Liputan6.com, Jakarta - Komedian Retno Prayudati alias Nunung ditangkap polisi atas penggunaan narkoba jenis sabu bersama suaminya July Jan Sambiran. Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka usai digrebek di kediamannya di daerah Tebet, Jakarta pada Jumat 19 Juli.
Kepada polisi, Nunung mengaku telah menggunakan sabu sejak 20 tahun lalu. Alasannya untuk menambah stamina lantaran aktivitas syuting yang padat.
Baca Juga
Apakah sabu memang dapat meningkatkan stamina? Menurut Dr. Nicole Lee, seorang yang mengonsumsi Methamfetamin, atau yang di Indonesia dikenal dengan nama sabu adalah stimulan kuat dan sangat adiktif yang memengaruhi saraf pusat.Â
Advertisement
Berdasarkan berbagai sumber, World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengantongi angka penyalahgunaan narkoba pada 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.
Sebenarnya bagaimana sejarah sabu bisa berkembang di dunia? Mengapa yang membuatnya menjadi populer di kalangan masyarakar? Berikut penjelasannya:
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Sejarah Munculnya Sabu
Sejak Perang Dunia ke-II, Metamfetamin atau sabu sebenarnya sudah digunakan secara luas. Para pasukan menggunakannya agar mereka tetap terjaga saat peperangan. Pilot Kamikaze Jepang menggunakan sabu untuk membantu mereka dalam misi bunuh diri.
Dalam misi tersebut, terjadi penyalahgunaan yang dilakukan pasukan Jepang. Dosis tertinggi diberikan kepada pilot tersebut dengan suntikan menjadi epidemis (wabah).
Menurut duniabebasnarkoba.org, Amfetamin pertama kali dibuat pada 1887 di Jerman dan Metamfetamin yang lebih kuat dan mudah dibuat dikembangkan di Jepang pada 1919. Bentuknya berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Metamfetamin adalah salah satu jenis Amfetamin yang dipasarkan pada 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Jenis satu lagi yaitu MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin) yang biasa dikenal dengan nama ekstasi.
Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA yang dapat mencapai 12 jam dan efek halusinasinya lebih kuat.
Pada 1950-an, Metamfetamin diberikan dengan resep dokter untuk membantu diet dan melawan depresi. Hal ini digunakan oleh mahasiswa, supir-supir trus dan olahragawan sebagai stimulan tanpa resep dokter.
Penggunaan pun kian menjaring luas oleh masyarakat. Pada 1960-an penyalahgunaan obat tersebut meningkat.
Pemerintah Amerika kemudian melegalkan penggunaannya pada 1970. Geng sepeda motor yang hidup di pedalaman mengontrol semua produksinya saat itu. Hingga saat ini narkoba semakin meluas di dunia. Di Asia sendiri negara yang menghasilkan bubuk putih itu berada di Thailand, Myanmar, dan China.
Advertisement
Apa yang Membuatnya Populer?
Dari semua jenis narkoba yang ada, Metamfetamin termasuk salah satu yang lebih populer dikonsumsi masyarakat. Sebenarnya apa yang menarik dari obat tersebut?
Pengaruh dari penggunaan Metamfetamin berdampak pada bio psiko-sosial sesorang, dengan kata lain dapat berpengaruh ke dalam masalah mental juga lingkungan sekitar.
Penggunaan ini terjadi oleh berbagai faktor seperti stres, depresi, kurang bertstamina. Jika pengguna semakin sering mengonsumsi, maka yang terjadi ialah efek kecemasan, disforia dan banyak bicara.
Beberapa pengguna mengatakan, cara pemakaian yang tidak sulit menjadi salah satu alasan sabu menjadi narkoba favorit. Selain itu, durasi efek dari sabu yang cukup lama dibanding yang lain juga menyebabkan pengguna memakai sabu untuk meningkatkan staminanya.
Â
Reporter: Aqilah Ananda Purwanti