Liputan6.com, Igiugig Di desa terpencil Igiugig, Alaska, ungkapan "it takes a village", yang memiliki arti bantuan atau keterlibatan banyak orang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan, terdengar benar saat komunitas berkumpul untuk menyelamatkan nyawa seorang anak akhir pekan lalu.
Kepala suku, Ida Nelsonn mengatakan, di desa berpenduduk 70 orang ini berjarak sekitar 280 mil dari kota penghubung terdekat tersebut tidak memiliki lampu landasan pacu untuk memandu pesawat LifeMed, yang akan membawa sang anak ke Rumah Sakit Anchorage. Sehingga Tim Evakusai Medis dan penduduk harus turun di tengah gelapnya malam dengan solusi kreatif dalam situasi menegangkan tersebut.
Mengutip CNN, Jumat (4/9/2020), puluhan warga pun diarahkan untuk menyusun mobil dan kendaraan roda empat lain dan menyalakan lampunya untuk menerangi landasan agar pesawat bisa mendarat dan membawa si anak yang membutuhkan perawatan medis ke Rumah Sakit Anchorage, sekitar 280 mil jauhnya.
Advertisement
"Saya merasa gugup, cemas karena ini sudah larut malam dan ini adalah anak seseorang," kata Nelson. "Satu-satunya hal yang terpikir olehku adalah seberapa cepat aku bisa mendatangkan bantuan kemari karena bagaimana jika itu adalah anakku?"
Sekitar 20 kendaraan datang dan langsung membentuk barisan dan menyalakan lampu mereka. Pesawat yang hendak membawa sang pasien pun bisa mendarat dan segera lepas landas.Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Awal Kejadian
Saat itu pukul 23.30, ketika Nelson sedang melakukan mandi uap. Lalu ia mendengar suara berisik yang kedengarannya seperti kendaraan.
Saat Nelson melihat keluar, dia menyadari itu adalah pesawat LifeMed dan terbang sangat rendah. "Biasanya pesawat tidak terbang pukul 23.30, jadi saya langsung tahu ada yang tidak beres. Saya pun langsung melihat ke arah landasan pacu dan ternyata lampunya mati," kata dia.
Nelson pun segera mengendarai ATV-nya dan melaju beberapa ratus meter ke bandara. Seorang pilot lokal mengatakan padanya bahwa lampu landasan pacu tidak menyala.
Biasanya, seorang pilot dapat menyalakan lampu landasan pacu dari pesawat namun saat itu tidak bisa. Begitu pula lampu manual di tanah.
Nelson menawarkan untuk menerangi salah satu ujung bandara saja. Namun mereka membutuhkan lebih banyak kendaraan untuk menerangi landasan pacu, jadi tetangga Nelson meminta bala bantuan. Tetangganya memberi tahu Nelson bahwa dia melakukan 32 panggilan ke penduduk setempat.
Advertisement
Sang Anak Selamat
CEO LifeMed Alaska, Russ Edwards mengatakan, kondisi landasan pacu saat itu dilapisi salju dan lampu runway yang tidak berfungsi yang membuat mereka tidak bisa mendarat. Pesawat melakukan beberapa kali lompatan rendah di atas lapangan terbang untuk melihat apakah mereka bisa mendarat dalam kondisi sulit ini.
"Untungnya, kru dan warga dapat menemukan solusi yang aman dan kreatif agar bisa mendarat," katanya. "Tanpa kerja sama dari semua orang, itu tidak akan terjadi."
Begitu pesawat mendarat, warga diperintahkan untuk tidak bergerak sama sekali. Pasien muda itu pun naik ke pesawat dan pesawat lepas landas. Pasien diberitakan berhasil sampai ke rumah sakit Anchorage dalam kondisi stabil.
Nelson, yang merupakan ibu bagi dua anak perempuan dan seorang putra angkat, senang mendengar bahwa anak itu berhasil selamat. Semua itu berkat para warga yang bersatu.
Lampu Landasan Sudah Padam Sejak Februari
Juru bicara wilayah Pantai Selatan Alaska Department of Transportation (DOT), Sam Dapcevich mengatakan lampu landasan pacu telah padam sejak Februari. Mereka telah ke bandara tiga kali tahun ini untuk mengerjakan penerangan.
"Lampu-lampu rusak selama musim dingin akibat peralatan pembersih salju kami yang dioperasikan oleh kontraktor di masyarakat," kata Dapcevich. "Sebelumnya, kami telah pergi ke sana pada awal Mei dan memperbaiki kerusakan pada lampu yang telah roboh."
Alaska DOT kemudian menemukan masalah kabel dan harus menunggu sampai tanah mencair untuk dikerjakan. Minggu lalu, mereka telah membetulkan kabel tersebut dan menemukan bahwa banyak kabel lampu yang telah dilindas.
Kru Alaska DOT kembali ke Igiugig pada Selasa untuk memperbaiki lampu, yang sekarang sudah bisa dinyalakan, kata Dapcevich.
Â
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Â
Advertisement