Liputan6.com, Omagh - Hari ini 22 tahun lalu, sedikitnya 29 orang, termasuk sembilan anak dan seorang wanita hamil kembar dinyatakan tewas dalam pemboman paramiliter terburuk sejak dimulainya konflik Irlandia Utara tiga dekade lalu.
Ledakan bom di kota pasar Omagh, County Tyrone, sekitar pukul 15.00 BST (21.00 WIB) pada hari Sabtu, menyebabkan lebih dari 100 orang terluka atau cacat.
Orang-orang yang selamat dari ledakan bom mobil di area perbelanjaan kota menggambarkan adegan pembantaian, dengan pemandangan orang mati dan sekarat berserakan di seberang jalan.
Advertisement
Awalnya polisi menerima peringatan telepon sekitar 40 menit sebelum ledakan. Tetapi lokasi bom tidak jelas sehingga daerah salah dievakuasi yang menyebabkan orang-orang diarahkan ke zona ternyata bahaya.
Melansir BBC on This Day, beberapa jam setelah ledakan, pada 18.30 BST (24.30 WIB), jumlah korban tewas yang dikonfirmasi melonjak hingga 21 dan bertambah 8 korban lainnya.
Para pemimpin politik telah bergabung dengan Ratu dalam mengungkapkan simpati mereka untuk yang berduka dan mereka yang terluka dalam ledakan tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Dilakukan Oleh Mereka yang Menentang Perdamaian
Martin McGuinness, kepala negosiator Sinn Fein, mengatakan: "Tindakan mengerikan ini dilakukan oleh mereka yang menentang proses perdamaian. "Ini dirancang untuk menghancurkan proses dan setiap orang harus bekerja untuk memastikan proses perdamaian berlanjut."
Juru bicara keamanan Ulster Unionist, Ken Maginnis, menggambarkan pemboman itu sebagai kejahatan yang mengerikan terhadap kemanusiaan.
Belum ada kelompok mengakui menanam bom yang ditemukan ditanam di Vauxhall Astra. Peledak berwarna merah marun.
Namun kepala polisi Irlandia Utara, Ronnie Flanagan mengatakan mereka akan memusatkan perhatian pada kelompok sempalan republik yang menamakan dirinya Real IRA.
Real IRA merupakan kelompok yang memisahkan diri setelah dibentuknya Provisional IRA yang langsung mengumumkan gencatan senjata.
Flanagan berkata: "Ada kemungkinan besar bahwa merekalah yang melakukan serangan ini. Orang-orang tersebut membunuh karena mereka memang ingin membunuh."
Setelah tuduhan tersebut, Real IRA pun mengakui bahwa memang merekala yang telah menanam bom. Dalam sebuah pernyataan, organisasi tersebut meminta maaf kepada para penduduk yang menjadi korban.
Pengumuman selanjutnya tentang "penangguhan kekerasan" ditolak oleh para politisi di semua sisi.
Advertisement
Para Tersangka Pengeboman
Pada Januari 2002 Colm Murphy, seorang paramiliter aktif, merupakan orang pertama yang dipenjara oleh pengadilan sipil karena diduga bertanggung jawab atas pemboman Omagh, Ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena konspirasi tersebut. Namun hukumannya dibatalkan saat dia melakukan naik banding pada Januari 2005 yang membuatnya menghadapi persidangan ulang.
Sean Gerard Hoey dari South Armagh adalah satu-satunya orang yang dituduh dengan 29 dakwaan pembunuhan sehubungan dengan pemboman Omagh tahun 1998. Pengadilannya dimulai pada September 2006.
Pada 6 Agustus 2003 Michael McKevitt, pemimpin Real IRA, juga dihukum karena mengarahkan terorisme serta organisasinya yang dianggap ilegal sehingga dijatuhi hukuman penjara 20 tahun.
Pada November 2005 terungkap bahwa para korban pemboman Omagh telah dibayar lebih dari £ 20 juta (Rp 385 miliar) sebagai kompensasi.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul