Kematian Akibat Corona COVID-19 di Inggris Lampaui 1.000, PM Boris Beri Peringatan

Walaupun dalam keadaan dinyatakan positif, PM Boris Johnson memberi peringatan melalui briefingnya bahwa keadaan di Inggris kemungkinan akan memburuk sebelum nantinya berubah jadi lebih baik.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Mar 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2020, 10:00 WIB
FOTO: Pandemi COVID-19, Pemimpin Dunia Sidang KTT G20 Virtual
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari London, Inggris, Kamis (26/3/2020). Para pemimpin dunia mengkoordinasikan respons global terhadap pandemi virus corona COVID-19. (Andrew PARSONS/10 Downing Street/AFP)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan pada Sabtu 28 Maret bahwa pandemi Virus Corona akan bertambah buruk sebelum nantinya menjadi lebih baik, karena jumlah kematian di Inggris naik 260 dalam satu hari menjadi lebih dari 1.000.

Pemimpin Konservatif tersebut, yang kini dinyatakan positif COVID-19 pada minggu ini, mengeluarkan peringatan dalam selebaran yang dikirim ke semua anggota parlemen Inggris yang menjelaskan bagaimana tindakan mereka dapat membantu membatasi penyebaran.

"Kami tahu segalanya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," tulis Johnson, seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (29/3/2020). 

"Tapi kita membuat persiapan yang tepat, dan semakin kita semua mengikuti aturan, semakin sedikit nyawa yang akan hilang dan semakin cepat hidup dapat kembali normal."

Pada hari Sabtu, Kementerian Kesehatan Inggris menunjukkan angka kematian yang melonjak dari 759 menjadi 1.019 dalam 24 jam, dengan lebih dari 17.000 orang terinfeksi.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Lonjakan Pasien

Pemandangan Sepi Kota London Imbas COVID-19
Pemandangan Jembatan Westminster dan London Eye di London, Inggris (18/3/2020). PM Inggris Boris Johnson mengatakan seluruh sekolah akan ditutup mulai Jumat (20/3) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi total 2.626 kasus infeksi COVID-19 dan 104 kematian. (Xinhua/Tim Ireland)

National Health Service yang dikelola pemerintah sedang membangun rumah sakit dengan kapasitas mencapai 4.000 tempat tidur di pusat konferensi London, yang akan dibuka minggu depan.

Tetapi masih ada kekhawatiran bahwa kapasitas tersebut masih akan tidak cukup, dan seorang pejabat senior NHS mengatakan pada hari Jumat bahwa rumah sakit di London - pusat wabah Inggris - menghadapi lonjakan pasien.

Stephen Powis, direktur medis NHS di Inggris, mengatakan pada konferensi pers harian pemerintah pada hari Sabtu bahwa mereka telah berupaya sejauh ini.

"Kami belum mencapai kapasitas. Saya juga yakin bahwa kapasitas meningkat, terutama di London, sehingga kami terus mengungguli peningkatan jumlah pasien," katanya.

Namun, ia menambahkan bahwa "sekarang bukan saatnya untuk berpuas diri". Ia juga mengatakan sangat penting bahwa semua orang mengikuti saran untuk tetap tinggal di rumah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya