Bos Mossad Kunjungi Uni Emirat Arab Usai Normalisasi Hubungan dengan Israel

Kunjungan bos Mossad menandakan pejabat Israel yang berkunjung ke Uni Emirat Arab usai normalisasi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Agu 2020, 17:01 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 17:01 WIB
Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)
Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Bos intel Israel, Mossad, Yossi Cohen, baru saja mengunjungi Uni Emirat Arab untuk membahas isu keamanan. Kunjungan terjadi hanya beberapa hari usai normalisasi diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel.

Mossad adalah badan intelijen di Israel. Kedatangan Yossi Cohen menandakan kunjungan pertama pejabat Israel usai normalisasi.

Dilansir Arab News, Rabu (19/8/2020), bos Mossad bertemu dengan penasihat keamanan nasional UEA, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al-Nahyan di Abu Dhabi. Sheikh Tahnoun merupakan putra dari pendiri Uni Emirat Arab.

"Kedua negara membahas prospek kooperasi di ranah-ranah keamanan serta bertukar sudut pandang pada perkembangan regional dan pada isu-isu kepentingan bersama," menurut laporan Emirates News Agency.

COVID-19 menjadi salah satu isu yang dibahas.

Sektor keamanan dan kesehatan termasuk bagian dari kerja sama yang dijalin Uni Emirat Arab dan Israel. Sektor lain seperti investasi, penerbangan, dan pariwisata.

Dalam kesepakatan normalisasi, Israel juga menangguhkan aneksasi di Tepi Barat.

Hubungan intelijen antara Israel dan negara-negara Timur Tengah sebetulnya sudah terjalin lama. Dalam isu geopolitik, mereka semua oposisi terhadap Iran.

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pekan lalu berterima kasih pada bos Mossad karena menjalin hubungan selama bertahun-tahun dengan negara-negara Teluk. Tindakan Mossad itu dianggap Netanyahu membantu perjanjian damai antara Uni Emirat Arab dan Israel.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Dampak Perjanjian Damai UEA-Israel, Masjid Al-Aqsa Dibuka untuk Semua Muslim

Idul Adha di Tengah Pandemi
Para Muslim berkumpul untuk salat Idul Adha di sebelah Kubah Masjid Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, 31 Juli 2020. Ini adalah Pesta Kurban pertama sejak pandemi corona COVID-19 secara global. (AP Photo/Mahmoud Illean)

Pembukaan Masjid Al-Aqsa untuk semua Muslim, akan mengurangi ketegangan antara Israel dan dunia Muslim, menurut laporan kantor berita WAM, yang mengutip pernyataan Penasihat Senior Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, pada 17 Agustus.

Kushner mengatakan, "Orang Israel sangat gembira bahwa kini mereka bisa mendapatkan penerbangan yang lebih murah ke Dubai". 

"Dan saya tahu banyak Muslim yang senang bahwa mereka sekarang dapat terbang melalui Dubai ke Tel Aviv untuk pergi dan mengunjungi Masjid Al-Aqsa," jelas Kushner.

Selanjutnya, Kushner menyampaikan bahwa Israel menyatakan Raja Yordania Abdullah II akan terus menjadi penjaga masjid.

Tak hanya itu, dalam pernyataannya, Kushner juga menerangkan bahwa pembukaan Masjid Al-Aqsa bagi semua Muslim, merupakan salah satu bagian dari perjanjian damai UEA-Israel, seraya menambahkan bahwa lebih banyak orang di seluruh dunia akan melihat masjid tersebut tidak akan diserang.

Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya