Rusia Siap Bantu Pemindahan Ibu Kota Indonesia Lewat Proyek Infrastruktur

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mendukung rencana pemerintah RI untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Sep 2019, 16:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 16:30 WIB
Duta Besar Russia di Indonesia Lyudmila Vorobieva (Liputan6.com/Windy Febriana)
Duta Besar Russia di Indonesia Lyudmila Vorobieva, mengadakan konferensi pers secara teratur di Kedutaan Russia (Liputan6.com/Windy Febriana)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk RI, Lyudmila Vorobieva mendukung rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur --sebagian di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Indonesia negara berdaulat dan keputusan pemindahan ibu kota adalah keputusan Anda (pemerintah RI)," kata Lyudmila di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Ia menambahkan bahwa Negeri Beruang Merah, "bersedia membantu" dalam sejumlah investasi proyek infrastruktur baru jika Indonesia mengizinkan.

"Ya, kami siap membantu membangun infrastruktur di Kalimantan," ujar Lyudmila.

Namun, ia mengatakan bahwa semua keputusan "ada di tangan pemerintah (RI)."

Di samping wacana kerja sama investasi proyek infrastruktur terkait pemindahan ibu kota, Rusia tengah memegang dua rancangan sejak beberapa tahun terakhir, yaitu; proyek rel kereta api Trans Kalimantan (antar provinsi) oleh Russian Railways, serta pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Kedua proyek itu masih menunggu finalisasi dari pemerintah Indonesia.

Seperti dikutip dari Antara, konsep awal kereta api hanya untuk angkutan barang. Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah RI ingin kereta api yang tersedia nantinya juga diperuntukkan bagi penumpang komersial.

Proyek pembangunan rel kereta di Kalimantan merupakan investasi Rusia di Indonesia sejak 2016 --Liputan6.com melaporkan tiga tahun lalu.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov, menyatakan pada 2016 tentang kesiapan Negeri Beruang Merah menggelontorkan dana kurang lebih US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun (estimasi kurs: Rp 14.000 per dolar AS) untuk pembangunan jalur kereta api Trans Kalimantan.

Rencananya, dana tersebut akan dipergunakan secara bertahap selama empat fase. Diharapkan, infrastruktur rel kereta api tersebut bisa selesai pada 2020 dan langsung bisa digunakan.

Untuk mengerjakan proyek tersebut perusahaan kereta api asal Rusia sudah membentuk anak usaha di Kalimantan.

Jalur kereta Trans Kalimantan memiliki panjang 713,01 kilometer. Nantinya trans kalimantan akan melayani 4 rute diantaranya adalah rute Tanjung-Paringin-Barabai-Kendangan-Rantau-Martapura-Banjarbaru-Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin sepanjang 196,27 kilometer.

Kemudian untuk pembangunan PLTN nantinya, akan dilakukan di sejumlah wilayah, termasuk Kalteng. Nantinya akan dilakukan kajian secara mendalam oleh tim teknis, guna menentukan lokasi PLTN dengandaya yang paling besar atau di atas 1.000 mega watt serta yang di bawahnya.

Simak video pilihan berikut:

Cerita Rusia Pindah Ibu Kota

Jelang Pemilihan Presiden Rusia, Kampanye Vladimir Putin Dihadiri 130 Ribu Orang
Seorang peserta mengibarkan bendera Rusia saat mendegarkan pidato Vladimir Putin dalam sebuah kampanye di stadion Luzhniki di Moskow (3/3). Putin pun telah bersiap untuk memperoleh periode keempatnya sebagai presiden Rusia. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Rusia juga pernah melaksanakan pemindahan ibu kota kata Dubes Lyudmila.

"Pernah, pada masa kekaisaran Abad ke-18, dari Moskow ke St. Petersburg pada 1712," jelasnya.

Perubahan rezim, pemerintah dan ideologi Rusia, dari kekaisaran ke komunis, menyaksikan Rusia melakukan pemindahan ibu kota dari St. Petersburg kembali ke Moskow pada 1918.

"Rezim komunis pada saat itu mengatakan, Petersburg terlalu dekat ke Eropa Barat. Jadi kita kembali lagi ke Moskow," canda Lyudmila.

"Ini adalah hal yang sering terjadi di dunia, Malaysia pernah, Myanmar juga, dan lain-lain."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya