14-2-1779: Kapten James Cook Tewas di Tangan Orang-Orang yang Memujanya Sebagai Dewa

Kealakekua Bay, menjadi saksi mata kedatangan Bangsa Eropa pertama di Hawaii. Juga kematian penjelajah Inggris James Cook.

oleh Elin Yunita KristantiRizki Akbar Hasan diperbarui 14 Feb 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 06:00 WIB
Kapten Inggris James Cook tewas di tangan penduduk Hawaii
Kapten Inggris James Cook tewas di tangan penduduk Hawaii (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Hawaii - Kealakekua Bay, sebuah teluk di pesisir Kona, menjadi saksi mata kedatangan Bangsa Eropa pertama di Hawaii. Dan, di tepian laut berwarna biru turkis itulah penjelajah termahsyur asal Inggris, Kapten James Cook menemui akhir tragisnya.

Hari itu, 14 Februari 1779, Cook tewas dibunuh dalam perjalanan ketiganya ke Hawaii. Pelakunya adalah orang-orang yang pernah menganggapnya sebagai 'dewa'.

Kapal layar yang dinakhodai Cook kali pertama terpantau dari Hawaii pada tahun 1778. Kala itu, seorang penduduk asli mendeskripsikannya sebagai 'pepohonan yang mengambang di lautan'. Pendaratan pertama disambut dengan meriah. Mereka adalah orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki ke sana.

Penduduk asli terpukau dengan kapal mereka yang besar, penampilan para awak yang tak biasa, dan benda dari besi yang mereka bawa.

Seperti dikutip dari situs History, Cook menukar besi-besi yang ia bawa dengan perbekalan kapal. Sementara, para kelasi mempertukarkan paku besi untuk layanan seksual.

Tak lama kemudian, kapal kembali angkat sauh menuju utara, mengarungi ujung barat dari Atlantik Utara ke Pasifik. Hampir setahun kemudian, dua bahtera yang dipimpin Cooks kembali ke Hawaii. Mereka menemukan pelabuhan yang tenang di Teluk Kealakekua.

Kebetulan saat itu penduduk setempat sedang menggelar ritual yang dipersembahkan untuk Lono, dewa kesuburan dalam budaya Hawaii. Kealakekua Bay dianggap sebagai lokasi bersemayam sosok yang disucikan itu.

Kedatangan mereka mengagetkan penduduk setempat. Mereka tak pernah melihat orang berkulit putih atau apapun yang menyerupai kapal layar besar yang mereka naiki.

Penjelasan yang dianggap masuk akal bagi penduduk setempat saat itu, pendatang tersebut adalah para dewa yang turun ke Bumi. Dan James Cook adalah Lono, sang dewa kesuburan.

Orang-orang asli Hawaii menyambut kedatangan Cook dan para awaknya dengan sorak-sorai. Makanan melimpah dan hadiah yang tumpah-ruah dipersembahkan untuk mereka.

Namun, tak lama kemudian, salah satu awak tewas akibat stroke. Mungkin dia terlalu larut dalam kesenangan di tengah pesta pora. Apapun penyebab pastinya, orang-orang Hawaii terkejut alang kepalang. Sosok dewa yang mereka puja ternyata tidak abadi. Mereka bisa mati.

Para pendatang terbukti hanya manusia biasa. Penduduk asli kecewa berat. Hubungan awak kapal dengan tuan rumah pun tegang. Pada 4 Februari 1779, kapal Cook akhirnya angkat sauh dan meninggalkan Teluk Kealakekua.

Namun, pelayaran dihadang ganasnya laut yang bergolak. Tiang depan kapal rusak oleh terjangan ombak. Tak ada pilihan lain, mereka harus kembali ke Hawaii.

Respons yang diberikan oleh penduduk Hawaii berbalik 180 derajat. Kapten James Cook dan awaknya disambut lemparan batu. Kapal layar pun hilang entah ke mana, dicuri seseorang.

"Aku khawatir...orang-orang itu akan memaksaku menggunakan kekerasan. Mereka tak boleh mengira bisa mendapatkan keuntungan dari kami," kata Kapten Cook seperti dikutip dari situs University of Canterbury.

Negosiasi dengan Raja Kalaniopuu gagal total setelah seorang pimpinan lokal ditembak mati. Warga yang marah pun menyerbu para awak dengan senjata teracung.

Cook dan kelasi membalas serbuan itu dengan muntahan peluru dari bedil yang mereka bawa. Awalnya pendatang berada di atas angin. Namun, karena kalah jumlah mereka kewalahan. Hanya sedikit dari para awak yang berhasil lolos.

Kapten Cook kemudian tewas di tangan para penduduk asli. Seseorang menusuk punggungnya dengan pisau yang ia hadiahkan.

Ironisnya, penduduk Hawaii memperlakukan jasad Cook bak raja, dengan mengawetkan bagian tangan dengan garam, lalu memanggang jasadnya di dalam lubang.

Beberapa hari kemudian, para awak kapal dari Inggris balas dendam. Mereka menembakkan meriam yang menewaskan 30 penduduk asli Hawaii. Dua kapal Cooks, Resolution dan Discovery akhirnya berhasil kembali ke Inggris.

Hari Valentine yang Kelam...

Valentine
Ilustrasi Foto Hari Kasih Sayang (Valentine Day). (iStockphoto)

Tewasnya Kapten James Cook di Hawaii adalah sebuah kehilangan besar bagi Inggris di era penjelajahan dan kolonialisasi.

James Cook yang lahir pada 7 November 1728 adalah pejelajah, navigator, pembuat peta, sekaligus nakhoda andal di Angkatan Laut Inggris yang memulai karier mengarungi samudera sejak remaja.

Selain akhir tragis Kapten James Cook, sejumlah peristiwa bersejarah terjadi pada tanggal 14 Februari.

Pada 1884, hati presiden Amerika Serikat ke-26 Theodore Roosevelt remuk.

Di hari Valentine yang dianggap sebagai momentum kasih sayang, cinta, dan pengabdian, Roosevelt harus kehilangan dua wanita yang amat ia cintai.

Pada 14 Februari 1884, ia kehilangan ibu dan istrinya. Kematian kedua perempuan yang paling dicintainya itu hanya berselang 11 jam.

Sementara, pada 14 Februari 1929, empat orang berpakaian polisi menyerbu masuk markas gengster Bugs Morgan di jalan North Clark, Chicago Amerika Serikat.

Enam anak buah Bugs Morgan diperintahkan berdiri berjejer. Pun dan seorang dokter mata. Kemudian, peluru dimuntahkan ke arah mereka.

Empat orang itu ternyata adalah polisi gadungan. Insiden kala itudinyatakan sebagai 'Pembunuhan Massal di Hari Valentine'. Ulah mereka menyulut perang antar geng besar Al Capone dan Bugs Moran.

Bicara soal perayaan Valentine, momentum yang dirayakan sebagai hari kasih sayang itu ternyata punya sejarah kelam.

Dari asal usul namanya, Gereja Katolik mengakui ada 3 santo atau orang suci bernama Valentine atau Valentinus. "Dan ketiganya adalah martir," demikian Liputan6.com kutip dari situs The Guardian. Ketiga pria dari masa 200-an Masehi tersebut tewas secara mengenaskan.

Salah satu riwayat menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah, agar mereka tak 'melempem' di medan tempur.

Namun,"Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu."

Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih. Yang ditutup dengan kata, 'Dari Valentine-mu'.

Valentine yang lain adalah seorang pemuka agama di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta -- yang kemudian jatuh cinta padanya. Valentine yang itu dieksekusi penggal pada 14 Februari.

Yang ketiga adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari -- di tahun yang berbeda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya