Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham alternatif pertama di Korea Selatan, Nextrade (NXT), resmi diluncurkan pada 5 Maret 2025, menghadirkan kompetisi baru bagi Korea Exchange (KRX) yang selama ini memonopoli pasar modal di negeri ginseng.
NXT memulai debutnya dengan 10 saham unggulan, termasuk Lotte Shopping Co., dan berencana memperluas daftar sahamnya menjadi 110 pada 17 Maret, 350 pada 24 Maret, serta 800 saham pada akhir bulan ini. Operator NXT menyatakan ekspansi bertahap ini bertujuan meningkatkan likuiditas pasar dan menjadikan NXT sebagai alternatif yang kompetitif bagi KRX.
Advertisement
Baca Juga
Keunggulan NXT terletak pada jam perdagangannya yang lebih panjang dibanding KRX. Perdagangan pra-pasar dimulai pukul 08.00 hingga 08.50, dengan pasar reguler dibuka pukul 09.00 dan sesi perdagangan setelah jam bursa berlangsung dari 15.30 hingga 20.00. Selain itu, bursa ini menawarkan lebih banyak opsi penawaran dan menurunkan biaya transaksi bagi perusahaan sekuritas.
Advertisement
YG Entertainment Pimpin Perdagangan Perdana di NXT
Pada hari pertama perdagangannya, volume transaksi di NXT mencapai 213.983 lembar saham dari 10 saham yang terdaftar. Saham YG Entertainment Inc. mencatat nilai transaksi tertinggi, mengungguli Kolon Industries Inc. dan LG Uplus Corp.
Meskipun peluncuran NXT tidak membawa perubahan besar pada sistem perdagangan online maupun aplikasi seluler perusahaan sekuritas, inovasi seperti fitur Smart Order Routing (SOR) memungkinkan investor secara otomatis memilih platform terbaik antara KRX dan NXT untuk menjalankan transaksi mereka.
Melansir The Korea Economic Daily, Kamis (6/3/2025), harga saham di NXT tidak mengalami perbedaan signifikan dibanding KRX, dengan selisih hanya dalam pecahan persen. Namun, beberapa investor mengeluhkan tampilan kutipan harga dari kedua bursa yang membuat layar perdagangan terlihat lebih kompleks.
Babak Baru
Dengan sejarah panjang KRX yang berdiri sejak 1956 dan mengoperasikan dua bursa utama Korea, Kospi dan Kosdaq, kehadiran NXT menjadi babak baru bagi industri keuangan Korea Selatan. Meski short selling diperbolehkan di NXT, praktik ini dilarang selama sesi pra-pasar dan setelah jam perdagangan.
Keberhasilan YG Entertainment dalam memimpin perdagangan hari pertama di NXT menegaskan daya tarik perusahaan dalam dunia investasi, sekaligus menandai langkah awal dari persaingan baru di pasar modal Korea Selatan.
Saham Agensi K-Pop Bakal Berjaya di Tengah Ancaman Tarif Dagang Donald Trump
K-pop menjadi harapan bagi investor di Korea Selatan pada 2025. Hal ini di tengah ekonomi Korea Selatan yang melambat hingga mencapai titik terendah dalam beberapa kuartal.
Selain itu, mata uang won Korea Selatan tertekan dan negara itu dilanda kekacauan politik. Ancaman tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak membuat segalanya lebih mudah.
Mengutip CNBC, saham dari empat perusahaan K-pop utama telah menguat antara 20-30 persen sepanjang 2025. Bahkan saham agensi K-pop itu di atas indeks Kospi yang naik 5,39 persen dan indeks Kosdaq bertambah 8,8 persen. Pada 4 Maret 2025, saham Hybe, JYP, dan YG mencapai titik tertinggi baru dalam 52 minggu pada 2025.
Advertisement
Kenaikan Saham Agensi K-Pop
Hybe yang memiliki BTS adalah agensi K-pop terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar dan bagian dari indeks Kospi. Sementara SM Entertaiment, JYP Entertainment dan YG Entertainment termasuk dalam indeks Kosdaq yang mencatat perusahaan kapitalisasi kecil.
Kenaikan saham agensi K-pop menandai perubahan haluan dalam kinerja saham perusahaan dari 2024. Saham agensi K-pop turun karena penjualan album yang lesu memukul laba.
Analis Shinhan Securities Ji In-hae pada bulan lalu menulis, salah satu alasan mengapa saham agensi K-Pop menerima minat investor baru seiring sektor itu tidak hadapi risiko tarif dagang AS.
Tarif dagang telah menjadi sumber ketidakpastian yang besar bagi Korea Selatan dengan ancaman Donald Trump mengenai tarif timbal balik yang membayangi.
Prospek Industri yang Menjanjikan
Optimisme seputar saham K-pop juga berkaitan dengan potensi peningkatan yang akan diterima industri pada 2025. Ji dari Shinhan Securities "terlalu menekankan" sektor media dan hiburan Korea Selatan, dengan mengutip faktor-faktor seperti kinerja industri yang diharapkan kuat pada 2025.
Hal ini karena artis-artis populer kembali dan laba meningkat dibandingkan tahun lalu, serta Tiongkok membuka kembali pasarnya untuk hiburan Korea Selatan.
Korea Economic Daily melaporkan bulan lalu Tiongkok kemungkinan akan mencabut larangannya terhadap acara-acara yang menampilkan Hallyu, atau budaya populer Korea di negara tersebut, paling cepat pada Mei. Ekonomi terbesar di Asia memberlakukan larangan konten Korea Selatan pada 2017 sebagai balasan atas pengerahan sistem pertahanan wilayah ketinggian tinggi terminal AS, atau sistem pertahanan rudal THAAD, kata laporan itu.
"Kembalinya grup-grup populer ke industri ini dan pelaksanaan tur dunia berskala besar hingga 2026 akan menjadi "titik investasi yang lebih kuat" bagi sektor ini, kata Ji. BTS diharapkan untuk melanjutkan aktivitas grup secara penuh paling cepat pada Juni, sementara Blackpink telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan tur dunia pada paruh kedua tahun ini.
Advertisement
