11 Hari Selamat dari Siksaan Pemburu, Nasib Simpanse Ini Berakhir Tragis

Seekor simpanse di Angalo, India dinyatakan tewas setelah menjalani 11 hari perawatan pasca penemuannya di bagasi mobil dalam keadaan yang mengenaskan.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2020, 14:31 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2020, 14:31 WIB
Ilustrasi simpanse (iStock)
Ilustrasi simpanse (iStock)

Liputan6.com, Angalo Seekor simpanse di Angalo dinyatakan tewas setelah menjalani 11 hari perawatan usai penemuannya di bagasi mobil dalam keadaan yang mengenaskan. Simpanse betina yang bernama Caita tersebut ditemukan di bagasi mobil pemburu satwa liar dengan keadaan kaki dan tangan yang terikat.

Staf dari badan amal Wild @ Life, yang berbasis di Jerman mengatakan, Caita dipukuli dengan tongkat logam dan mengalami luka yang sangat parah sehingga dua jarinya harus diamputasi. Seperti dilansir dailymail.co.uk, Kamis (17/9/2020), seorang juru bicara badan amal tersebut menjelaskan mereka melakukan tindakan segera setelah menemukan Simpanse malang tersebut pada Agustus 2020.

"Kami tidak bisa mempercayai mata apa yang kami lihat saat itu. Simpanse betina tersebut diikat di pergelangan tangan dan kakinya dengan tali yang tebal serta jari-jarinya digantung. Dia sangat kesakitan dan tertekan," kata juru bicara itu.

Simpanse tersebut diketahui terperangkap dalam jerat berkarat dan harus menyaksikan keluarganya dibunuh dan dijual untuk diambil dagingnya. "Kedua Pemburu itu kemudian memukul punggungnya dengan pipa besi, mengikatnya dan melemparkannya ke bagasi mobil."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Akan Terus Lakukan Penyelamatan Perburuan Liar

Kanibalisme simpanse (0)
Ilustrasi simpanse menguap di Taman Nasional Mahale. (Sumber Flickr/nilsrinaldi)

Sebelum dinyatakan tewas, Caita telah menunjukkan perkembangan setelah perlahan-lahan nafsu makannya pulih saat para pekerja mencoba mengobati luka-lukanya. Tapi, sayangnya, dia terkena tetanus dari jerat besi yang berkarat sehingga ia mengalami syok septik.

Tidak diketahui berapa lama Caita telah ditahan di bagasi tersebt, atau apakah dia akan dijual oleh si pemburu dalam keadaan hidup atau dibunuh dan dipotong. Simpanse memang sering dikonsumsi sebagai daging hewan liar, sedangkan tulang, darah, organ, dan bagian tubuh lainnya sering digunakan untuk pengobatan tradisional.

Seorang juru bicara Wild @ Life menambahkan, "Banyak juga yang dijual ke kebun binatang dan taman safari buatan di mana manusia  menjebak mereka di tempat yang jauh dari segala sesuatu yang alami bagi mereka. Terkadang juga mereka dijual ke laboratorium dan disiksa dengan mengatas namakan sains." 

Wild @ Life menegaskan bahwa simpanse yang diselamatkan dari manusia akan dirawat sebaik mungkin untuk menjaga mereka tetap aman dan untuk memperkaya hidup mereka. Badan amal tersebut diketahui masih terus beroperasi di lapangan untuk menyelamatkan para korban perburuan.

Kedua pemburu tersebut saat ini telah dipenjara karena kejahatan terhadap satwa liar.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya