Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka peringatan Hari Hangeul (huruf korea) ke-574, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) mengadakan sebuah webinar mengenai hallyu. Webinar ini ditujukkan untuk menjadi sarana pembelajaran dan pertukaran informasi budaya antara Korea dan Indonesia.
Acara yang digelar Kamis (8/10/2020), mengangkat tema "Current situation and future of Hallyu in Indonesia". Pembicara yang didatangkan dalam acara ini yakni: Dr. Andrew Eungi kim (Profesor Korea University), Christie Stefanie (Jurnalis CNN Indonesia) dan Fitri Meutia (Dosen Studi Bahasa Korea UNAS).
Baca Juga
Advertisement
안녕하세요! Kami mengundang Anda dalam Hallyu Webinar.Hallyu as seen by Indonesian people"Current situation and future of Hallyu in Indonesia"Untuk webinar ini, Korean Cultural Center Indonesia mengundang ahli dari dalam dan luar negeri sebagai pembicara.Webinar ini gratis. pic.twitter.com/6MI0cVVZMc
— Korean Cultural Center Indonesia (@KCC_Indonesia) October 7, 2020
Ketiga pembicara membicarakan perkembangan hallyu di Indonesia dan bagaimana tren hallyu atau budaya populer Korea di masa depan. Topik mengenai tren K-pop juga turut dibahas di dalamnya.
Berikut beberapa topik dalam webinar hallyu:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hallyu Menjadi Pemasukan Besar Bagi Korea Selatan
Dr. Andrew Eungi Kim membicarakan tentang fenomena hallyu di dunia. Ia menjelaskan bahwa hallyu atau Korean Wave telah berekspansi secara global, bukan hanya pada negara-negara di Asia.
"Hallyu melalui K-pop telah menjadi sebagai salah satu pemasukan negara, mereka menghasilkan $ 500 Juta (Rp 7,365,150,000,000). Salah satu yang dapat kita lihat adalah BTS, mereka merupakan artis Asia pertama yang menduduki papan Billboard 200," imbuhnya.
Selain itu, Kim juga memaparkan beberapa dampak dari hallyu untuk korea Selatan, di antaranya:
- Meningkatkan ekspor produk K-pop, hingga mencapai $ 6,7 Miliar (Rp 98,726,510,000,000) pada tahun 2017
- Meningkatkan pariwisata Korea, hingga mencapai 7,3 juta pengunjung pada tahun 2016
- Meningkatkan ekspor produk olahan Korea seperti makanan dan kosmetik
- Menambah citra positif Korea di mata dunia
- Menarik minat generasi muda dunia untuk studi di Korea
- Menjadikan Hallyu sebagai salah satu budaya kebanggan Asia
Namun, Kim juga tidak menutupi bahwa hallyu memiliki dampak negatif. Salah satunya adalah sikap penggemar yang "over proud', ia menilai segelintir penggemar K-pop tidak memberi penghormatan kepada budaya lain.
Advertisement
Perkembangan Hallyu di Indonesia, Dahulu dan Sekarang
Christie Stefannie melanjutkan pembicaraan dengan topik "The Hallyu Wave in Indonesia Then and Now". Pada sesi ini, Ia memaparkan mengenai bagaimana hallyu dapat masuk ke dalam dunia hiburan Indonesia, terutama televisi.
Ia memaparkan bahwa budaya populer Korea dapat masuk ke Indonesia karena diiringi dengan munculnya pertelevisian swasta. Hal ini merupakan tahap pertama masuknya hallyu di Indonesia, saat itu drama Korea sudah mulai ditayangkan, salah satunya adalah Endless Love.
Setelah itu, hallyu memaski tahap perkembangan kedua, dimana muncul drama populer seperti Full House yang dibintangi oleh aktor Rain. Semenjak saat itu, tren drama Korea semakin berkembang dan juga mendapat dukungan dari boyband atau girlband Korea yang mengisi lagu latar dalam drama tersebut.
Pada tahap kedua ini, tren boyband atau girlband mulai eksis di tanah air. Salah satunya adalah boyband Shinee yang mengisi lagu di drama Boys Before Flower.
Di saat yang bersamaan, penjualan dvd bajakan drama Korea juga merebak di Indonesia, saat itu penggunaan internet belum masif dilakukan.
Di tahap selanjutnya yakni tahap ketiga, K-popers memiliki tren yaitu melakukan streaming untuk menonton drama kesukaan mereka atau menonton konser idola mereka.
Perubahan Tren K-popers
Fitria Meutia sebagai pembicara terakhir mengatakan bahwa K-popers di Indonesia telah mengalami perubahan cara dalam mengidolakan idola mereka.
"K-popers Indonesia sekarang ini membentuk squad untuk mendukung idolanya. Contohnya seperti penggemar BTS yang mengkampanyekan idola mereka ke publik dan menarik publik untuk menonton video mereka di YouTube hingga mencapai posisi trending," imbuh Fitria.
K-popers Indonesia menjadi lebih proaktif. Dahulu K-popers hanya sebatas membeli album dan mendengarkan lagu, sekarang mereka dapat lebih aktif mempromosikan idola mereka.
Fitria juga menambahkan bahwa fenomena ini dapat menyebabkan fanwar. Oleh karena itu, K-popers harus bersikap positif dalam mengidolakan budaya ini.
Di masa depan, keberlangsungan hallyu di Indonesia berada di tangan para penggemarnya. Jika hallyu terus berinovasi, maka tren ini tidak akan pernah berhenti.
Reporter: Ruben Irwandi
Advertisement