5 Fakta Ivanka Trump, Putri Donald Trump yang Curi Perhatian di KTT G20

Berikut adalah lima fakta tentang Ivanka Trump yang mencuri perhatian banyak pihak di acara pertemuan puncak KTT G20 di Osaka, Jepang.

oleh Siti Khotimah diperbarui 01 Jul 2019, 17:28 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 17:28 WIB
Ivanka Trump
Ivanka Trump akan Memilih Pimpinan Bank Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Putri pertama Presiden Amerika Serikat Ivanka Trump, menyedot perhatian publik atas kehadirannya dalam KTT G20 di Osaka, Jepang. Sebagian mempertanyakan status apa di Gedung Putih yang memberinya mandat untuk mengikuti rapat setingkat pemimpin negara tersebut.

Baru-baru ini, pemerintah Prancis merilis klip singkat dari diskusi di KTT G20. Dalam video dengan durasi 19 detik, tampak putri Donald Trump itu berusaha bergabung dalam percakapan antara Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Direktur IMF Christine Lagarde, dan PM Inggris Theresa May.

Di antara reaksi yang tersebar luas di media sosial, sebagian mengkritik sikap Ivanka. Seorang anggota parlemen AS dari kubu Demokrat yang tengah naik daun, Alexandria Ocasio-Cortez, mengatakan kehadiran putri sulung Trump itu "melukai pendirian diplomatik" negaranya.

"AS membutuhkan presiden kita yang berada di dalam G20. Membawa seorang diplomat yang berkualitas juga tidak ada salahnya," kata Alexandria Ocasio-Cortez.

Rupanya, Ivanka tak hanya mengikuti G20. Pada hari Minggu, ayah dan anak perempuannya itu mengambil langkah diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka melalui Zona Demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan, memasuki daerah kedaulatan Pyongyang.

Banyak orang yang belum mengetahui siapa Ivanka Trump dan sepak terjang kariernya. Berikut adalah lima fakta tentang Ivanka Trump, dikutip dari Biography.com, Senin (1/7/2019).

Putri Sosialita dan Pengusaha Kaya Raya

Ivanka Trump
Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump tiba di Bandara Internasional Incheon di Incheon, Korea Selatan, (23/2). (AP Photo/Ahn Young-joon. Pool)

Ivanka lahir pada 30 Oktober 1981 di Mahattan, AS dari pasangan suami-istri seorang model sosialita Ivana dan maestro real estat Donald Trump. Ayah dan ibu Ivanka cerai saat ia masih berusia 10 tahun.

Berkarier sebagai Model

Ivanka Trump
Ivanka Trump tiba menghadiri konferensi pers pertemuan antara PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump di Rose Garden, Gedung Putih, Washington (7/6). Ivanka tampil cantik mengenakan gaun Oscar de la Renta seharga $ 2.390. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Putri pertama Donald Trump itu melanjutkan di Sekolah Chapin yang berasrama kemudian pindah ke Choate Rosemary Hall di Connecticut.

Pada usia 14 tahun, Ivanka menjajal berkarier di dunia modeling. Ia kemudian menjadi gadis sampul majalan Seventeen pada 1997 dan menjadi model untuk sejumlah merek ternama seperti Thierry Mugler, Versace, dan Marc Bouwer.

Mengurus Bisnis Keluarga

Ivanka Trump
Penasehat Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump tersenyum saat menghadiri pertemuan di pasar Bursa Saham Peru selama Pertemuan Bisnis Amerika III di Lima (12/4). Ivanka tampil cantik dengan busana biru bermotif kembang. (AFP Photo/Ernesto Benavides)

Setelah berkecimpung di dunia modeling dalam beberapa waktu, Ivanka memutuskan untuk memutar langkahnya memasuki dunia bisnis. Setelah lulus dari Wharton School di University of Pennsylvania, Ivanka menghabiskan dua tahun bekerja di sebuah perusahaan pengembangan real estat di luar organisasi ayahnya. 

Setelah belajar seluk belus bisnis, Ivanka bergabung dengan Trump Organization dan naik ke posisi tinggi di bisnis keluarga itu. Ia menjadi wakil pimpinan bidang akuisisi dan pengembangan.

Ia mendidikan Trump Hotel Collection, bekerja sama dengan dua saudara lelakinya, Donald Jr dan Eric.  Mereka berhasil mengelola manajemen usaha hotel mewah yang sukses.

Berkarier Politik?

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo terlihat berbicara dengan Ivanka Trump, putri Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Dok.Instagram/@sekretariat.kabinet/https://www.instagram.com/p/BzSNgoFAsMO/Komarudin)

Ivanka awalnya dekat dengan kedua kubu politik di AS, baik Demokrat maupun Republik. Pada 2007 ia mendukung pemilihan presiden Hillary Clinton dan merupakan teman Chelsea Clinton.

Sementara pada 2012 ia mendukung Mitt Romney sebagai presiden. Setahun kemudian, ia dan suaminya menjadi tuan rumah pengumpulan dana untuk Senator New Jersey Demokrat Cory Booker . 

Ia aktif terlibat dalam kampanye politik saat Donald Trump mencalonkan diri sebagai presiden AS dalam pemilu 2016 lalu.

Setelah pemilu dimenangkan Donald Trump, Ivanka dan saudarara kandungnya Donald Jr. dan Eric, serta suaminya Jared Kushner ditunjuk sebagai anggota transisi presiden AS.

Setelah pelantikan ayahnya, Ivanka dan Kushner ditunjuk sebagai penasihat senior Gedung Putih.

Pada Maret 2017 Ivanka mengatakan bahwa dirinya akan menjadi pegawai Gedung Putih yang tidak dibayar.

"Saya telah mendengar kekhawatiran beberapa orang ... saya sebaliknya akan melayani sebagai karyawan yang tidak dibayar di Kantor Gedung Putih, tunduk pada semua aturan yang sama dengan karyawan pemerintah federal lainnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Sepanjang proses ini saya telah bekerja erat dan dengan itikad baik dengan penasihat Gedung Putih dan penasihat pribadi saya untuk mengatasi peran saya yang belum pernah terjadi sebelumnya," lanjutnya. 

'Diplomat' Tak Terduga?

Ivanka Trump Resmikan Kedutaan AS di Yerusalem, 54 Dubes Memboikot
Putri Donald Trump Ivanka Trump berdiri di samping plakat saat peresmian pembukaan kedutaan AS di Yerusalem (14/5). (AP Photo/Sebastian Scheiner)

Ivanka sering tampil dalam panggung internasional.

Pada November 2017, sesaat sebelum jadwal kedatangan ayahnya sebagai bagian dari tur Asia, Ivanka Trump menjadi pembicara tamu pada konferensi multinasional. Saat itu ia menghadiri pertemuan yang membahas tentang pemberdayaan wanita di Tokyo, Jepang.

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi bagian dalam KTT Kewirausahaan Global (GES) di India. Keterlibatan Ivanka Trump dalam GES terjadi di tengah rumor keretakan hubungan antara sang penasihat senior Gedung Putih dengan Menteri Luar Negeri AS saat itu Rex Tillerson.

Terakhir, ia berpartisipasi dalam KTT G20 bersama dengan presiden negara-negara anggota. Hal itulah yang menuai kontroversi banyak pihak baik dalam Negeri Paman Sam maupun dunia internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya