Liputan6.com, Jakarta - Jejak kaki astronaut NASA, yang menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan (lewat misi Apollo 11), diabadikan dalam bentuk replika tiga dimensi (3D).
Menjelang peringatan 50 tahun misi bersejarah itu, Master Replicas Group (perusahaan spesialis koleksi budaya pop dan fiksi ilmiah) mencetak replika tapak sepatu astronaut NASA Edwin "Buzz" Aldrin (Buzz Aldrin) yang kala itu berjalan-jalan di permukaan Bulan bersama Neil Armstrong.
Ukuran, warna, dan struktur replika pun terlihat sama persis dengan yang asli. Semuanya dibuat mirip dengan jejak kaki antariksawan itu.
Advertisement
"Ini milik Buzz, bukan Neil," ucap Steve Dymszo, CEO Master Replicas Group, mengatakan kepada Space.com yang dikutip pada Rabu (9/7/2019).
"Mereka sebenarnya memiliki ukuran sepatu yang berbeda, dan ada tanda khusus pada boot keduanya," imbuhnya.
Aldrin dan Armstrong mendarat di permukaan Bulan pada tanggal 20 Juli 1969, dan melakukan moonwalk bersama-sama selama 2,5 jam di luar pesawat pendarat (lander) mereka pada satu hari kemudian.
Tim di Master Replicas Group menggunakan foto resolusi tinggi untuk mengambil gambar jejak sepatu boot Buzz Aldrin dan menciptakan model 3D melalui fotogrametri --teknologi yang menghasilkan pengukuran dari sebuah potret.
Model ini dibuat dengan menggunakan cetakan resin yang ringan namun tahan lama. Beberapa sampel uji bahkan dilempar ke lantai yang ada di gudang Master Replicas Group, dan tidak pecah.
Replika 3D tersebut punya ukuran 11x16 inci (28x40 cm) dan dapat digantung atau diletakkan sebagai pajangan. Pihak perusahaan menjual satu unit replika ini seharga US$ 195 atau sekitar Rp 2,7 juta.
Sedangkan proses mencetaknya diciptakan oleh Smooth-On, sebuah perusahaan pencetakan dan pengecoran yang berbasis di Amerika Serikat.
"Ini bagian utamanya," ujar Dymszo. "Jadi kami membawanya ke sana (Smooth-On) karena kualitas yang dihasilkan tinggi. oleh sebab itu, harganya pun mahal."
Bagi Anda yang ingin mengoleksi tiruan jejak kaki Buzz Aldrin, Anda bisa memesannya secara online pada tautan berikut.
Khayalan Manusia ke Bulan Jadi Kenyataan
Pada 21 Juli 1969 salah satu khalayan terbesar di dunia yang dulu sama sekali tidak pernah pernah terbayangkan, akhirnya terwujud.
Mimpi besar itu diwujudkan dua astronaut asal Amerika Serikat (AS), Neil Armstrong dan Edwin 'Buzz' Aldrin.
"Satu langkah kecil bagi manusia, satu lompatan raksasa bagi umat manusia," sebut Armstrong saat pertama kali menginjakkan kaki di Bulan, seperti dikutip dari BBC History, Kamis, 20 Juli 2017.
Armstrong dan Aldrin berangkat menggapai mimpi dengan menumpang pesawat ulang-alik legendaris Apollo 11.
Saat tiba di satelit alami Bumi, Armstorng langsung melapor ke markas badan antriksa AS (NASA) bahwa mereka telah mendarat di Bulan dengan selamat.
Ia lalu, menjelaskan bagaimana struktur Bulan. Menurutnya, dataran di sana layaknya bubuk arang.
Satu hari setelahnya, lokasi pendaratan mereka telah berubah menjadi kawah yang dalam, sekira 30 sentimeter.
Usai melapor ke markas NASA di Houston AS, dua astronaut itu melakukan beberapa percobaan. Seperti melompat ke Bulan yang punya gravitasi lebih kecil dibanding Bumi.
Selain itu, mereka menancapkan bendera AS di Bulan dan memasang plakat yang ditandatangani oleh Presiden Nixon.
"Di sini manusia dari planet Bumi yang menginjakkan kaki pertama kali di Bulan pada Juli 1969. Kami datang bagi perdamaian seluruh umat manusia," demikian tulisan yang tertera pada plakat itu.
Pendaratan bersejarah orang pertama di Bulan disiarkan di seantero Negeri Paman Sam. Gambaranya berasal dari kamera yang dipasang di pesawat yang mengantarkan mereka.
Masyarakat AS pun bergembira dan bersukacita atas keberhasilan duo antariksawan tersebut. Sama seperti Presiden Nixon, mereka merasa bangga karena menjadi bangsa pertama yang berhasil menapaki kaki di Bulan -- di tengah persaingan sengit eksplorasi angkasa luar melawan Uni Soviet.
"Ini merupakan momen paling bersejarah yang pernah terjadi," ujar Nixon di Gedung Putih.
Advertisement
Kisah Apollo 11
Apollo 11 terbang dari landasan di Cape Kennedy, Florida. Sekitar 1 juta orang, sebagian besar warga Amerika Serikat berkumpul untuk menyaksikan momen bersejarah tersebut. Melihat bagaimana roket Apollo mengeluarkan api dan asap dan menuju angkasa luar.
Seperti dimuat BBC on This Day, peluncuran roket berjalan tepat waktu sesuai yang dijadwalkan, yakni pada pukul 14.32 waktu setempat. Beberapa detik sebelum roket terbang, terlihat bagaimana api berkobar di belakang pesawat hingga sekitar 20 hektar. Para penonton melihat dari kejauhan.
Wakil Presiden AS saat itu, Spiro Agnew, yang ikut menyaksikan langsung peluncuran roket, mengatakan, "Dengan terbangnya Apollo 11 ini, Amerika kini telah memasuki era baru penjelajahan angkasa luar.
Sekitar 12 menit kemudian, Apollo 11 yang membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin telah mencapai orbit Bumi. Mereka sebelumnya telah berpengalaman terbang ke antariksa dan menjalani pelatihan intensif selama beberapa bulan sebelum misi ke satelit alami Bumi.
Sekitar 2 jam kemudian, mereka memasuki tahap ketiga: pelepasan modul pesawat untuk melontarkan pesawat kecil yang diduduki para astronaut. Proses pelontaran selalu berjalan mulus, bahkan Armstrong mengaku sangat menikmati perjalanan tersebut.
"Kami tak ada gangguan apapun di 3 tahap (pelontaran). Perjalanan ini justru sangat mengagumkan," ungkap Neil Armstrong.
Empat hari kemudian, 21 Juli 1969, akhirnya Neil Armstrong berhasil tiba dan menginjakkan kaki di Bulan. Ia melapor ke markas Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Houston (lokasi kantor NASA).
"Kami sudah tandai basecamp di sini. Eagle sudah mendarat". Diikuti Buzz Aldrin yang turun dari pesawat 20 menit kemudian," kata Armstrong kala itu.