Indonesia Gandeng 3 Negara Percepat Pengembangan Vaksin Corona COVID-19

Dalam press briefing virtual pada Kamis (23/7/2020), Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan update dari Kemenlu RI tentang diplomasi vaksin Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Jul 2020, 19:44 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 10:09 WIB
Kementerian Luar Negeri RI saat menggelar press briefing secara virtual pada Kamis (23/7/2020), yang membahas keterlibatan Indonesia dalam menjadi presiden DK PBB pada Agustus mendatang. (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI)
Kementerian Luar Negeri RI saat menggelar press briefing secara virtual pada Kamis (23/7/2020), yang membahas keterlibatan Indonesia dalam menjadi presiden DK PBB pada Agustus mendatang. (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI)

Liputan6.com, Jakarta- Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan perkembangan informasi tentang diplomasi vaksin Virus Corona COVID-19 pada Kamis (23/7/2020). Ia menegaskan, vaksin merupakan game changer yang akan menjadi titik tolak pemulihan pandemi COVID-19.

"Secara Konsisten, diplomasi Indonesia bergerak cepat dalam membantu tercukupinya kebutuhan alat kesehatan, obat-obatan, dan vaksin," kata Menlu Retno.

Menlu Retno Marsudi menyebutkan beberapa perusahaan dari berbagai negara yang tengah menjalani kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan vaksin, yang diantaranya adalah Bio Farma dengan Sinovac dari China untuk jenis Inaktivasi virus, kemudian Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan untuk jenis vaksin DNA, dan yang ketiga Bio Farma dengan CEPI.

Ia juga menerangkan, "Kerja sama dengan berbagai pihak ini kita lakukan secara paralel, sekali lagi untuk mendapatkan akses tercepat kepada vaksin."

Sinovac, kata Retno, per 21 Juli merupakan salah satu dari 5 kandidat terdepan yang telah memasuki fase ke 3 uji klinis vaksin ke manusia dari 166 kandidat yang ada. Bahkan, "Pemerintah dari awal telah terlibat langsung dari proses kerja sama Bio Farma dengan Sinovac," kata dia. 

Selain itu, Retno Marsudi mengungkapkan, pada 27 mei 2020, Duta Besar Indonesia di Beijing telah menemui CEO Sinovac, di fasilitas pengembangan vaksin mereka, dan merupakan dubes asing pertama yang berkunjung ke Sinovac di masa pandemi Virus Corona. 

Sementara "Pada 19 Juli 2020, tim Kementerian Luar Negeri dan Bio Farma telah menerima sekitar 2.400 unit sampel vaksin untuk uji klinis ketiga yang akan dilakukan pada akhir bulan Juni sampai Desember 2020," jelas Retno.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Kerja Sama Saling Menguntungkan

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, saat menghadiri press briefing yang digelar secara virtual pada Kamis (23/7/2020) oleh Kementerian Luar Negeri RI. (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI).
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, saat menghadiri press briefing yang digelar secara virtual pada Kamis (23/7/2020) oleh Kementerian Luar Negeri RI. (Photo credit: Kementerian Luar Negeri RI).

Menlu Retno Marsudi menegaskan, Kemenlu RI akan terus mendukung dan mengawal proses tersebut, termasuk nantinya proses pengiriman balt vaksin yang diperlukan untuk transport teknologi dan produksi vaksin di Indonesia.

"Ditargetkan dapat dimulai kuartal pertama pada 2021," ujar Retno.

Dalam pernyataannya, Retno juga menekankan kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac ini merupakan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan, atau bagaimana ia menyebutnya yaitu equal and mutual. 

Sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, Retno mengatakan, "Bio Farma saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 100 juta dosis vaksin setiap tahun, dan saat ini sedang melakukan upgrading produksi vaksin untuk hingga 250 juta dosis vaksin per tahun."

Saat ini, Bio Farma juga dikatakan Menlu Retno Marsudi memiliki kapasitas produksi sebesar 100 juta dosis vaksin setiap tahun, dan saat ini sedang mengupayakan upgrading produksi vaksin untuk hingga 250 juta dosis vaksin per tahun. 

"Jika kebutuhan dalam negeri nantinya terpenuhi, maka Indonesia juga akan mampu memberikan kontribusi bagi pemenuhan vaksin ini ke dunia," ungkap Retno. 

Dia melanjutkan, Kemenlu RI juga terlibat langsung dalam upaya Bio Farma melakukan upgrading mesin produksi vaksin untuk mencapai target 250 juta dosis per tahun, dengan memberikan fasilitas kedatangan yang memang sangat diperlukan dari Eropa, saat masih terjadi penutupan di berbagai perbatasan di negara-negara selama pandemi ini. 

 


Mitra dengan Genexine dan CEPI

20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Selain Bio Farma dengan Sinovac, Menlu Retno Marsudi juga memaparkan tentang kerja sama Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan dengan yang menggunakan platform jenis vaksin DNA. 

"Sejak Juni 2020, KBRI dan Duta besar RI di Seoul, telah memfasilitasi pembahasan kerja sama antara Kalbe Farma dengan Genexine," kata Menlu Retno Marsudi. 

Selanjutnya, Genexine dikatakan telah melakukan uji tahap satu di Korea Selatan hingga Agustus 2020 sedangkan uji klinis tahap dua direncanakan akan dimulai di Indonesia pada bulan September atau Oktober 2020.

Sementara untuk kerja sama pengembangan vaksin yang ketiga, adalah antara Bio Farma dengan CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) yang berpusat di Norwegia.

Menlu Retno Marsudi menuturkan bahwa Indonesia dengan KBRI Oslo telah melakukan komunikasi yang sangat intensif, dalam memfasilitasi proposal kerja sama antara Bio Farma dan CEPI.

Menurut Menlu Retno Marsudi, setidaknya ada 6 kandidat jenis vaksin Corona COVID-19 CEPI yang telah masuk dalam tahap uji klinis, yang di antaranya adalah Inovio, Moderna, astrazeneca, curefak, dan clovert pharmaceutical. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya