Liputan6.com, Washington D.C- Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi mengumumkan bahwa anggota parlemen akan melanjutkan penghitungan suara elektoral untuk mengkonfirmasi hasil pemilu 2020 setelah demonstran pro-Donald Trump meninggalkan gedung Capitol Hill.
Pelosi mengatakan bahwa langkah itu diambil setelah berkonsultasi dengan Pentagon, Departemen Kehakiman dan Wakil Presiden AS Mike Pence, yang akan memimpin proses sertifikasi tersebut.
Baca Juga
"Kami telah memutuskan untuk melanjutkan (proses sertifikasi) malam ini di Capitol Hill setelah gedung diizinkan untuk digunakan kembali," kata Pelosi dalam sebuah surat kepada rekan-rekannya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/1/2021).
Advertisement
Laporan lainnya kemudian mengatakan bahwa gedung tersebut berhasil diamankan oleh polisi setempat dan sejumlah demonstran telah dikeluarkan dari area gedung.
Pelosi pun mengecam penyerbuan di gedung Capitol Hill itu sebagai "serangan memalukan" terhadap demokrasi Amerika yang "diatur di bawah pemerintahan tinggi".
Tetapi ia juga mengatakan bahwa " hal itu tidak dapat menghalangi kita dari tanggung jawab kita untuk meresmikan terpilihnya Joe Biden".
Saksikan Video Berikut Ini:
Donald Trump Minta Demonstran Pulang, Peringatkan Harus Tetap Damai dan Tertib
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat meminta para pendukungnya untuk datang ke Washington dalam rangka memprotes hasil resmi Kongres atas kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.
Beberapa di antara demonstran pro-Trump itu bahkan nekat menerobos dan berusaha memasuki gedung Capitol - mengganggu proses penghitungan Kongres atas suara Electoral College.
Kemudian pada Rabu (6 Januari) waktu setempat, Trump meminta para pendukungnya untuk "pulang' setelah mereka menyerbu gedung Capitol Hill.
Saya mengerti rasa sakit Anda," kata Trump dalam sebuah video berdurasi satu menit di Twitter.
"Kami mendapati pemilu yang dicuri dari kita," tambahnya.
"Tapi kalian harus pulang sekarang. Kita harus memiliki perdamaian. Kita harus memiliki hukum dan ketertiban," jelas Trump.
Advertisement