Liputan6.com, Solomon - Trent Lee, pria asal Australia dan rekannya, Stephen "Luke", yang berasal dari Inggris tewas akibat ledakan bom sisa Perang Dunia II di Kepulauan Solomon, Ibu Kota Honiara. Dua pria yang merupakan penjinak bom di bawah lembaga Bantuan Rakyat Norwegia (NPA) berbasis Oslo diketahui tewas saat dibawa ke rumah sakit.
Dalam sebuah pernyataan, Kepolisian Kepulauan Solomon (RSIPF) mengatakan, insiden fatal itu terjadi di daerah pemukiman Tasahe di ibu kota Pulau Pasifik Honiara pada Minggu 20 September pukul 19.30 waktu setempat. NPA mengatakan, "Ini kecelakaan tragis. Sejauh ini, ini merupakan ledakan dengan akibat yang fatal."
Baca Juga
NPA menambahkan, prioritas utama mereka sekarang adalah menawarkan bantuan kepada kerabat dan kolega, dan mengklarifikasi apa yang telah terjadi. Sekretaris Jenderal NPA, Henriette Killi Westhrin, mengatakan, "Kami sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi, dan atas kehilangan dua kolega yang baik. Pikiran dan belasungkawa kami yang terdalam ditujukan kepada keluarga, kerabat, dan staf mereka."
Advertisement
Mengutip abc.net.au, Senin (21/9/2020), saat ini, aktivitas NPA di Kepulauan Solomon telah ditangguhkan dan hanya ditugaskan untuk membantu penyelidikan polisi untuk menentukan mengapa bahan peledak ada di blok rumah susun, yang juga berfungsi sebagai kantor proyek dan setelah itu melakukan forensik, penyelidikan EOD dan Unit Kejahatan Berat.
Â
Saksikan VIdeo Pilihan Berikut Ini:
Berencana Akan Bergerak Setelah Survei
Diketahui, dulunya Kepulauan Solomon adalah medan utama PD II jadi sangat dipenuhi dengan ribuan bom dan persenjataan yang belum meledak lebih dari tujuh dekade. Kota ini terletak di Pulau Guadalcanal, bekas medan pertempuran untuk serangan sekutu melawan Jepang 77 tahun lalu.
NAPÂ bekerja dengan tim penjinak bom kepolisian Kepulauan Solomon ditugaskan untuk membersihkan lokasi bom karena menjelang Olimpiade Pasifik 2023.
Inspektur Clifford, Tunuki, petugas yang bertanggung jawab (OKI) dari unit penjinak bom (EOD) mengatakan "Tim survei keluar untuk memastikan lokasi EOD mengikuti laporan dari masyarakat dan informasi yang disampaikan kepada kami. Dan kami menentukan apa yang harus dilakukan dengan EOD tersebut setelah survei mereka berdua."
Â
Advertisement
Aktivitas NPA Ditangguhkan
Saat ini, aktivitas NPA di Kepulauan Solomon telah ditangguhkan dan hanya ditugaskan untuk membantu penyelidikan polisi untuk menentukan mengapa bahan peledak ada di blok rumah susun, yang juga berfungsi sebagai kantor proyek dan setelah itu melakukan forensik, penyelidikan EOD dan Unit Kejahatan Berat.
"Petugas pembuangan persenjataan bahan peledak harus membuat tempat kejadian aman terlebih dahulu sebelum forensik dan penyelidik lain mengakses tempat kejadian untuk mencari tahu apa yang terjadi," kata Inspektur Tunuki.
"Atas nama RSIPF saya ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan kerabat kedua WNA yang meninggal dalam peristiwa tragis ini," kata Tunuki.