Qantas Kandangkan Sebuah Boeing 737, Ada Keretakan Dekat Sayap Pesawat

Maskapai Australia Qantas terpaksa mengandangkan sebuah pesawatnya tipe Boeing 737 karena temuan keretakan di pesawatnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Nov 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 10:15 WIB
Qantas
Qantas (dok. Qantas)

Liputan6.com, Canberra - Maskapai penerbangan asal Australia, Qantas, mengandangkan salah satu pesawat Boeing 737 NG-nya setelah menemukan "keretakan" di satu bagian dari pesawatnya.

Dilansir dari BBC, Jumat (1/11/2019), maskapai itu mengatakan bahwa beberapa maskapai penerbangan sedang memeriksa 737 armada NG mereka setelah salah satu pesawat Boeing di area di dekat sayap dinyatakan mungkin rawan retak.

Kantor berita AFP melaporkan bahwa kini, hingga 50 pesawat secara global terpaksa mengandangkan karena masalah yang sama.

"Bahkan ketika ada retakan, hal itu tidak segera membahayakan keselamatan pesawat," ucap pihak Qantas.

"Kami tidak akan pernah mengoperasikan pesawat terbang kecuali jika benar-benar aman dan siap untuk terbang," tambahnya.

Pesawat Boeing tersebut menyatakan bahwa retakan telah ditemukan di "pickle fork", bagian dari pesawat yang membantu menempelkan sayap.

Bulan lalu, regulator AS memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan semua 737 pesawat NG yang telah melakukan lebih dari 30.000 penerbangan.

Qantas mengatakan tidak ada armada 737 NG-nya yang diterbangkan lebih dari 30.000 kali. Ditambahkannya, pesawat yang retak itu hanya melakukan kurang dari 27.000 perjalanan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berada di Bawah Tekanan

Nikmati Atraksi di Australia dengan Penawaran Harga Spesial
Jika masih bingung atraksi lokal seperti apa yang bisa dinikmati di Australia, Qantas menawarkan harga spesial untuk menikmati atraksi lokal terbaik. (Foto: Qantas)

Masalah ini muncul setelah Boeing terpaksa mendaratkan model 737 MAX yang lebih terbaru pada Maret, setelah dua  kecelakaan fatal terjadi sebelumnya.

Tragedi itu terjadi di Indonesia Oktober lalu, dan di Ethiopia Maret yang kemudian menewaskan total 346 orang.

Pada Rabu 30 Oktober, kepala eksekutif Boeing Dennis Muilenburg mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa perusahaan itu telah melakukan kesalahan terkait dengan armada 737 MAX. Legislator menuduh Boeing bergegas menuju proses persetujuan.

Qantas mengatakan akan memeriksa 33 armada pesawatnya untuk masalah yang sama pada hari Jumat. Namun, hal itu bukan merupakan tanggapan dari laporan bahwa celah telah ditemukan di pesawat kedua.

Asosiasi Insinyur Pesawat Terbang Australia, sebuah serikat penerbangan, menyerukan Qantas untuk menghentikan seluruh armada 737 NG-nya. Namun, pihak Qantas menolak untuk mengikutinya.

Maskapai penerbangan AS, Southwest Airlines baru-baru ini juga menemukan celah di salah satu dari 737 pesawat NG-nya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya