Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 59 tahun yang lalu, Ham menjadi simpanse pertama yang dikirim NASA ke antariksa. Kisah perjuangan Ham dalam melakukan misi luar angkasa tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.
Tidak seperti simpanse luar angkasa lainnya, Ham terhindar dari penelitian biomedis selama beberapa dekade, tetapi ia memang memiliki keberadaan yang kesepian selama bertahun-tahun.Â
Baca Juga
Seperti yang dilansir dari savethechimps.org, Kamis (30/1/2020), Ham dipindahkan ke Kebun Binatang Nasional pada 1963, di mana dia tinggal sendirian selama 17 tahun sebelum akhirnya dikirim ke Kebun Binatang North Carolina di mana dia bisa tinggal bersama simpanse lain.Â
Advertisement
Dilahirkan di Kamerun sekitar tahun 1957, Ham ditangkap dan dibawa ke sebuah tempat di Florida yang disebut Peternakan Burung Rare Miami. Kemudian pada Juli 1959, Ham dipindahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Holloman di Alamogordo, NM, untuk dilatih untuk penerbangan angkasa luar sebagai bagian dari Project Mercury.
Pada kala itu, Ham dikenal sebagai Chang atau #65, dan diberi nama ulang dari sebuah akronim "Holloman Aero Medical" pada saat melakukan penerbangan luar angkasa.
Ham dan simpanse muda lainnya di NASA, sudah terbiasa dengan kurungan jangka panjang di kursi, dan dilatih untuk mengoperasikan tuas sebagai respons terhadap isyarat cahaya.Â
Setelah melakukan 18 bulan masa pelatihan di NASA, Ham terpilih sebagai simpanse yang hidupnya akan berisiko untuk menguji keamanan penerbangan antariksa pada tubuh kera.
Pada 31 Januari 1961, setelah beberapa jam menunggu di landasan peluncuran di Cape Canaveral, FL, Ham yang berusia 3 tahun 6 bulan dikerahkan ke angkasa luar dengan kondisi diikat ke dalam tempat yang disebut "sofa" (couch).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ham Melakukan Tugas dengan Benar
Penerbangan Ham berlangsung sekitar 16 menit. Dia melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar 5.800 mph, ke ketinggian 157 mil di atas bumi. Dia mengalami sekitar 6 menit tanpa bobot. Selain kecepatannya yang tinggi, g-forces, dan bobotnya, Ham juga melakukan tugasnya dengan benar.
Setelah penerbangan, kapsul Ham memercik turun 130 mil dari targetnya dan mulai terkena air. Butuh beberapa jam bagi kapal untuk dapat mencapai Ham. Namun, bagaikan sebuah keajaiban, dia masih hidup dan relatif terlihat tenang mengingat cobaan yang dihadapinya.
Kemudian terlihat senyum lebar pada raut wajah Ham ketika dia akhirnya dibebaskan dari sofa. Meskipun oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai senyum bahagia, ekspresi Ham justru menunjukkan salah satu bentuk ketakutan dan kecemasan yang ekstrem.
Ketakutan itu ditunjukkan kembali beberapa waktu kemudian dengan tindakan menantang. Para fotografer menginginkan Ham dipotret saat sedang di "sofa" yang ditempatinya, namun Ham menolak untuk kembali ke sana dan beberapa orang tidak dapat memaksanya untuk melakukannya.
Ham tidak hanya selamat dari penerbangan, tetapi melakukan tugasnya dengan benar, terlepas dari kerasnya penerbangan ruang angkasa dan ketakutan yang pastinya ia rasakan.
Keberanian dan kepahlawanannya membuka jalan bagi Alan Shepard, Jr., orang Amerika pertama di luar angkasa. Tetapi mungkin aspek yang paling luar biasa dari kisah ini dan banyak tidak diketahui orang adalah Ham masih kecil.
Dia meninggal 22 tahun setelah penerbangan bersejarahnya ke luar angkasa, pada 18 Januari 1983, pada usia yang diperkirakan 26 tahun.
Â
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement