Liputan6.com, Jakarta - Nuansa bisnis sangat kental dalam normalisasi hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kedua negara ingin bekerja sama pada sektor investasi, pariwisata, hingga penerbangan.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengaku sedang menyiapkan penerbangan langsung antara UEA dan Israel. Pengamat Timur Tengah melihat akan ada dampak pada kunjungan ke wilayah Yerusalem dan Al-Aqsa karena bisa langsung lewat Dubai ke Bandara Tel Aviv.
Advertisement
Baca Juga
"Pernyataan (Perdana Menteri) Benyamin Netanyahu ketika menyampaikan Uni Emirat Arab bahwa nanti ziarah ke kota suci Al-Aqsa itu bisa lewat Dubai dan langsung ke bandara yang ada di Israel, langsung ke Bandara Tel Aviv. Itu tidak lagi melihat prospek Palestina sebagai negara yang berdaulat," ujar pengamat Yon Machmudi dari Universitas Indonesia kepada Liputan6.com, Rabu (19/8/2020).
Keuntungan ekonomi pun bakal dinikmati oleh Israel jika peziarah atau turis memutuskan pergi ke Yerusalem lewat Bandara Tel Aviv di Israel.
Yon Machmudi menjelaskan, bahwa akses-akses internasional wilayah Palestina dikendalikan Israel. Biasanya, turis yang ingin mengunjungi Yerusalem melewati Yordania terlebih dahulu karena tak ada Bandara internasional di Palestina.
"Jadi turis-turis yang ada biasanya lewat Jordan, dan Jordan tentu kemudian melalui masuk ke wilayah Israel, jadi tak bisa langsung ke wilayah otoritas Palestina. Semua perbatasan-perbatasan yang menyangkut interasional dikontrol Israel," jelas Yon Machmudi.
Jalur-jalur tikus milik Palestina juga telah dibombardir oleh Israel.
Yon Machmudi juga khawatir jika normalisasi hubungan diplomatik Israel berjalan mulus, maka Yerusalem akan semakin bisa dikendalikan Israel.
"Kalau ini berjalan secara mulus, kemudian negara-negara tetangga Palestina menyepakati kerja sama dengan Israel, bisa saja Al-Aqsa akan berada dalam otoritas Israel. Jadi mereka bisa diatur," jelas Yon Machmudi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Israel Tertarik Buka Kedutaan Besar di Negara Muslim Lain
Amerika Serikat telah menjembatani diplomasi antara Uni Emirat Arab dan Israel. Kedua negara yang menjalin hubungan diplomatik itu sepakat memperkuat hubungan di berbagai sektor.
Normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel adalah yang pertama bagi dunia Arab sejak tahun 1990-an. Sebelumnya, Mesir dan Yordania sudah berdiplomasi dengan Israel.
Penasihat senior presiden AS, Jared Kushner, optimistis ke depannya akan ada negara Arab lain yang ikut membuka hubungan diplomasi dengan Israel.
"Ini adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel sejak waktu yang lama, 26 tahun sejak Yordania. Kami berharap melihat ada lebih banyak negara yang melakukan hal sama," ujar Jared Kushner pada konferensi pers di Gedung Putih seperti dikutip Jumat 14 Agustus 2020.
Jared Kushner turut berkata bahwa Uni Emirat Arab dan Israel sudah termotivasi untuk segera berinteraksi dalam isu diplomatik. Hubungan antar masyarakat juga dinilai baik.
"Tidak ada warga Israel yang pernah membunuh warga Emirat, dan tidak ada kebencian di antara masyarakat," kata Kushner yang juga menantu Presiden Donald Trump.
"Saya percaya kita akan segera melihat interaksi secepatnya, dan kedua negara sangat termotivasi dari sudut pandang ekonomi, turisme, kesehatan, teknologi, untuk segera berjalan maju," ujar Kushner.
Pada pernyataan bersama antara AS, UEA, dan Israel, ada dorongan agar Israel memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara lain di Dunia Muslim ketimbang melakukan aneksasi Tepi Barat. Rencana aneksasi dianggap tak sesuai dengan Visi Perdamaian versi Presiden Donald Trump.
"Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan pada area-area yang dipaparkan di Visi Perdamaian milik Presiden, dan fokus untuk menambah hubungan dengan negara-negara lain di Arab dan Dunia Muslim," tulis pernyataan bersama antara Presiden Donald Trump, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohammed.
Advertisement