Liputan6.com, Afghanistan - Bom mobil di sekitar wilayah kediaman Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat untuk Afghanistan serta misi diplomatik, menewaskan setidaknya tiga orang. Sementara itu, puluhan orang lainnya terluka dalam insiden ledakan bom yang terjadi di Shash Darak, Afghanistan pada Kamis (5/9/2019) waktu setempat.
Juru bicara Kemenetrian Dalam Negeri, Nasrat Rahimi mengungkapkan sebuah bom mobil meledak di jalan utama dan polisi telah mensterilkan daerah tersebut. Taliban telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom tersebut, seperti dilansir aljazeera.com
Baca Juga
Ledakan keras mengguncang ibu kota Afghanistan, dan dilaporkan serangan bom terjadi pada daerah berbenteng kuat dan berdekatan dengan pusat pemerintahan Zona Hijau atau lokasi yang memiliki basis militer kuat.
Advertisement
Daerah sekitar ledakan tersebut juga merupakan kompleks penting, termasuk lokasi Direktorat Keamanan Nasional (NDS), dinas intelijen Afghanistan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Upaya Penyelamatan Korban Ledakan
Kemendagri Afghanistan, Nasrat Rahimi mengungkapkan bantuan untuk mengamankan para korban sedang diupayakan. "Ambulans dan tim penyelamat sedang dilarikan ke lokasi ledakan (bom)," pungkas Kemendagri.Â
Sementara itu, direktur rumah sakit Wazir Mohammad Akbar Khan, Gul Ahmad Ayubi menyatakan bahwa korban ledakan bom tersebut telah dibawa ke rumah sakit, baik korban meninggal ataupun korban luka-luka.
Tiga jenazah dan 30 orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit terdekat (rumah sakit Wazir Mohammad Akbar Khan), tutur Gul Ahmad Ayubi dalam keterangannya.
Advertisement
Perjanjian Damai
Ibu kota telah dicengkram oleh gelombang kekerasan dan mematikan, bahkan setelah Amerika Serikat dan Taliban telah mencapai kesepakatan. Kesepakatan tersebut akan membuat Pentagon menarik tentara Amerika Serikat dari wilayah Afghanistan dengan imbalan berbagai janji keamanan Taliban.
Perunding utama Amerika Serikat untuk perdamaian di Afghanistan, Zalmay Khalilzad menyatakan minggu ini kedua pihak (Amerika Serikat-Afghanistan) telah menyusun rancangan kerangka perjanjian.Â
Dalam kerangka perjanjian tersebut pasukan Amerika Serikat akan menanggalkan lima pangkalan militer dari Afghanistan dalam kurun waktu 135 hari sejak penandatanganan pakta perjanjian tersebut.Â
Zalmay Khalizad diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat Afghanistan dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) untuk menjelaskan rancangan perjanjian 'damai' yang masih memerlukan persetujuan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.Â
Â
Reporter: Hugo Dimas