Anjuran Berangkat Awal Agar Tak Terjebak Macet Picu Amarah Masyarakat Manila

Seorang juru bicara presiden dikritik atas pernyataannya yang dianggap 'tidak sensitif' pada permasalahan transportasi yang ada di Manila.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2019, 08:57 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2019, 08:57 WIB
Tak hanya di Jakarta, macet juga dirasakan oleh warga Manila, Filipina (Liputan6.com/Citra Dewi)
Tak hanya di Jakarta, macet juga dirasakan oleh warga Manila, Filipina (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Manila - Seorang juru bicara Presiden Filipina, Salvadore Panelo dikritik pedas atas perkataannya yang menepis kekhawatiran para pengguna jalan di  Manila, salah satu kota paling macet di dunia.

Dikutip dari BBC pada Kamis, (10/10/2019), kerusakan kereta api, serta lalu lintas yang semakin memburuk memojokkan masyarakat Manila yang menggunakan kendaraan umum atau pribadi.

Ucapan Salvador yang dikritik adalah, ia meminta untuk para masyarakat yang ingin tiba ke tujuannya dengan cepat agar berangkat lebih awal. Dan hal ini menyebabkan banyak orang Filipina frustasi dengan kondisi tersebut, mengatakan bahwa Salvador tida melihat realitas yang terjadi.

Tak hanya juru bicaranya yang dikritik, sang presidennya juga tak luput jadi sasaran kecaman. Ia juga dikritik atas kelakuannya yang membeli sebuah pesawat militer bekas AS seharga $39,9 juta atau setara 558 miliar rupiah, untuk digunakan sebagai jet pribadinya.

Pihak pemerintah mengatakan kalau jet itu akan dikirim tahun depan. Dan mereka mengatakan, kalau pesawat itu juga nantinya akan digunakan oleh pejabat senior lainnya dalam situasi genting. Namun, pernyataan tersebut tidak dianggap baik oleh masyarakat Filipina.

"Lalu lintas Manila semakin buruk dan lebih buruk dan pemerintah menghadiahi diri mereka sendiri dengan junkets dan jet. Ini gila," kata satu tweet.

Salvador Panelo: Kalau Ingin Cepat Sampai, Pergilah Lebih Awal

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (AP/Bullit Marquezz)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte (AP/Bullit Marquezz)

Manila yang memiliki hampir dua juta penduduk, merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Kota ini mengalami krisis kemacetan sejak tahun 2015, bahkan dinobatkan sebagai kota terburuk untuk berkendara.

Namun, Salvador tidak menyukai pernyataan tersebut. Ia mengatakan bahwa ia tidak melihat apa yang disebutkan Manila bermasalah dengan 'krisis transportasi', ia menekankan bahwa ia hanya melihat sebuah lalu lintas.

"Solusinya untuk bisa sampai ke tempat tujuan anda lebih cepat yaitu, untuk pergi ke sana lebih awal," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Pernyataannya tidak terdengar baik di telinga masyarakat. Seorang aktivis mahasiswa, John Gemuel Maramba mengatakan bahwa krisis transportasi ada setiap saat di Manila.

"Siswa berangkat jam 5 pagi untuk kelas 8 pagi. Jutaan orang bergantung pada transportasi umum untuk pergi ke sekolah dan bekerja, namun mengalami masalah di lalu lintas yang sangat lambat, kendaraan umum yang penuh sesak dan kereta yang tidak berfungsi. Ada banyak tekanan dan kemarahan yang berasal dari sistem yang buruk," sebut John.

Masalah Lalu Lintas

Kemacetan jalanan di Manila dipantau dari Google Maps (Liputan6.com/Citra Dewi)
Kemacetan jalanan di Manila dipantau dari Google Maps (Liputan6.com/Citra Dewi)

Masalah lalu lintas diperparah baru-baru ini oleh tiga kerusakan kereta api utama - membuat beberapa penumpang tidak punya pilihan selain berjalan di sisa perjalanan mereka.

Banyak orang Filipina di media sosial mengekspresikan kemarahan atas pernyataan "tidak sensitif" Salvador, dan menyuarakan pandangan mereka tentang sistem pemerintahan yang "gagal".

"Krisis transportasi massal itu nyata," tulis seorang pengguna Twitter. "Jangan setuju dengan pejabat tinggi yang memberi tahu siapa yang sebaliknya, yang dirinya sendiri bahkan tidak menggunakan transportasi umum untuk berkeliling."

Para aktivis dan organisasi politik juga membahas mengenai pernyataan Salvador yang sebenarnya tidak mengerti tentang penderitaan sehari-hari masyarakat di perjalanannya.

"Itu hanya menunjukkan bahwa dia, sebagai pejabat istana, jelas tidak memiliki pengetahuan tentang kehidupan komuter dan krisis transportasi massal," kata aliansi Bagong Alyansang Makabayan (Bayan).

 

Reporter: Windy Febriana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya