ISIS Dituduh Picu Kerusuhan Penjara di Tajikistan, 32 Orang Tewas

Tiga sipir penjara dan 29 narapidana tewas dalam kerusuhan penjara di Tajikistan yang disebabkan oleh militan ISIS, kata pemerintah.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 21 Mei 2019, 13:07 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 13:07 WIB
Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)
Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)

Liputan6.com, Vahdat - Tiga sipir penjara dan 29 narapidana tewas dalam kerusuhan penjara di Tajikistan yang disebabkan oleh militan ISIS, kata pemerintah.

Kementerian Kehakiman Tajikistan mengatakan, kerusuhan pecah pada Minggu 19 Mei 2019 malam di penjara di kota Vahdat, 10 km timur ibukota, Dushanbe, ketika sejumlah napi yang diduga sebagai militan ISIS bersenjatakan pisau menewaskan tiga penjaga dan lima tahanan lainnya.

Para militan kemudian membakar rumah sakit penjara, menyandera beberapa narapidana dan mencoba berjuang keluar, demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (21/5/2019).

Pasukan keamanan membunuh 24 militan dalam pertempuran untuk memulihkan ketertiban di penjara, kata kementerian itu.

Penjara Vahdat menampung 1.500 narapidana.

Di antara tahanan yang terbunuh adalah dua anggota senior partai Renaissance Islam Tajikistan (IRPT), sebuah partai Islam yang dilarang oleh pemerintah Presiden Emomali Rahmon pada tahun 2015. Yang lain adalah seorang ulama terkemuka Tajikistan yang dihukum karena tuduhan makar.

Pihak berwenang mengatakan salah satu penghasut kerusuhan itu adalah Bekhruz Gulmurod, putra Gulmurod Khalimov, seorang kolonel pasukan khusus Tajik yang membelot ke ISIS pada 2015 dan, menurut pemerintah, sejak itu telah terbunuh di Suriah.

Kementerian Kehakiman Tajikistan tidak merinci apakah Gulmurod termasuk di antara mereka yang tewas dalam kerusuhan itu.

Simak video pilihan berikut:

Tajikistan Dilanda Krisis ISIS

Ilustrasi militan ISIS (AFP)
Ilustrasi militan ISIS (AFP)

Ratusan orang dari bekas republik Uni Soviet yang berpenduduk 9 juta itu diyakini telah bergabung dengan ISIS, yang pada satu titik mengendalikan sebagian besar tanah di Suriah dan Irak.

Kelompok itu, yang telah kehilangan markasnya tetapi melanjutkan operasi bawah tanah sporadis, mengklaim bertanggungjawab atas kerusuhan penjara Tajik lainnya November lalu, yang mengikuti serangan mematikan oleh para pengikutnya terhadap wisatawan barat di Tajikistan pada Juli 2018.

Pemerintah negara berbahasa Persia yang berbatasan dengan Afghanistan berperang melawan kaum radikal-ekstremis, yang bersekutu dengan kaum nasionalis dan demokrat liberal, dalam perang saudara pada 1990-an, yang menewaskan puluhan ribu orang.

Presiden Emomali Rahmon adalah penguasa terlama di bekas Uni Soviet, setelah mengambil alih kekuasaan di Tajikistan tak lama setelah kemerdekaan, dan menoleransi sedikit perbedaan pendapat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya