Klaim Dirikan 'Provinsi' Baru, ISIS Bangun Kekhalifahan di Pakistan?

ISIS mengklaim telah mendirikan 'provinsi' baru di Pakistan yang mereka sebut Hind Province.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2019, 06:34 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2019, 06:34 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Islamabad - Kelompok militan ISIS mengatakan telah mendirikan "provinsi" di Pakistan, selang beberapa hari setelah organisasi teroris itu memakai nama "Provinsi Hind" untuk serangan yang diklaimnya di bagian yang dikuasai India di wilayah Kashmir yang disengketakan.

Kedua wilayah itu sebelumnya berada di bawah "Provinsi Khorasan" atau ISKP - nama yang digunakan kelompok teroris yang berbasis di Timur Tengah untuk operasi regionalnya yang diluncurkan pada awal 2015 dari pangkalan di perbatasan Afghanistan. Demikian informasi menurut SITE Intelligence Group, yang memantau ancaman militan.

Menurut laporan VOA Indonesia, Kamis (16/5/2019), dalam pengumuman resmi komunike yang dikeluarkan melalui corong propaganda globalnya, kantor berita Amaq, "Provinsi ISIS Pakistan" mendapat pujian karena membunuh seorang perwira polisi Pakistan minggu ini di Mastung.

Militan ISIS juga melakukan penembakan pada pertemuan militan yang berhubungan dengan kelompok militan Taliban Pakistan yang dilarang di Quetta.

Kedua distrik tersebut terletak di Provinsi Baluchistan yang dilanda kekerasan, berbatasan dengan Afghanistan dan Iran. Beberapa kelompok Baluch dan organisasi sektarian separatis juga aktif di provinsi tersebut.

Sejauh ini belum ada reaksi langsung dari pemerintah Pakistan.

Tamat di Suriah

Ilustrasi militan ISIS (AFP)
Ilustrasi militan ISIS (AFP)

Sementara itu, ISIS di Suriah dilaporkan tamat.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) mengumumkan kemenangannya atas kelompok (ISIS) di Suriah. Hal itu disampaikan oleh juru bicara SDF Mustafa Bali lewat pernyataan tertulisnya di akun Twitter.

"Pasukan Demokrat Suriah mengumumkan penghapusan total apa yang disebut kekhalifahan dan 100 % kekalahan teritorial ISIS #SDFDefalahanISIS," tulis Mustafa.

Dikutip dari laman BBC, Sabtu 23 Maret 2019, kelompok ekstrimis itu pernah menguasai 88.000 km persegi (34.000 mil) tanah yang membentang di Suriah dan Irak.

Meskipun kehilangan wilayah, kelompok ini masih dipandang sebagai ancaman keamanan utama yang mampu meningkatkan serangan di wilayah tersebut dan di seluruh dunia.

Aliansi SDF yang dipimpin Kurdi memulai serangan terakhirnya pada awal Maret, dengan gerilyawan yang tersisa bersembunyi di Desa Baghuz di Suriah timur.

Aliansi itu terpaksa memperlambat ofensifnya setelah diketahui bahwa sejumlah besar warga sipil ada di sana untuk berlindung di gedung, tenda dan terowongan.

Kekhawatiran Amerika Serikat

Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)
Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)

Terlepas dari jatuhnya ISIS, Amerika Serikat masih menyimpan kekhawatiran. Pejabat AS meyakini bahwa ISIS memiliki 15.000 hingga 20.000 pengikut bersenjata yang aktif di wilayah tersebut.

Banyak dari mereka yang hidup membaur bersama masyarakat. Sejumlah orang itu dikhawatirkan akan kembali tumbuh dan melakukan tindakan ekstremisme lainnya.

Bahkan, sebelum kekalahannya di Baghuz sudah dekat, ISIS melalui Abu Hassan al-Muhajir merilis rekaman audio yang berisikan pernyataan bahwa kekhalifahan mereka belum selesai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya