22-2-2006: Perampok Bersenjata Gasak Rp 599 Miliar di Perusahaan Keamanan Inggris

Pada 22 Februari 2006, terjadi perampokan bersenjata yang melibatkan penculikan manajer sebuah perusahaan keamanan di Tonbridge, Inggris.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2020, 06:00 WIB
ilustrasi perampokan uang.
ilustrasi perampokan uang. (iStockphoto)

Liputan6.com, Inggris - Pada hari ini, tepatnya 14 tahun lalu, insiden perampokan bersenjata di sebuah perusahaan keamanan, Securitas sekaligus penculikan seorang manajer di Tonbridge, Inggris.

Pihak berwenang di Kent telah meminta bantuan publik untuk menyelesaikan kasus perampokan uang sekitar Rp 599 miliar. Menurut pernyataan dari unit kejahatan kepolisian Kent, insiden terjadi di gudang keamanan Securitas di Tonbridge yang dimulai Selasa malam.

Melansir dari CNN, Jumat (21/2/2020), polisi mengatakan bahwa seorang manajer gudang menemukan sebuah mobil tak bertanda saat pulang kerja pada pukul 18.30 yang ia yakini sebagai mobil polisi. Kendaraan itu juga diyakini sebagai Volvo dengan lampu biru di grill radiatornya.

Polisi mengatakan, "Seorang penumpang yang mengenakan jaket berwarna terang dan topi bergaya polisi keluar dan berbicara dengan manajer yang mengira petugas itu asli, kembali ke mobil bersamanya di mana ia lalu diborgol.” Kemudian Volvo itu pergi dari lokasi.

Seluruh staf sangat terkejut dengan perampokan yang terjadi dan untungnya tidak ada yang terluka selama insiden itu. 

Insiden ini jelas merupakan perampokan yang direncanakan secara rinci, karena seseorang harus memiliki informasi yang akan membantunya beraksinya.

Berdasarkan informasi dari web site Securitas, perusahaan itu adalah perusahaan yang tersebar di dunia dengan menawarkan layanan keamanan, sistem keamanan, juga layanan penanganan langsung dan tunai untuk bisnis.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Keluarga Diculik dan Diancam Perampok

ilustrasi penculikan.
ilustrasi penculikan. (iStockphoto)

Sekitar pada waktu yang bersamaan, istri dan anak lelaki manajer itu dikunjungi di rumahnya oleh dua orang lelaki yang mengaku polisi. Mereka diberitahu bahwa ada kecelakaan yang melibatkan sang suami.

Menurut laporan polisi, istri dan putranya diculik dari rumah mereka.

Pihak berwenang mengatakan bahwa manajer diikat dan dimasukkan ke dalam van lalu dibawa ke lokasi yang tidak diketahui. Sang manajer diancam dengan todongan senjata dan mengatakan bahwa keluarganya dijadikan jaminan jika dirinya tak mau bekerja sama.

Pada Rabu sekitar pukul 01.00 pagi, manajer dibawa ke gudang keamanan dengan sebuah truk putih yang juga tiba di sana. Enam orang juga terlihat di tempat dan beberapa di antaranya bersenjata dan mengikat staf gudang yang bertugas.

Orang-orang itu kemudian mengisi truk dengan uang yang mereka rampok, seperti yang dikatakan polisi. "Mereka pergi sekitar pukul 02.15 pagi dan staf mengangkat alarm sekitar satu jam kemudian.”

Polisi kemudian mengimbau masyarakat setempat untuk mendapatkan informasi tentang kendaraan yang digunakan perampok, "Secara khusus, petugas ingin mendengar siapa saja yang melihat mobil perak Nissan dihentikan, atau yang melihat Volvo, atau pertemuan mobil sejenis dengan van putih, atau siapa saja yang melihat truk putih seberat 7,5 ton di Tonbridge pada Rabu dini hari."

Inspektur pengawas detektif Paul Gladstone mengatakan melalui pernyataannya, “Ini adalah cobaan traumatis bagi manajer gudang keamanan dan keluarganya, juga untuk semua staf yang bekerja di sana.”

Perampokan yang terjadi pada Rabu itu merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah Inggris. Sementara untuk perampokan semua uang tunai terbesar terjadi pada Desember 2004, ketika sekitar Rp 688 miliar dicuri dari sebuah bank di Belfast, Irlandia Utara.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya