Mantan Bendahara Vatikan Terbukti Bersalah atas Kasus Pelecehan Anak

Mantan bendahara Vatikan sekaligus penasehat utama Paus Fransiskus dinyatakan bersalah atas pelecehan anak.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Feb 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2019, 10:02 WIB
Kardinal George Pell, mantan bendahara Vatikan, yang divonis bersalah atas kasus pelecehan anak (AFP/ William West)
Kardinal George Pell, mantan bendahara Vatikan, yang divonis bersalah atas kasus pelecehan anak (AFP/ William West)

Liputan6.com, Melbourne - Salah satu pria paling berkuasa di Gereja Katolik Roma dinyatakan bersalah atas berbagai kasus pelecehan anak pada pengadilan rahasia di Melbourne, Australia pada Desember 2018 lalu, di mana faktanya baru terungkap sekarang.

Kardinal George Pell (77), yang juga merupakan mantan bendahara Vatikan, sekaligus penasehat terdekat Paus Fransiskus, hampir dipastikan menghadapi hukuman penjara, setelah hakim menyatakan dia bersalah atas satu tuduhan penetrasi seksual anak, dan empat tuduhan tindakan tidak senonoh dengan atau di hadapan seorang anak di bawah umur pada akhir 1990-an.

Dikutip dari The Guardian pada Selasa (26/2/2019), pelanggaran tersebut dilakukan oleh Pell pada Desember 1996 dan awal 1997 di Katedral Santo Patrick, berbulan-bulan setelah dia dilantik sebagai uskup agung di Melbourne, Australia.

Dia dijadwalkan akan mulai mendekam di balik jeruji besi pada Rabu esok, setelah selesai melewati masa jaminan dan pulih dari operasi lutut.

Sementara itu di Vatikan, belum ada tanggapan resmi dari Paus Fransiskus, yang sebelumnya memuji Pell atas kejujuran dan responsnya terhadap pelecehan seksual anak.

Namun, dua hari setelah vonis yang tidak dilaporkan pada Desember lalu, Vatikan mengumumkan bahwa Pell dan dua kardinal lainnya telah dikeluarkan dari dewan penasehat Paus.

Terkuaknya skandal pelecehan anak yang dilakukan Pell kemungkinan akan menyebabkan gelombang kejut di antara jemaat Katolik di seluruh dunia, sekaligus menjadi pukulan keras bagi upaya Paus Fransiskus dalam mengatasi isu pelecehan anak di gereja.

Kabar tentang vonis bersalah terhadap Pell, terjadi selang beberapa waktu setelah pertemuan puncak para kardinal dan uskup senior --yang belum pernah terjadi sebelumnya-- di Vatikan, di mana bertujuan memberi sinyal penyelesaian masalah yang mencoreng nama baik gereja, dan membahayakan wibawa Paus Fransiskus.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sidang Selama Lebih dari Empat Pekan

Ilustrasi Pelecehan Anak
Ilustrasi Pelecehan Anak (iStockphoto)​

Sebelum kembali ke Australia untuk menghadapi dakwaan terkait, Pell selama tiga tahun menjabat sebagai prefek sekretariat untuk urusan ekonomi Tahta Suci Vatikan. Posisi itu menjadikannya sebagai salah satu umat Katolik paling berpengaruh di dunia.

Dia adalah salah satu penasehat Paus Fransiskus yang paling tepercaya, dan dipilih sendiri untuk mengawasi keuangan kompleks Vatikan dan membasmi korupsi.

Pada hari vonis dramatis, setelah persidangan selama lebih dari empat pekan, Pell berdiri di depan kursi pesakitan, tanpa menunjukkan reaksi dan menatap lurus ke depan.

Ruangan itu sunyi ketika jaksa penuntut menyampaikan keputusan hakim bahwa Pell bersalah atas semua tuduhan yang dialamatkan padanya.

Pengacara pembela Pell, Robert Richter QC, ketika ditanya oleh wartawan apakah dia akan naik banding, menjawab: "Tentu saja."

Pell sekarang hampir pasti akan menghadapi waktu penjara. Kasus pelecehan anak yang menyeretnya berpusat di sekitar peristiwa lebih dari 22 tahun silam.

Dalam pernyataan polisi, pelapor yang kini berusia 35 --namun enggan disebut namanya-- mengatakan dia ingat Pell "menjadi kekuatan besar" di lokasi di mana dia dilecehkan secara seksual.

"Dia memancarkan aura menjadi orang yang kuat," katanya. "Saya sudah berjuang dengan ini sejak lama ... dan kemampuan saya untuk berada di sini. (Karena) saya pikir Pell telah membuat saya takut sepanjang hidup saya ... dia (kemudian) di Vatikan. Dia adalah pria yang sangat kuat secara presidensial yang memiliki banyak koneksi."

Di lain pihak, Pell sempat mengaku tidak bersalah atas tuduhan terkait. Dia diwawancarai oleh seorang detektif negara bagian Victoria, Christoper Reed, di Roma pada Oktober 2016, dan video wawancara itu diputar ke pengadilan.

Dalam wawancara itu, Pell menggambarkan tuduhan tersebut sebagai "muatan sampah dan kepalsuan".

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya