13 April 1743: Lahirnya Thomas Jefferson, Presiden ke-3 AS dan Penyusun Deklarasi Kemerdekaan

Thomas Jefferson dikenal sebagai tokoh utama di balik Deklarasi Kemerdekaan Amerika dan sosok berpengaruh dalam sejarah politik serta pemikiran bangsa.

oleh Alya Felicia Syahputri Diperbarui 13 Apr 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2025, 06:00 WIB
Thomas Jefferson. (whitehousehistory.org)
Thomas Jefferson. (whitehousehistory.org)... Selengkapnya

Liputan6.com, Virginia - Hari ini tercatat sejarah sebagai momen kelahiran Thomas Jefferson. Pria yang di masa depan menjadi presiden ke-3 AS itu lahir pada 13 April 1743 di Albemarle County, Virginia, dari pasangan Jane dan Peter Jefferson.

Ayahnya dikenal sebagai pemilik perkebunan, juru ukur, sekaligus pemilik budak. Saat Jefferson berusia 14 tahun, sang ayah meninggal dunia dan mewariskan sekitar 30 budak kepadanya.

Mengutip dari whitehousehistory.org pada Minggu (13/4/2025), disebutkan bahwa Jefferson muda menjalani hidup sebagai bagian dari anggota kelas petani kaya. Sepanjang hidupnya, ia memiliki lebih dari 600 budak --jumlah terbanyak yang pernah dimiliki oleh seorang presiden Amerika Serikat.

Selain mengelola perkebunan Monticello miliknya, Jefferson juga meniti karier di bidang hukum dan pelayanan publik. Setelah menamatkan pendidikan di College of William & Mary, ia mempelajari hukum di Williamsburg. Pada 1769, Jefferson mulai menjabat di Virginia House of Burgesses dan tiga tahun kemudian menikahi Martha Wayles Skelton. Pasangan ini dikaruniai enam anak, namun hanya dua yang bertahan hingga dewasa.

Ketika hubungan antara koloni Amerika dan Inggris kian memanas, Jefferson terpilih menjadi anggota Kongres Kontinental. Pada 1776, ia menyelesaikan salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya: Deklarasi Kemerdekaan. Sebagai penulis utama dokumen bersejarah tersebut, Jefferson mengacu pada pemikiran para tokoh Pencerahan seperti John Locke, Montesquieu, dan George Mason. 

Ia pun merumuskan kalimat ikonik: 

“Kami menganggap kebenaran ini sebagai sesuatu yang nyata, bahwa semua manusia diciptakan setara, bahwa mereka dianugerahi oleh Penciptanya dengan hak-hak yang tidak dapat dicabut, yaitu Hak untuk Hidup, Kebebasan, dan mengejar Kebahagiaan.”

Setelah Revolusi Amerika pecah, Jefferson terpilih sebagai anggota Virginia House of Delegates. Di sana, ia aktif merevisi undang-undang negara bagian serta menyusun konstitusi Virginia. Pada 1786, ia bangga merumuskan undang-undang tentang kebebasan beragama. Ia juga dua kali menjabat sebagai Gubernur Virginia untuk masa jabatan satu tahun, yakni pada 1779 dan 1780.

Sekitar periode yang sama, Jefferson menulis sebuah karya tentang sejarah, politik, geografi, hukum, budaya, dan ekonomi Virginia. Buku Notes on the State of Virginia yang terbit tahun 1785, memuat pandangannya tentang perbudakan. Ia menyerukan pembebasan budak secara bertahap, namun di sisi lain juga mempertahankan pandangan rasis yang menyatakan bahwa orang kulit hitam inferior dibandingkan kulit putih.

Dari Menteri hingga Presiden, Perjalanan Politik Jefferson

Thomas Jefferson. (monticello.org)
Thomas Jefferson. (monticello.org)... Selengkapnya

Setelah istrinya meninggal pada 1782, Jefferson ditunjuk menjadi Menteri AS untuk Prancis, mendampingi Benjamin Franklin dan John Adams. Ia membawa serta dua putrinya, Martha (Patsy) dan Mary (Maria atau Polly), serta dua budak bernama James dan Sally Hemings.

Selama di Prancis yang saat itu telah menghapus perbudakan Sally dan James berhasil menegosiasikan posisi yang lebih baik. James akhirnya berhasil mendapatkan kebebasannya, sementara Sally menyetujui untuk kembali ke Amerika setelah merundingkan hak-haknya bersama Jefferson.

Hubungan pribadi antara Jefferson dan Sally Hemings menjadi catatan tersendiri dalam sejarah. Jefferson diduga kuat menjalin hubungan seksual dengannya dan menjadi ayah dari sedikitnya enam anak Sally. Empat dari anak-anak tersebut bertahan hingga dewasa dan kemudian dibebaskan oleh Jefferson.

Pada 1789, Jefferson kembali ke Amerika dan menerima tawaran untuk menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di bawah Presiden George Washington. Namun, ia segera berselisih dengan Alexander Hamilton, Menteri Keuangan, terutama terkait utang nasional, pemilihan ibu kota baru, serta kebijakan luar negeri terhadap Prancis. Perseteruan ini mencerminkan konflik politik yang lebih besar dan berujung pada terbentuknya dua partai besar: Federalis dan Demokrat-Republik.

Jefferson pun menjadi pemimpin Demokrat-Republik dan pada 1796 terpilih sebagai wakil presiden mendampingi John Adams. Empat tahun kemudian, ia mengalahkan Adams dan Aaron Burr, dan dilantik sebagai Presiden AS ketiga pada 4 Maret 1801.

Saat menjabat, Jefferson fokus pada pengurangan utang negara dengan memangkas anggaran militer dan belanja pemerintah. Ia juga berusaha menjaga Amerika agar tidak terlibat dalam Perang Napoleon di Eropa, meskipun kebijakannya menerapkan embargo perdagangan menuai banyak kritik karena merugikan para pelaku usaha dalam negeri.

Salah satu capaian terbesar Jefferson adalah kesepakatan yang dikenal sebagai Louisiana Purchase (pembelian wilayah Louisiana) dari Prancis seharga $15 juta atau sekitar Rp252 miliar. Kesepakatan ini menambah luas wilayah Amerika Serikat sebanyak 828.000 mil persegi sekitar 2,14 juta kilometer persegi dan membuka peluang ekspansi ke arah barat.

Kehidupan di Gedung Putih juga memperlihatkan gaya Jefferson yang khas. Ia lebih memilih pekerja domestik kulit putih, termasuk juru masak dan kepala pelayan dari Prancis, namun tetap membawa tiga budak remaja dari Monticello untuk dilatih menjadi juru masak ala Prancis. Ia juga menyewa beberapa budak dari pemilik lokal di Washington.

Setelah masa kepresidenannya berakhir pada 1809, Jefferson kembali ke Monticello. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan mengurus perkebunan, merancang Universitas Virginia, dan menerima tamu-tamunya. Thomas Jefferson meninggal dunia pada 4 Juli 1826, tepat 50 tahun sejak Deklarasi Kemerdekaan Amerika diadopsi. Ia wafat pada usia 83 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya