Kentalnya Nuansa Bisnis di Balik Normalisasi Hubungan Diplomatik Israel dan UEA

Jalur penerbangan menjadi salah satu topik normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel. Kunjungi Al-Aqsa berpotensi bisa lewat Tel Aviv.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Agu 2020, 09:03 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 09:03 WIB
Kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem akan ditutup untuk umum mulai 23 Maret 2020 demi pencegahan meluas Virus Corona COVID-19. (AHMAD GHARABLI / AFP)
Kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem akan ditutup untuk umum mulai 23 Maret 2020 demi pencegahan meluas Virus Corona COVID-19. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Nuansa bisnis sangat kental dalam normalisasi hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kedua negara ingin bekerja sama pada sektor investasi, pariwisata, hingga penerbangan. 

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengaku sedang menyiapkan penerbangan langsung antara UEA dan Israel. Pengamat Timur Tengah melihat akan ada dampak pada kunjungan ke wilayah Yerusalem dan Al-Aqsa karena bisa langsung lewat Dubai ke Bandara Tel Aviv. 

"Pernyataan (Perdana Menteri) Benyamin Netanyahu ketika menyampaikan Uni Emirat Arab bahwa nanti ziarah ke kota suci Al-Aqsa itu bisa lewat Dubai dan langsung ke bandara yang ada di Israel, langsung ke Bandara Tel Aviv. Itu tidak lagi melihat prospek Palestina sebagai negara yang berdaulat," ujar pengamat Yon Machmudi dari Universitas Indonesia kepada Liputan6.com, Rabu (19/8/2020).

Keuntungan ekonomi pun bakal dinikmati oleh Israel jika peziarah atau turis memutuskan pergi ke Yerusalem lewat Bandara Tel Aviv di Israel

Yon Machmudi menjelaskan, bahwa akses-akses internasional wilayah Palestina dikendalikan Israel. Biasanya, turis yang ingin mengunjungi Yerusalem melewati Yordania terlebih dahulu karena tak ada Bandara internasional di Palestina. 

"Jadi turis-turis yang ada biasanya lewat Jordan, dan Jordan tentu kemudian melalui masuk ke wilayah Israel, jadi tak bisa langsung ke wilayah otoritas Palestina. Semua perbatasan-perbatasan yang menyangkut interasional dikontrol Israel," jelas Yon Machmudi.  

Jalur-jalur tikus milik Palestina juga telah dibombardir oleh Israel. 

Yon Machmudi juga khawatir jika normalisasi hubungan diplomatik Israel berjalan mulus, maka Yerusalem akan semakin bisa dikendalikan Israel

"Kalau ini berjalan secara mulus, kemudian negara-negara tetangga Palestina menyepakati kerja sama dengan Israel, bisa saja Al-Aqsa akan berada dalam otoritas Israel. Jadi mereka bisa diatur," jelas Yon Machmudi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Israel Tertarik Buka Kedutaan Besar di Negara Muslim Lain

Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)
Bendera Uni Emirat Arab dan Israel dikibarkan di Jembatan Perdamaian di Netanya, Israel. (Ariel Schalit/AP)

Amerika Serikat telah menjembatani diplomasi antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kedua negara yang menjalin hubungan diplomatik itu sepakat memperkuat hubungan di berbagai sektor.

Normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel adalah yang pertama bagi dunia Arab sejak tahun 1990-an. Sebelumnya, Mesir dan Yordania sudah berdiplomasi dengan Israel.  

Penasihat senior presiden AS, Jared Kushner, optimistis ke depannya akan ada negara Arab lain yang ikut membuka hubungan diplomasi dengan Israel. 

"Ini adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel sejak waktu yang lama, 26 tahun sejak Yordania. Kami berharap melihat ada lebih banyak negara yang melakukan hal sama," ujar Jared Kushner pada konferensi pers di Gedung Putih seperti dikutip Jumat 14 Agustus 2020. 

Jared Kushner turut berkata bahwa Uni Emirat Arab dan Israel sudah termotivasi untuk segera berinteraksi dalam isu diplomatik. Hubungan antar masyarakat juga dinilai baik.

"Tidak ada warga Israel yang pernah membunuh warga Emirat, dan tidak ada kebencian di antara masyarakat," kata Kushner yang juga menantu Presiden Donald Trump.

"Saya percaya kita akan segera melihat interaksi secepatnya, dan kedua negara sangat termotivasi dari sudut pandang ekonomi, turisme, kesehatan, teknologi, untuk segera berjalan maju," ujar Kushner.

Pada pernyataan bersama antara AS, UEA, dan Israel, ada dorongan agar Israel memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara lain di Dunia Muslim ketimbang melakukan aneksasi Tepi Barat. Rencana aneksasi dianggap tak sesuai dengan Visi Perdamaian versi Presiden Donald Trump.

"Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan pada area-area yang dipaparkan di Visi Perdamaian milik Presiden, dan fokus untuk menambah hubungan dengan negara-negara lain di Arab dan Dunia Muslim," tulis pernyataan bersama antara Presiden Donald Trump, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohammed.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya