Buta Tapi Bisa Melihat, Ini 4 Manusia yang Dianggap Punya Kekuatan Super

Ternyata, dalam kehidupan nyata ada sejumlah manusia dengan kekuatan super yang memiliki kelebihan masing-masing.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Feb 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2019, 21:00 WIB
Ilustrasi tunanetra (iStock)
Ilustrasi tunanetra (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Manusia terlahir dengan segala kekurangan dan kelebihan. Terkadang, seorang yang terlihat memiliki banyak kekurangan bukan berarti ia lemah. Pasti ada saja kelebihan yang dimiliki.

Fenomena manusia dengan kekuatan super mungkin jarang terdengar dalam benak kita. Sosok yang dianggap super umumnya kerap ditemui dalam film bergenre action yang menampilkan tokoh pahlawan dengan kekuatan luar biasa.

Ternyata, dalam kehidupan nyata ada sejumlah manusia dengan kekuatan super dengan kelebihan yang berbeda-beda.

Seperti dikutip dari laman Listverse, Selasa (26/2/2019), berikut 4 orang dengan kekuatan super di dunia nyata:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

1. Batman

Terungkap, Mimpi Ini yang Dialami Kaum Tunanetra
Ilustrasi mimpi

Sejak lahir, Daniel Kish menderita retinoblastoma, kanker yang menyerang mata. Kedua matanya harus dilepas sebelum ulang tahun pertamanya.

Untuk menavigasi lingkungannya, Kish mengembangkan sistem ekolokasi sendiri, menggunakan teknik yang sama yang digunakan kelelawar untuk terbang dalam kegelapan.

Bahkan, ia disebut sebagai "Batman di kehidupan nyata." Cukup dengan membunyikan lidah, Kish akan mengetahui apa yang ada di sekitarnya. Bunyi lidah menghasilkan gelombang suara yang dipantulkan sehingga bisa membangun gambaran di otak dari lingkungannya.

Hal ini disebut juga sebagai echolation, sebuah kemampuan yang dimiliki hewan seperti kelelawar.

Teknik sonar ini ia pelajari sejak kecil, sehingga kini ia sudah mampu mengidentifikasi hal-hal di sekitarnya mulai dari mobil, pohon, trotoar dengan menggunakan gema yang dihasilkan saat membunyikan lidah.

 

2. Pria Beku

Ilustrasi salju
Ilustrasi salju (iStock)

Pada umumnya orang-orang yang mendaki gunung bersalju ini menggunakan pakaian super hangat, namun tidak dengan pria asal Belanda bernama Wim Hof. Hanya bermodalkan celana pendek dan sendal jepit, pria berusia 55 tahun ini mendaki Gunung Everest di tahun 2007. Dibawah suhu dibawah nol derajat Celcius, dengan santainya ia tetap berlari kesana kemari tanpa merasa kedinginan.

Namun pada ketinggian 7.400 meter ia turun ke bawah karena sudah mulai merasa kedinginan. Jangan pernah menirunya, sebab orang awam akan mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis dan membahayakan.

Mengapa Wof bisa demikian kuat? Jawabannya karena ia bisa bertahan karena merasa mampu mengendalikan suhu tubuh dengan pikirannya.

Kemampuan ini membuat banyak orang berdecak kagum namun ia mengatakan bahwa ia bukan manusia super. "Apa yang saya lakukan, bisa juga dipelajari oleh orang lain," ungkapnya dalam laman web resmi pribadinya.

3. Pelari Ulung

20160303-Ilustrasi lari-iStockphoto
Ilustrasi lari (iStockphoto)

Dean Karnazes bisa berlari tiga hari tiga malam tanpa henti, meski kakinya melepuh tapi tak pernah merasakan kelelahan otot ataupun kejang otot (kram).

Setiap atlet memang memiliki batasan. Secara ilmiah, batasan tersebut didefinisikan sebagai ambang laktat tubuh dan ketika Anda berolahraga telah melebihi batasannya, berjalan cepat menjadi tidak menyenangkan.

Sebagian besar orang tentu pernah merasakan jantung berdebar dan paru-paru megap-megap. Itu karena otot mulai kelelahan. Namun, Karnazes seolah-olah bisa berlari selamanya.

Karnazes pernah berpartisipasi dalam beberapa maraton terberat di bumi ini, termasuk berlari di Kutub Selatan dengan suhu 25 derajat Celcius.

Karnazes mulai jatuh cinta dengan berlari sejak usia dini dan ketika SMA ia mulai menunjukkan kemampuannya yang jauh melampaui teman-temannya.

Pada acara penggalangan amal, ketika sesama pelari bisa paling banyak melintasi 15 lap, Karnazes bisa menyelesaikan 105 kali.

4. Spiderman di Kehidupan Nyata

Gedung Pencakar Langit Spanyol Berhias Pelangi
Gedung pencakar langit Torre Agbar terlihat dengan proyeksi cahaya warna pelangi saat peringatan World Pride di Barcelona, Spanyol, 28 Juni 2017. World Pride merupakan acara perayaan LGBT terbesar di dunia yang diadakan setiap tahun. (AP/Manu Fernandez)

Alain Robert, kakek berusia 57 tahun ini tak bisa dipisahkan dari panjat gedung.

Tak sembarang gedung, berbagai bangunan pencakar langit telah ia panjat tanpa tali pengaman terpasang di badannya.

Pada tahun 2016 misalnya, gedung pencakar langit tertinggi di Barcelona, Spanyol, menjadi tempat pendakian Alain Robert.

Polisi kota Barcelona dan penonton menyaksikan pria Prancis tersebut mencetak prestasi dengan memanjat dan turun gedung perkantoran Torre Agbar dalam waktu sekitar satu jam.

Alain Robert dikenal sebagai pendaki pemberani. Ia mampu bergerak cepat menaiki bangunan tanpa pengaman, hanya berbekal kapur di tangan dan sepatu untuk pendakian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya