Update 17 Desember 2020: 74,1 Juta Warga Dunia Positif COVID-19, Vaksinasi Jadi Solusi?

Angka penyebaran Corona COVID-19 di Amerika Serikat paling tinggi di dunia. Berada cukup jauh dari sejumlah negara di belakangnya, seperti India, Brasil, Rusia hingga Prancis.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Des 2020, 10:14 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 09:22 WIB
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Foto: unsplash.com)

Liputan6.com, Paris - Penyebaran Corona COVID-19 semakin hari semakin bertambah. Data dari Johns Hopkins University menunjukkan bahwa angka positif terhadap virus ini di seluruh dunia mencapai 74.140.841 -- data dihimpun dari 191 negara dan wilayah.

Tak hanya angka penyebaran, jumlah kematian akibat COVID-19 ini juga terpantau meningkat dibandingkan hari sebelumnya.

1.647.108 orang meninggal dunia sementara 41.904.111 orang dilaporkan kembali sehat.

Angka penyebaran di Amerika Serikat paling tinggi di dunia. Berada cukup jauh dari sejumlah negara di belakangnya, seperti India, Brasil, Rusia hingga Prancis.

Tercatat, 16.955.024 orang di Amerika Serikat pada Kamis (17/12/2020) terpapar Corona COVID-19, sementara 307.291 orang meninggal.

Vaksinasi gelombang pertama di Amerika Serikat telah dilakukan. Pemerintah telah merilis daftar pihak yang diprioritaskan.

Minggu lalu, pemerintah India mengatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan sejumlah warga untuk memperoleh vaksin.

Otoritas terkait berencana mengvaksinasi 300 juta orang warganya. Serum Institute of India, yang telah mendapat lisensi untuk memproduksi vaksin AstraZeneca, Pfizer dan produsen India Bharat Biotech.

Pemerintah India mengatakan, rencana imunisasi awalnya berkisar pada tiga kelompok prioritas. 10 juta petugas kesehatan, 20 juta pekerja garis depan seperti polisi dan militer, dan 270 juta orang lainnya yang berusia di atas 50 tahun atau yang memiliki penyakit yang membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19.

Sejauh ini, kasus Corona COVID-19 di India mencapai 9.932.547 dengan angka kesembuhan 9.456.449 orang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

COVID-19 di Eropa

FOTO: Prancis Akan Longgarkan Lockdown Terkait COVID-19
Warga berjalan melewati seseorang yang berpakaian Sinterklas di luar sebuah pasar swalayan di Paris, Prancis, 25 November 2020. Kebijakan karantina wilayah (lockdown) virus corona COVID-19 secara nasional dapat dicabut pada 15 Desember jika kondisi kesehatan di negara itu membaik. (Xinhua/Gao Jing)

Kemarin, Prancis telah mengganti masa kuncian nasional (lockdown) keduanya dengan jam malam.

Orang tidak akan diizinkan keluar rumah antara pukul 20:00 dan 06:00 tanpa formulir otorisasi, demikian dikutip dari laman BBC.

Malam Natal akan dikecualikan, tetapi peraturan akan tetap berlaku untuk Malam Tahun Baru. Bar dan restoran akan tetap tutup hingga setidaknya 20 Januari 2021.

Jumlah orang di Prancis yang meninggal akibat infeksi Virus Corona COVID-19 naik 790 pada Selasa kemarin, menjadi total 59.072.

Negara tetangga, Jerman memperkenalkan sistem penguncian Natal yang cukup keras setelah jumlah infeksi di sana mencapai tingkat rekor baru.

Sejumlah toko yang dianggap tidak terlalu urgent akan tutup di seluruh negeri, seperti halnya sekolah, anak-anak diminta untuk tetap berada di rumah.

Restoran, bar, dan pusat rekreasi telah ditutup di Jerman sejak November lalu.

Kanselir Angela Merkel menyalahkan aktivitas belanja keperluan Natal sebagai peningkatan kontak sosial di kalangan masyarakat.

Lockdown baru akibat COVID-19 akan berlangsung dari 16 Desember 2020 hingga 10 Januari 2021, namun akan dilonggarkan dari 24 hingga 26 Desember, ketika satu rumah tangga dapat mengundang maksimal empat anggota keluarga dekat.

Di tempat lain, lockdown selama lima minggu di Belanda adalah langkah-langkah paling ketat yang diumumkan di negara itu sejak pandemi dimulai.

Toko-toko non-esensial, bioskop, penata rambut, dan pusat kebugaran semuanya tutup dan sekolah akan mengikuti kebijakannya.

Orang-orang juga telah diberitahu untuk menahan diri untuk tidak memesan tiket perjalanan yang tidak penting ke luar negeri hingga pertengahan Maret 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya