Saksi Mata: Bagasi Ethiopian Airlines Berhamburan Sebelum Jatuh Menukik

Seorang saksi mata insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302 mengatakan bahwa koper dan pakaian yang berasal dari bagasi jatuh berhamburan dan terbakar.

oleh Siti Khotimah diperbarui 11 Mar 2019, 16:34 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2019, 16:34 WIB
Lokasi jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines (AFP)
Lokasi jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines (AFP)

Liputan6.com, Addis Ababa - Seorang saksi mata yang tengah berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines menyatakan bahwa pesawat sempat "berbelok dan menukik", yang diikuti oleh keluarnya asap.

Gebeyehu Fikadu (25) menambahkan bahwa ketika pesawat jatuh, koper dan pakaian yang berasal dari bagasi pesawat berhamburan dan terbakar.

"Saya tengah berada di gunung terdekat saat saya melihat pesawat itu mencapai pegunungan sebelum berbelok dengan banyak asap datang dari bagian belakang dan kemudian jatuh di lokasi ini," kata Fikadu, dikutip dari CNN pada Senin (11/3/2019), 

Saat itu, Fikadu tengah mengumpulkan kayu bakar dari pegunungan dengan tiga warga lainnya ketika insiden jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.

"Pesawat jatuh dengan suara ledakan besar. Saat jatuh, koper dan pakaian berjatuhan dan terbakar," ucapnya.

"Sebelum jatuh, peswat itu berbelok dan menukik dengan banyak asap datang dari bagian belakang dan juga menciptakan suara tidak menyenangkan yang sangat keras sebelum akhirnya jatuh mencapai tanah," ulang Fikadu, untuk menegaskan apa yang dilihatnya.

Pesawat Ethiopian Airlines ET302 tujuan akhir Nairobi, Kenya, jatuh pada Minggu, 10 Maret 2019, beberapa saat setelah lepas landas dari Addis Ababa.

Pesawat jatuh di sebuah dataran tinggi sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Dalam tragedi nahas tersebut, seluruh penumpang dan awak kabin yang berjumlah 157 orang dinyatakan tewas. Korban berasal dari 35 negara, di mana sebagian besar berasal dari Kenya dan Kanada.

Sebanyak 19 anggota PBB dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, salah satunya berkewarganegaraan Indonesia. Korban WNI diketahui bernama Harina Hafitz, salah seorang staf badan Program Pangan Dunia (WFP) yang berbasis di Roma, Italia.

 

Simak pula video pilihan berikut:

 

Pilot Sempat Kesulitan dan Minta Putar Balik

Pesawat Ethiopian Airlines (AFP/Jenny Vaughan)
Pesawat Ethiopian Airlines (AFP/Jenny Vaughan)

Sementara itu. CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariam mengatakan bahwa pilot penerbangan ET 302 yang jatuh pada Minggu pagi, sempat melaporkan kendala teknis dan meminta izin untuk kembali ke Addis Ababa.

Pada catatan pengendali lalu lintas udara, kata GebreMariam, pilot kemudian diberi izin untuk kembali.

"Pilot senior Ethiopian Airlines telah terbang lebih dari 8.000 jam. Dia memiliki rekor terbang yang sangat baik," kata GebreMariam dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip dari CNN.

Namun, dia mengatakan kendala teknis yang dialami pilot itu masih diselidiki. "Kami belum bisa menyimpulkan, meski benar bahwa pilot sempat meminta izin untuk kembali ke Addis Ababa, sebelum kemudian jatuh," ujar GebreMariam.

Burung besi itu rencananya terbang menuju Nairobi, Kenya, dengan membawa 149 penumpang dan delapan awak kabin yang seluruhnya dikonfirmasi tewas.

Pesawat kehilangan kontak pukul 08.44 waktu setempat setelah lepas landas pukul 08.38 dari Bandara Internasional Bole di Ibu Kota Ethiopia.

"Seperti yang saya katakan, itu adalah pesawat baru tanpa gangguan teknis, serta diterbangkan oleh pilot senior," tegas GebreMariam soal kelaikan terbang pesawat tersebut.

Dia juga mengonfirmasi, Ethiopian Airlines memiliki enam pesawat 737 MAX 8 lainnya yang sedang beroperasi.

Ditanya tentang apakah perusahaan akan menghentikan operasional seluruh pesawat jenis terkait, GebreMariam menjelaskan, pihaknya belum memikirkan hal itu sebelum penyebab kecelakaan diketahui.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya