Sempat Ditutup Akibat Ancaman Bom, Area Arc de Triomphe di Paris Kembali Buka

Taman Paris Champ de Mars di sekitar Menara Eiffel juga sempat dievakuasi sebentar menyusul ditemukannya tas diduga berisi amunisi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Okt 2020, 18:13 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2020, 08:24 WIB
Arc de Triomphe
Arc de Triomphe (Foto: Zakaria ABDELKAFI / AFP)

Liputan6.com, Paris - Area di sekitar Arc de Triomphe dan Menara Eiffel di pusat kota Paris telah dibuka kembali setelah dievakuasi sebentar pada Selasa (27 Oktober) untuk peringatan keamanan, kata polisi.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (28/10/2020) area Arc de Triomphe dan stasiun kereta bawah tanah di sekitarnya telah dievakuasi menyusul peringatan bom, tetapi pada pukul 16.30 GMT waktu setempat.

Taman Paris Champ de Mars di sekitar Menara Eiffel juga sempat dievakuasi sebentar menyusul ditemukannya tas diduga berisi amunisi.

Dua situs berita lokal Prancis menunjukkan gambar tas biru dengan berbagai jenis amunisi.

Prancis dalam kondisi siaga tinggi setelah pemenggalan kepala seorang guru bulan ini oleh seorang pria berusia 18 tahun yang marah karena penggunaan kartun Nabi Muhammad dalam pelajaran kewarganegaraan.

Selain di Paris, ada beberapa peringatan bom palsu, yang terbaru di stasiun kereta api Lyon minggu lalu dan di Menara Eiffel sebulan yang lalu.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Polisi Sempat Tutup Wilayah

Saat Dunia Terperangkap Sunyi
Seorang pria mengendarai sepedanya melewati Arc de Triumph selama kebijakan lockdown berlangsung untuk menghentikan penyebaran pandemi virus corona Covid-19 di Paris pada 23 Maret 2020. (Photo by PHILIPPE LOPEZ / AFP)

Daerah di sekitar Menara Eiffel dan Arc de Triomphe diamankan oleh polisi usai menerima adanya ancaman bom.

Di Paris, area sekitar Arc de Triomphe diamankan karena peringatan bom, sementara orang-orang dievakuasi keluar dari taman Champ de Mars di sekitar Menara Eiffel setelah polisi menemukan tas berisi amunisi.

Prancis memperingatkan warganya di luar negeri di beberapa negara mayoritas Muslim untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra usai kemarahan melonjak atas kartun Nabi Muhammad.

Pemerintah Prancis, didukung oleh banyak warga, melihat pemenggalan sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara, dan mengatakan akan membela hak untuk menayangkan kartun tersebut.

Presiden Emmanuel Macron menyebut guru itu "pahlawan" dan berjanji untuk melawan "separatisme", dengan mengatakan hal itu mengancam untuk mengambil alih beberapa komunitas keagamaan di Prancis.

Kementerian luar negeri Prancis mengeluarkan nasihat keselamatan kepada warga negara Prancis di Indonesia, Turki, Bangladesh, Irak, dan Mauritania, menasihati mereka untuk berhati-hati dan memberi tahu mereka untuk menjauh dari protes apa pun terkait kartun tersebut dan menghindari pertemuan publik.

"Dianjurkan untuk melakukan kewaspadaan terbesar, terutama saat bepergian, dan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan atau komunitas ekspatriat," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya