Liputan6.com, Bandung - Pesawat CN235-220 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diberangkatkan dari Bandung ke Kathmandu, Nepal dalam acara pelepasan resmi pada Rabu 30 Oktober 2019.
Indonesia berupaya memperluas penetrasi produk ekspor ke pasar non-tradisional, sebagai langkah konkret tindaklanjut prioritas pemerintah.
Atas hal itu, Kementrian Luar Negeri RI terus mendorong upaya diplomasi ekonomi dengan melakukan berbagai terobosan ke kawasan Asia Selatan, Afrika, serta Timur Tengah.
Advertisement
Salah satu hasil konkretnya adalah diberangkatkannya pesawat CN235-220 buatan PTDI ke Nepal, demikian seperti dikutip dari siaran pers Kemlu RI yang diterima Liputan6.com, Kamis (31/10/2019).
Indonesia mampu mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang dari sinergi dan koordinasi di antara para pemangku kepentingan.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Kepercayaan Nepal terhadap Indonesia
Pengiriman pesawat ini adalah hasil teken kontrak kedua negara antara Indonesia dengan Nepal pada 2017 di Kathmandu. Pesawat dijadwalkan akan tiba di Kathmandu, Nepal pada Sabtu, 2 November 2019.
Sementara itu, pesawat senilai 30,5 juta dolar AS atau sekitar 427 miliar rupiah lebih ini akan digunakan sebagai alat angkut multiguna.
Direktur Utama (Dirut) PTDI, Elfien Goentoro turut memberi komentar atas rasa percaya Nepal terhadap produk buatan Indonesia.
"Penggunaan pesawat produksi Indonesia oleh Angkatan Darat (AD) Nepal ini semakin mengukuhkan kepercayaan dunia atas karya anak bangsa," kata Dirut PTDI tersebut.
"Nepal adalah negara ke-23 di dunia dan ke-2 di Asia Selatan yang menggunakan CN235 setelah Pakistan," tambahnya.
Selain itu, kepercayaan Nepal atas pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia semakin kuat.
Hal itu terbukti usai Angkatan Darat Nepal berkunjung langsung ke Bandung untuk memeriksa keadaan pesawat CN235-220 tersebut pada September lalu. Sementara itu, Negeri Seribu Kuil itu juga bermaksud untuk memesan pesawat kedua dari PTDI.
Sementara itu, PTDI juga tengah memproduksi sejumlah pesawat untuk beberapa negara lain, termasuk Senegal serta Thailand.
Pembelian pesawat ini menggunakan sistem pembiayaan melalui program dari LPEI yaitu National Interest Account.
Program tersebut merupakan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam rangka penguatan pembiayaan ekspor.
Advertisement
Peningkatan Promosi Industri
Terlepas dari itu, penjualan CN-235 ini merupakan bagian dari usaha bersama peningkatan promosi industri strategis nasional untuk bersaing di pasar internasional sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Kemlu RI dan perwakilan RI terus mendorong promosi dan mengawal proses negosiasi kontrak sejumlah BUMN unggulan. Hal tersebut agar diplomasi ekonomi memberikan manfaat langsung bagi negara.
Selain PTDI, sejumlah BUMN lain juga tengah melakukan sejumlah pembahasan proyek dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Beberapa di antaranya adalah PT. Waskita Karya, PT. INKA, PT. Pindad, PT. LEN, Perum Peruri, PT Pelindo II dan PT. GMF Aero Asia.
Â
Reporter: Hugo Dimas