Bahas Isu Pelecehan Seks Anak, Uskup dari Seluruh Dunia Berkumpul di Vatikan

Seluruh uskup Gereja Katolik dari seluruh dunia berkumpul di Vatikan untuk membahas isu pelecehan seks anak.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 17 Feb 2019, 16:03 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 16:03 WIB
Ilustrasi negara Vatikan (AFP Photo)
Ilustrasi negara Vatikan (AFP Photo)

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus mengumpulkan para uskup dari seluruh dunia di Vatikan pada pekan ini, untuk melakukan pertemuan puncak dalam mengatasi gelombang pelecehan seks anak, yang membuat gusar Gereja Katolik.

Para pimpinan dari sekitar 100 konferensi para uskup di setiap benua akan bersidang mulai Kamis nanti, hingga akhir pekan mendatang.

Di saat bersamaan, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Minggu (17/2/2019), kelompok-kelompok pembela hak korban menuntut agar upaya nyata dalam memerangi pedofilia segera disusun.

Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan fenomena global terkait pelecehan seksual pada anak di bawah umur, yang menyerang Gereja Katolik dalam beberapa tahun terakhir, meskipun banyak pihak terkait di Afrika, Asia dan Timur Tengah menyangkal dan menuduhnya sebagai "masalah Barat".

Namun, Paus Fransiskus beralasan bahwa banyak negara di dunia masih menganggap tabu pembahasan tentang kekerasan (juga pelecehan seks) pada anak, sehingga ia mengarahkan pertemuan terkait di Vatikan, pekan ini.

Beberapa korban pelecehan, terutama dari negara-negara di mana nasib mereka diabaikan, juga diundang untuk hadir di Vatikan.

"Seseorang yang telah bertemu dengan salah satu korban, mendengar teriakan minta tolong, air mata, luka psikologis dan fisik mereka, membuatnya tidak lagi hidup seperti sedia kala," kata Yesuit Hans Zollner, seorang pastor asal Jerman yang juga ahli psikologi.

"Gereja Katolik telah menghadapi masalah ini selama 35 tahun terakhir," katanya, seraya menyerukan langkah-langkah pencegahan di Australia, Inggris, Kanada, Irlandia, dan Amerika Serikat, sebagai panutan.

Mencapai Perasaan Bertanggung Jawab Bersama

Sementara itu, Pastor Frederico Lombardi, yang akan memimpin debat selama konferensi di Vatikan, mengatakan pertemuan tersebut bertujuan agar para kepala keuskupan di seluruh dunia mencapai "perasaan tanggung jawab bersama".

"Kredibilitas Gereja dipertaruhkan," katanya.

KTT tersebut digelar setelah Paus Fransiskus menyetujui bukti-bukti mantan kardinal Theodore McCarrick atas tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang remaja, 50 tahun lalu.

Sementara McCarrick (88) yang mengundurkan diri dari Sekolah Kardinal Vatikan pada Juli lali, adalah kardinal pertama yang dipecat karena pelecehan seksual.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perlindungan Anak di Bawah Umur

Jubah Paus Fransiskus
Paus Fransiskus menyampaikan berkatnya selama doa Angelus Hari Minggu setelah misa di alun-alun Santo Petrus, Vatikan Minggu (12/8). Jubah Paus berkali-kali diterbangkan angin saat berbicara di hadapan publik. (AFP PHOTO / FILIPPO MONTEFORTE)

Paus Fransiskus mengatakan bahwa pertemuan itu akan menghasilkan "protokol untuk bergerak maju", sebagai jawaban atas kebingunan yang sering dihadapi oleh para uskup dalam mengurusi skandal pelecehan seksual di tubuh gereja.

Secara rsmi, KTT tersebut mengusung tajuk "Perlindungan Anak di Bawah Umur", dan menghindari penggunaan kata-kata "seks" atau "pedofilia".

Hal itu, menurut pengamat Vatikan asal Chile, Luis Badilla, mencerminkan naluri Gereja Katolik sejak berabad-abad lalu, untuk melindungi citranya.

"Seharusnya, agar benar-benar keluar dari krisis tersebut, Vatikan harus berani mengatakan seluruh kebenarannya," kritik Badilla.

Di lain pihak, Pastor Zollner, mengatakan bahwa perlu diwaspadai tentang kemungkinan pihak-pihak tertentu yang mengharapkan pertemuan di Vatikan sebagai "tongkat ajaib untuk menghilangkan semua masalah".

"Para uskup harus mengubah sikap mereka, di mana bisa lebih sulit daripada menyusun aturan atau pedoman baru," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya