Liputan6.com, London - Para peneliti dari Oxford University dan Aberdeen mengungkap sebuah lokasi tepat di mana sebuah asteroid besar pernah menghantam Inggris. Sebelumnya, mereka telah menemukan tanda-tanda adanya tabrakan di masa lalu itu pada kunjungan lapangan 2008.
Lokasi kawah hasil tumbukan benda angkasa luar itu diketahui berada di bawah laut antara daratan Skotlandia dan Outer Hebrides, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (10/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan pengujian di bebatuan dekat Ullapool di barat laut Skotlandia mengungkap, sebuah asteroid dengan lebar sekitar satu mil pernah menabrak sebuah tempat di Minch --sebuah selat yang memisahkan Skotlandia dan Inner Hebrides dari Pulau Lewis and Harris, Inggris. Pulau yang dimaksud berada pada jarak enam mil di barat desa Lochinver.
Hantaman diperkirakan terjadi pada 1,2 miliar tahun yang lalu. Benda antariksa yang menumbuk permukaan Bumi itu memiliki kecepatan 38.000 meter per jam.
Kala itu, Bumi sebagian besar masih didominasi oleh kehidupan laut, belum berakar di darat. Saat tumbukan terjadi, apa yang saat ini disebut sebagai Skotlandia adalah tanah semi-kering yang terletak dekat dengan garis katulistiwa.
"Dampak (hantaman asteroid kala itu) dapat mengirim awan debu dan gas besar yang bergolak di beberapa ratus derajat, ke segala arah dari situs terdampak," kata Ken Amor, seorang peneliti Oxford yang memimpin penelitian terbaru itu. Saat ini, yang tersisa dalam kawah adalah air sedalam 200 meter dan tertutup sedimen.
Petunjuk Ditemukannya Kawah
Petunjuk pertama tentang dampak dari tumbukan asteroid itu telah ada sejak lebih dari satu dekade lalu, saat Amor membantu mahasiswa sarjana dalam kunjungan lapangan geologi di Dataran Tinggi Skotlandia.Â
Pada hari terakhir, para ilmuwan berhenti di Stoer, sebuah desa kecil, untuk memeriksa formasi batuan yang tidak biasa yang dikenal sebagai anggota Stac Fada (SFM).
Peneliti sebelumnya berspekulasi bahwa batu pasir merah yang khas itu berasal dari gunung berapi, tetapi Amor menyadari bahwa "gumpalan hijau aneh" di batu itu menyerupai fitur kawah tumbukan yang mendasari kota Nördlingen dekat Danube di Bavaria bagian barat.Â
Amor mengambil sampel SFM kemudian kembali ke Oxford. Ia lalu menemukan bukti kuat tentang serangan asteroid: kristal kuarsa yang telah dideformasi oleh guncangan akibat tumbukan asteroid.
Amor juga menemukan platinum dan paladium tingkat tinggi, logam yang diperkaya dengan meteorit. Nama itu diberikan pada batuan ruang angkasa yang bertahan melewati jalur berapi-api melalui atmosfer untuk mencapai permukaan Bumi.
Advertisement
Ekspedisi Pencarian Kawah
Setelah mengkonfirmasi bahwa asteroid telah turun di dekat Stoer, tim Amor mulai mencari kawah tumbukan. Dengan menggunakan tiga teknik independen yang menghamburkan debu dan batu-batu yang terlontar akibat benturan, para peneliti menelusuri mundur ke titik tumbukan.Â
Dengan asumsi kawah belum terkikis, maka mereka mungkin harus mendeteksi dengan survei refleksi seismik dari jenis yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan minyak prospektif, kata Amor. Studi lebih lanjut dari batu itu memungkinkan para ilmuwan untuk melacak meteorit itu kembali ke jenis asteroid yang masih mengorbit matahari.
Kawah hasil tumbukan benda angkasa luar dengan Bumi itu sebagian telah disapu oleh erosi dan aktivitas lempeng tektonik.
Satu hal yang dipelajari Amor dan timnya, yakni asteroid sebesar yang menabrak Minch itu diperkirakan datang "berkunjung" antara setiap 100.000 tahun dan sekali setiap 1 juta tahun. Sementara dampak yang ditimbulkan akan dramatis, yakni mengirimkan awan tertentu dan bola api tinggi ke langit.
Rincian riset itu terdapat dalam Journal of the Geological Society.