Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kematian akibat Corona COVID-19 di Amerika Serikat meningkat hampir 2.000 dalam 24 jam terakhir mencapai 40.661 pada hari Minggu (19 April), sebuah penghitungan dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan.
Peningkatan kematian, pada 1.997, sedikit di atas 1.891 yang ditunjukkan oleh data Johns Hopkins sehari sebelumnya untuk periode 24 jam sebelumnya hingga Sabtu.
Advertisement
Baca Juga
Angka hari Minggu muncul pada hari yang sama, saat Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan epidemi di negara bagian yang paling terdampak "melewati titik tertinggi".
Penghitungan 24 jam di Amerika Serikat telah melampaui 2.500 pada hari Rabu, menurut data Johns Hopkins.
Kematian akibat Corona COVID-19 di Amerika Serikat sejauh ini merupakan yang tertinggi di antara negara mana pun, seperti halnya jumlah kasus yang pada hari Minggu mencapai 759.086, menurut data tersebut.
Lebih dari 22 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam sebulan terakhir karena penutupan bisnis dan sekolah dan pembatasan perjalanan yang parah telah memukul ekonomi.
Para gubernur di negara bagian AS yang paling terdampak Virus Corona baru dilaporkan berdebat dengan Presiden Donald Trump atas klaimnya bahwa mereka memiliki cukup alat tes.
Padahal faktanya, AS masih kekurangan alat tes Corona COVID-19. Selain itu, tantangan yang paling besar adalah mengembalikan perekonomian mereka yang berantakan gara-gara virus ini.
Simak video pilihan berikut:
Wilayah AS Lain Terdampak COVID-19
Wilayah Maryland, Virginia dan Washington DC masih mengalami peningkatan kasus.
New Jersey melaporkan pada hari Minggu bahwa kasus-kasus barunya naik hampir 3.900 -- terbesar dalam lebih dari dua minggu.
Boston dan Chicago juga muncul sebagai hot spot dengan lonjakan kasus dan kematian.
Beberapa negara, termasuk Ohio, Texas dan Florida, mengatakan mereka bertujuan untuk membuka kembali bagian dari ekonomi mereka, mungkin pada 1 Mei atau bahkan lebih cepat, tetapi tampaknya tetap berhati-hati.
Advertisement