Liputan6.com, Washington DC - Pada hari Selasa lalu, lebih dari 160 pasang sepatu perawat berwarna putih berjajar di halaman yang menghadap Gedung Capitol AS. Aksi itu untuk mengenang para perawat yang gugur selama krisis Virus Corona COVID-19.
Sepatu itu dijajarkan di sana oleh anggota National Nurses United, serikat pekerja perawat terbesar yang terdaftar di AS.
Para perawat meminta majelis tinggi untuk mengesahkan Heroes Act atau Undang-Undang Pahlawan, memfasilitasi $ 3 triliun (sekitar Rp 43,9 kuadriliun) yang diusulkan oleh demokrat yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi untuk peralatan perlindungan pribadi yang dibutuhkan rumah sakit untuk merawat pasien Virus Corona COVID-19.
Advertisement
National Nurses United mengatakan undang-undang tersebut juga dapat menyelamatkan nyawa pasien dan perawat.
Melansir CNN Kamis (23/7/2020), National Nurses United melaporkan bahwa hingga Selasa kemarin, tercatat sudah 164 perawat dinyatakan meninggal dunia karena Virus Corona COVID-19. Salah seorang perawat, Sims dalam pidatonya di halaman Gedung Capitol Hill mengatakan bahwa beberapa dari mereka meninggal di rumah sakit yang sama tempat mereka bekerja.
Persatuan perawat mengadakan protes serupa di bulan Mei di depan Gedung Putih, dikelilingi oleh 88 pasang sepatu. Ada lebih dari 70.000 kematian saat itu, kata Sims.
Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini
Demokrat Tak Dihiraukan
Lebih dari dua bulan kemudian, jumlah kematian di AS meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 140.000. Sims mengatakan, “angka kematian AS yang mengejutkan tersebut menunjukkan kegagalan penuh kepemimpinan presiden dan kongres."
Dewan Perwakilan Rakyat yang hendak mengesahkan UU Pahlawan yang didukung demokrat pada 15 Mei, satu minggu setelah demonstrasi perawat itu pun terhenti di mejelis senat.
Menurut Pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schum, Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell dan para senator GOP, telah menyusun rancangan undang-undang stimulus mereka sendiri tanpa adanya masukan dari Demokrat.
Advertisement
APD Tak Memadai Salah Satu Alasan Kasus Kematian Perawat
Sejak dimulainya pandemi, petugas layanan kesehatan di seluruh AS kekurangan peralatan perlindungan diri, atau APD. Termasuk masker bedah dan N95 serta seragam tenaga medis. Hal itu akhirnya memaksa mereka untuk menggunakan kembali barang yang sudah terkontaminasi.
National Nurses United mengatakan APD yang tidak memadai juga menjadi alasan banyaknya kasus kematian perawat.
Pemerintahan Trump telah dikritik karena tidak secara luas menerapkan Undang-Undang Produksi Pertahanan, yang memberikan pemerintah lebih banyak kontrol selama keadaan darurat untuk mengarahkan produksi industri.
Aturan itu dikabulkan hanya dalam beberapa kasus, seperti untuk menguji persediaan.
Sebagai akibat dari kekurangan tersebut, beberapa negara harus bergantung pada pasar swasta, yang juga menghadapi kekurangan dan menaikkan harga karena permintaan internasional.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul