Liputan6.com, Tokyo - Topan Hagibis mendekati wilayah daratan Pulau Honshu, Jepang, sejak Sabtu (12/10/2019) dini hari. Otoritas setempat telah memberikan peringatan kepada seluruh warga untuk waspada, termasuk kemungkinan banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi dan meluapnya air sungai.
KBRI Tokyo dan KJRI Osaka juga sudah mengeluarkan imbauan kepada WNI yang tinggal di Jepang untuk selalu awas diri dan mengikuti perkembangan informasi terkini, serta arahan otoritas setempat.
Advertisement
Baca Juga
"Hingga saat ini belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban langsung dari Badai Hagibis. Jumlah WNI di Jepang mencapai 56.346 orang,' demikian keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu (12/10/2019).
Selain itu, jika ada WNI yang menghadapi situasi kedaruratan dapat menekan "Tombol Darurat" pada aplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri.
Sedangkan hotline KBRI Tokyo adalah +8180-4940-7419 dan +8180-3506-8612. Untuk hotline KJRI Osaka: +8180-3113-1003.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Satu Orang Tewas di Dalam Truk Terguling
Topan Hagibis yang menghantam Jepang pada Sabtu (12/10/2019) dilaporkan menelan korban jiwa pertamanya. Seorang pria berusia 49 tahun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah truk mini yang terguling akibat terpaan angin kencang di Chiba, timur Tokyo.
"Dia sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi kemudian meninggal," kata Hiroki Yashiro, juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Ichihara, Chiba, dikutip dari Channel News Asia pada hari ini.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengatakan, pusat badai diperkirakan mendarat di tengah atau timur Jepang pada Sabtu malam, dengan embusan angin maksimum sebesar 216 km/jam.
Sedangkan Earth Observatory NASA menyampaikan bahwa Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada satelit Aqua menangkap gambar awan bagian luar Topan Hagibis yang sudah mengenai daerah pantai sebelah timur negara tersebut.
Hagibis diperkirakan akan menjadi badai pertama dengan peringkat "sangat kuat" yang melanda Pulau Honshu sejak 1991, ketika sistem kategorinya diperkenalkan, menurut media setempat.
Pada tengah hari, 1,64 juta orang di daerah yang terdampak sudah berada di bawah perintah evakuasi. Pihak berwenang di Jepang mendesak agar para lansia, disabilitas, dan mereka yang memiliki anak-anak untuk pergi lebih awal.
JMA menyebut Hagibis adalah badai besar yang luar biasa, diprediksi membawa "angin brutal dan merubah lautan jadi ganas." Curah hujan tinggi pun memantik kekhawatiran pejabat setempat, dengan peringatan gelombang pasang menjelang Bulan purnama yang bisa meningkatkan risiko banjir.
Advertisement