pohon dengan kondisi kotoran masih menempel di tubuh.
Blackening sebagian besar dipraktikkan di daerah pedesaan di timur laut Skotlandia.
Advertisement
4. China
Ada kebiasaan unik yang dilakukan oleh masyarakat Tujia, China. Bagi seorang yang hendak menikah, diwajibkan untuk menangis sebelum hari pernikahan.
Tangisan ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kasih sayang pengantin wanita pada kedua orangtuanya.
Jika pengantin wanita tidak menangis, maka para tamu akan memandang rendah wanita tersebut. Bahkan tidak menangisnya seorang wanita, akan digambarkan sebagai ketidaksuburan pengantin wanita itu.
Air mata tidak menandakan kesedihan melainkan sukacita dan harapan. Namun, praktek ini sudah tidak umum lagi.
5. Indonesia
Ada tradisi unik di pernikahan masyarakat Tidong, Kalimantan, Indonesia. Pasangan pengantin baru dilarang keras untuk masuk ke kamar mandi untuk buang air kecil atau air besar selama tiga hari.
Itu berarti, para pengantin harus menahan semua bentuk kotoran mereka selama tiga hari berturut-turut. Bahkan, ada petugas yang sengaja menjaga pengantin dan menutup kamar mandi.
Selama periode ini mereka akan diberikan makanan dan minuman yang sangat minim. Konon, apabila pengantin melanggar akan mendapatkan musibah. Seperti perselingkuhan atau kematian buah hati mereka dalam usia muda.
Setelah tiga hari, barulah pengantin diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasa.
Advertisement