Minta Mi Instan-Cairan Pereda Masuk Angin, Kisah WNI di Kapal Penumpang Virus Corona

Ini kisah WNI dari dalam Kapal Pesiar Diamond Princess, bahtera yang dikarantina akibat sejumlah orang positif Virus Corona Wuhan, COVID-19.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Feb 2020, 08:33 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2020, 08:33 WIB
Dikarantina, Begini Aktivitas Penumpang Kapal Pesiar di Jepang
Penumpang beraktivitas saat dikarantina di balkon kapal pesiar Diamond Princess di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama (7/2/2020). Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi 41 penumpang kapal pesiar itu positif terinfeksi virus Corona. (AFP/Jiji Press)

Liputan6.com, Jakarta Ini kisah salah satu WNI yang bekerja di kapal pesiar Diamond Princess yang kini dikarantina di Jepang. Ia berbicara kepada ABC Indonesia yang dikutip Sabtu (15/2/2020) soal kesehariannya, termasuk kekhawatirannya.

Adalah Sasa, ia merupakan salah satu dari 78 WNI yang berada dalam kapal pesiar dan telah  dinyatakan negatif terinfeksi Virus Corona.

Kru bernama Sasa ini mulai bekerja di kapal pesiar Diamond Princess awal November 2019. Dia tadinya ragu untuk memberikan informasi tentang kondisi di dalam kapal.

"Mohon maaf, Sasa belum berani memberi informasi karena masa karantina kita belum selesai," katanya kepada Hellena Souisa dari ABC.

Namun akhirnya dia bersedia menceritakan keseharian dan perasaannya selama menjalani karantina di atas kapal.

Bekerja seperti biasa walau khawatir"Kami bekerja seperti biasa. Hanya saja semua penumpang tidak diperbolehkan ke luar dari kamar mereka, kecuali yang kamarnya tidak berjendela," ujar Sasa.

Meski diperbolehkan ke luar kamar, menurut Sasa, ada batas waktu untuk para penumpang.

Sasa yang bekerja di restoran kapal tersebut mengaku, ia bekerja seperti biasa dengan melayani para penumpang melalui telepon dan mengantarkan makanan ke kamar mereka.

Inilah yang membuat Sasa sedikit khawatir akan kesehatannya sendiri.

"Kami para WNI ini harus bekerja di lingkungan orang-orang yang positif terinfeksi Corona," katanya.

"Bahkan setelah orang-orang yang terinfeksi dipindahkan ke rumah sakit, kita masih belum tahu apakah penumpang yang lain atau kru yang belum diperiksa kesehatannya, betul-betul sehat atau tidak."

"Apalagi, sudah mulai ada orang yang dinyatakan positif Corona walaupun tidak mengalami gejala tersebut," tutur Sasa.

 

 


Kru Kapal Belum Diperiksa

Sebuah kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama pada saat kedatangan di Yokohama, dekat Tokyo, Selasa, (4/2/2020).
Sebuah kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama pada saat kedatangan di Yokohama, dekat Tokyo, Selasa, (4/2/2020). (Kyodo News via AP)

Pemeriksaan kesehatan memang diprioritaskan untuk para penumpang.

"Kami semua kru belum diperiksa. Sekarang masih banyak penumpang yang harus diperiksa. Para penumpang terlebih dahulu, dan kru belum," jelasnya.

"Jadi hanya orang yang mengalami gejala terinfeksi Corona dan demam tinggi saja yang diperiksa, selebihnya kru belum diperiksa," tambahnya.

Namun, Sasa menceritakan bahwa para kru dibekali termometer untuk mengukur suhu tubuh mereka setiap hari.

"Kalau suhu tubuh kami di atas 37 derajat celcius, kami diharuskan melapor," tambahnya.

Keterangan Sasa sejalan dengan pengakuan kru kapal lainnya asal India.

Binay Kumar Sarkar, yang bekerja di dapur kapal Diamond Princess mengatakan bahwa kru kapal diberi masker dan sarung tangan untuk mencegah penyebaran penyakit, serta termometer untuk memonitor suhu badan.

Dalam video yang dibagikan melalui akun Facebook miliknya, Binay juga mengatakan bahwa ia dan kru asal India lainnya belum ada yang diperiksa atau dites Virus Corona.

Pemerintah Jepang sendiri hanya bisa mengetes sekitar 300 sampel per hari.

Dengan jumlah total 3.600 orang di atas kapal pesiar tersebut, memeriksa semua orang di sana bukan pilihan yang realistis karena keterbatasan kapasitas.

Sebelumnya, Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI Vensya Sitohang mengaku 78 WNI di kapal pesiar Diamond Princess sudah dinyatakan sehat.

"Untuk WNI 78 di Diamond sudah dinyatakan sehat dan hasilnya negatif. Tentunya mereka sudah selesai masa observasi, sehingga harusnya tak ada lagi perlakuan khusus buat merekanya," kata Vensya di Kantor Staf Presiden, Rabu (12/2/2020).

Vensya menambahkan, para WNI itu akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan atau health alert card saat dipulangkan ke Indonesia.


Cairan Penangkal Masuk Angin dan Mi Instan

Dikarantina, Begini Aktivitas Penumpang Kapal Pesiar di Jepang
Penumpang foto di balkon kapal pesiar Diamond Princess saat dikarantina Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama (7/2/2020). Ribuan penumpang terpaksa harus dikarantina setelah seorang penumpang yang turun di Hong Kong pada Januari lalu dinyatakan positif terinfeksi Corona. (AFP/Jiji Press)

Untuk memenuhi permintaan para WNI di atas Diamond Princess, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo Rabu 12 Februari lalu mengantarkan cairan penangkal dan pereda masuk angin, mi instan, dan Vitamin C.

Barang-barang tersebut diantar ke petugas pelabuhan di Yokohama untuk disampaikan ke para WNI.

Akun twitter KBRI Tokyo menyebut, para WNI menyambut kiriman tersebut yang "meskipun tidak cukup banyak, namun cukup menghibur."

Dimulai dari satu penumpang yang terinfeksi Virus Corona di atas kapal pesiar Diamond Princess, jumlah kasus yang terinfeksi terus bertambah.

Beberapa hari kemudian, itu dengan cepat melonjak menjadi puluhan dan sekarang ada 219 kasus Virus Corona yang terhubung ke Diamond Princess.

44 orang terdiagnosa 13 Februari, meskipun seluruh kapal telah dalam kondisi dikarantina untuk 14 hari terhitung sejak 4 Februari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya