Studi Ini Kuak Tiga Cara Mudah Setop Penyebaran Corona COVID-19

Meski tidak adanya vaksin COVID-19, ada cara untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut. Ini kata ahli.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2020, 11:38 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 11:38 WIB
FOTO: Pedagang Pasar Tasik Jalani Swab Test COVID-19
Petugas medis mengambil sampel saat menggelar swab test COVID-19 di Pasar Tasik, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Tes yang dilakukan secara acak bagi pedagang itu bertujuan untuk mendeteksi serta mencegah penyebaran COVID-19 di kawasan Pasar Tasik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jika semua orang mencuci tangan secara teratur, menggunakan masker dan menjaga jarak sosial satu sama lain, hal ini dipercaya dapat menghentikan penyebaran COVID-19. Bahkan jika vaksin tidak ditemukan atau hanya ada pengobatan tradisional.

Studi yang dipublikasikan Selasa 21 Juli 2020 dalam jurnal PLoS Medicine, menciptakan model baru untuk melihat penyebaran penyakit dan upaya pencegahan yang dapat membantu penyebaran virus lebih cepat.

"Tingkat kontak dalam penelitian ini didasarkan pada interaksi orang-orang di Belanda, tetapi model ini sesuai untuk negara-negara Barat lainnya," kata para peneliti di University Medical Center Utrecht seperti dikutip dari CNN, Rabu (23/7/2020).

"Epidemi besar dapat dicegah jika tindakan pencegahan berhasil mencapai lebih dari 50%," tulis mereka.

Namun, menurut model tersebut, jika publik lambat tetapi pada akhirnya mengubah perilaku dan sadar, upaya itu dapat mengurangi jumlah kasus. Kendati demikian tetap tidak menunda puncak kasus.

Jika pemerintah menerapkan penutupan wilayah lebih awal (lockdown), tetapi tidak ada yang mengambil langkah-langkah perlindungan pribadi tambahan, ini akan menunda tetapi tidak mengurangi puncak dalam kasus. Intervensi tiga bulan akan menunda puncaknya, paling banyak, tujuh bulan, studi ini menemukan.

Jika pemerintah menerapkan peraturan keras mengenai jarak sosial yang juga dikombinasikan dengan kesadaran penyakit dan langkah-langkah kesadaran pribadi, ketinggian puncak orang terjangkit virus COVID-19 dapat dikurangi, bahkan setelah aturan pemerintah soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diangkat.

"Selain itu, efek kombinasi tindakan untuk diri sendiri (self-imposed) bisa jadi tambahan," tulis para peneliti.

"Secara praktis, itu berarti bahwa SARS-CoV-2 tidak akan menyebabkan wabah besar di negara di mana 90% populasi mengadopsi cuci tangan dan jarak sosial yang efisien sebesar 25%."

Bahkan dengan jarak sosial yang ditentukan sendiri, kontak dengan orang lain mungkin tidak sepenuhnya bisa dihindari. Misalnya, orang yang hidup bersama akan berinteraksi, meningkatkan kemungkinan seseorang jatuh sakit. Jadi wabah kecil masih mungkin terjadi.

Saksikan juga Video Ini:

Pemerintah Harus Mengedukasi Warga

Ilustrasi Tulisan Tangan Dokter dan Dokter
Selalu Ada Formulir Edukasi yang Terselip di Resume Medik Pasien. (Ilustrasi/iStockphoto)

Para penulis berpendapat bahwa pemerintah harus memberikan pendidikan masyarakat mengenai penyebaran virus dan meningkatkan kesadaran tentang peran penting dari menjaga jarak, mencuci tangan dan juga menutupi penggunaan dalam mengendalikan epidemi yang sedang berlangsung. Itu tidak membedakan antara mandat beberapa perilaku ini atau mendorong mereka.

Ada batasan untuk permodelan yang digunakan para ahli saat ini. Yakni tidak berlaku demografi, juga tidak menjelaskan isolasi yang tidak sempurna dari orang yang sakit dengan COVID-19. Artinya mereka dapat menginfeksi orang lain yang merawat mereka dalam lingkungan perawatan kesehatan atau di rumah. Selain itu juga tidak dijelaskan kemungkinan infeksi ulang.

Para pemimpin kesehatan masyarakat Amerika telah menggemakan sentimen penelitian ini baru-baru ini. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan kepada Buck Institute for Research on Aging pada Selasa lalu bahwa negara itu "tidak berdaya."

"Jika kita semua menggunakan atau memakai masker untuk beberapa minggu ke depan, di seluruh negara, penularan virus ini akan berhenti," kata Dr. Robert Redfield.

Laksamana Brett Giroir, seorang anggota gugus tugas Virus Corona COVID-19 Gedung Putih, mengatakan dalam sebuah pengarahan dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS pada hari Kamis bahwa masker dan jarak fisik (sosial distancing) dapat dengan cepat menghentikan penyebaran pandemi.

"Jika kami memiliki tingkat ketaatan dengan aturan dengan langkah-langkah sederhana ini, model kami mengatakan itu benar-benar sama baiknya dengan mematikan virusnya," kata Giroir. "Fakta-fakta sederhana ini sungguh dapat mematikan wabah tanpa benar-benar mematikan daerah Anda."

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya