Jelang Peringatan Tragedi 9/11, Kedutaan AS di Afghanistan Diserang Roket

Selang beberapa menit menjelang hari Rabu, peringatan serangan 9/11 di Amerika Serikat, kedutaan AS di Afghanistan diserang roket.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Sep 2019, 15:51 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2019, 15:51 WIB
Gumpalan asap di dekat Kedutaan AS di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 11 September 2019. (AP/Cara Anna)
Gumpalan asap di dekat Kedutaan AS di Kabul, Afghanistan pada Rabu, 11 September 2019. (AP/Cara Anna)

Liputan6.com, Kabul - Sebuah roket meledak di Kedutaan besar AS di Afghanistan. Insiden ini terjadi selang beberapa menit menjelang hari Rabu, peringatan serangan 9/11 di Amerika Serikat.

Menurut laporan AP, Rabu (11/9/2019), para pejabat di kompleks itu kemudian menyatakan semuanya aman sekitar satu jam setelah ledakan. Melaporkan tidak ada yang terluka akibat insiden tersebut.

Gumpalan asap membubung di atas Kabul tak lama tengah malam dan suara sirene berkumandang. Di dalam kedutaan, karyawan mendengar pesan melalui pengeras suara: "Sebuah ledakan yang disebabkan oleh roket telah terjadi di kompleks."

Sejauh ini belum ada komentar langsung dari pejabat Afghanistan. Misi NATO, yang berada di dekatnya, juga mengatakan tidak ada personel yang terluka.

Dua bom mobil Taliban mengguncang Kabul pekan lalu, menewaskan beberapa warga sipil dan dua anggota misi NATO. Trump mengutip kematian seorang warga AS. dalam salah satu ledakan itu sebagai alasan mengapa dia sekarang menyebut pembicaraan AS-Taliban "mati."

Mengutip Al Jazeera, ledakan itu terjadi pada Kamis di Shash Darak, daerah dengan pengamanan kuat yang bersebelahan dengan Green Zone atau Zona Hijau dan rumah bagi beberapa kompleks penting, termasuk Direktorat Keamanan Nasional (NDS), Dinas Intelijen Afghanistan, dan Kedutaan Besar AS.

Setidaknya 10 warga sipil tewas dan 42 orang cedera dalam serangan yang diklaim oleh Taliban pada 5 September, saat pembicaraan damai dengan Amerika Serikat digelar di Doha, Qatar, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Serangan Sebelum Peringatan Tragedi 11 September

Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Itu adalah serangan besar pertama di ibu kota Afghanistan sejak Presiden Donald Trump tiba-tiba membatalkan pembicaraan AS-Taliban pada akhir pekan, di ambang kesepakatan yang tampaknya akan mengakhiri perang terpanjang Amerika.

Peringatan 9/11 adalah hari yang sensitif di ibu kota Afghanistan dan hari di mana serangan telah terjadi. Invasi pimpinan-AS ke Afghanistan tak lama setelah serangan tahun 2001 menggulingkan Taliban, yang telah menyembunyikan Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda dan dalang serangan.

Dalam hampir 18 tahun pertempuran sejak saat itu, jumlah pasukan AS di Afghanistan melonjak hingga 100.000 dan turun secara dramatis setelah bin Laden terbunuh di negara tetangga Pakistan pada 2011.

Sekarang sekitar 14.000 tentara AS masih di sana dan Trump menyebutnya "konyol", setelah sekian lama berada di sana dan menghabiskan miliaran dolar.

Sejauh ini tak jelas apakah pembicaraan AS-Taliban akan dilanjutkan.

Hampir 3.000 orang meninggal pada 11 September 2001, atau tragedi 9/11. Aksi terorisme terburuk di tanah Amerika.

Hari ini - 18 tahun kemudian - mereka akan dikenang pada peringatan di Ground Zero di New York.

Seperti yang telah terjadi di beberapa tahun belakangan, nama-nama mereka yang tewas di World Trade Center, Pentagon dan di Penerbangan 93 akan dibacakan dalam upacara peringatan mengenang para korban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya