Liputan6.com, Jakarta - Sejarah mencatat bahwa 8 Januari 1984 adalah tanggal kelahiran sang pemimpin Korea Utara (Korut) masa depan. Kim Jong-un.
Putra Kim Jong-il itu menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara pada 17 Desember 2011 di usia 29 tahun. Menjadikannya kepala negara termuda di dunia.
Baca Juga
Advertisement
Karena kebijakan rahasia Korea Utara, tidak banyak yang diketahui tentang masa lalunya atau pemerintahannya.
Mengutip Famous Daily, Kim Jong-un bersekolah di Swiss dengan nama dan identitas palsu. Brittanica menyebut, ia mengemban studi di International School of Berne, lalu berlanjut di Kim Il-Sung National War College di Pyongyang dari 2002 hingga 2007.
Sebagai orang dewasa muda, Kim Jong-un mulai menemani ayahnya dalam inspeksi militer. Diperkirakan bahwa dia bekerja untuk Korea Workers' Party (KWP) atau Partai Buruh Korea (partai yang berkuasa di negara itu) atau di Biro Politik Umum Angkatan Darat; kedua organisasi itu terlibat dalam pengawasan pejabat pemerintah.
Desas-desus mulai beredar di awal tahun 2009 bahwa dia dipersiapkan sebagai penerus ayahnya. Ia terdaftar sebagai calon Majelis Rakyat Tertinggi pada tahun 2009, dan pada bulan April ia diberi jabatan di Komisi Pertahanan Nasional (NDC) yang berkuasa; kepemimpinan NDC, yang didefinisikan dalam konstitusi sebagai jabatan tertinggi negara, dipegang oleh Kim Jong Il.
Pada pertengahan 2009 Kim Jong-un dirujuk di dalam negeri dengan gelar "Brilliant Comrade," dan pada bulan Juni dilaporkan bahwa ia telah ditunjuk sebagai kepala Departemen Keamanan Negara, badan pemerintah yang bertanggung jawab atas kontrol politik dan kontraintelijen.
Pada September 2010 Kim Jong-un diberi pangkat tinggi jenderal bintang empat, meskipun dia tidak diketahui memiliki pengalaman militer sebelumnya. Waktu pengangkatannya dianggap penting, karena hal itu terjadi tak lama sebelum rapat umum pertama KWP sejak sidang tahun 1980, di mana ayahnya ditunjuk sebagai pengganti Kim Il-Sung. Selama tahun berikutnya, posisinya sendiri sebagai penerus menjadi lebih jelas.
Setelah kematian ayahnya pada Desember 2011, Kim Jong-un dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi negara, gelar tidak resmi yang tetap mengisyaratkan posisinya sebagai kepala pemerintahan dan pasukan militer Korea Utara.
Pada April 2012, statusnya disahkan dengan perolehan beberapa gelar resmi: sekretaris pertama KWP, ketua Komisi Militer Pusat, dan ketua NDC, yang saat itu merupakan otoritas birokrasi tertinggi negara.
Strategi nasional Kim yang dikenal sebagai byungjin (sering diterjemahkan sebagai "pembangunan paralel"), yang menekankan perkembangan ekonomi negara bersama dengan kemampuan pertahanannya, secara resmi diadopsi selama pertemuan komite pusat KWP tahun 2013.
Pada bulan Juni 2016, kongres Majelis Rakyat Tertinggi merevisi konstitusi untuk memperluas dan memperkuat posisi Kim Jong-un. Revisi tersebut menciptakan organisasi baru, Komisi Urusan Negara, dengan Kim sebagai kepalanya.
Komisi baru menggantikan NDC sebagai badan pemerintahan paling kuat di Korea Utara.
Tahun-tahun awal pemerintahan Kim Jong-un ditandai dengan konsolidasi kekuasaan yang kejam dan percepatan program senjata nuklir Korea Utara. Ia dikenal kerap mengeksekusi orang, termasuk orang dekat seperti pamannya sendiri Jang Song-Thaek.
Kehidupan Pribadi
Sejumlah sumber menyebut Kim jong-un menikahi seorang wanita bernama Ri Sol-ju. Dia juga dikabarkan memiliki seorang putri bernama Kim Ju-ae.
Hanya sedikit yang diketahui dari Ri Sol-ju, istri Kim Jong-un. Menurut laporan intelijen Korea Selatan, Ri diperkirakan berusia 28 tahun dan merupakan ibu tiga anak. Namun, pihak Korea Utara sendiri belum mengonfirmasi informasi tersebut.
Ri tak sering tampil di publik. Ia biasanya terlihat ketika Kim merayakan kesuksesan uji coba misil. Di depan umum, Ri hampir selalu tampil dengan senyum simpulnya dan mengenakan gaun berpotongan rapi berwarna pastel.
Dikutip dari The Independent, 28 September 2017, Ri dilaporkan lahir dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah seorang profesor dan ibunya seorang dokter. Namun, tak banyak yang mengetahui cerita Ri bisa menjadi istri Kim Jong-un.
Ia pertama kali diketahui publik telah mendampingi Kim Jong-un pada Juli 2012. "Kegilaan" media makin menjadi kala Kim hadir di acara publik bersama perempuan misterius itu -- Ri Sol-ju, termasuk dalam sebuah teater yang menampilkan tokoh-tokoh Disney.
Identitas Ri sebagai istri Kim terungkap kala media Korea Utara menyebut status perempuan misterius itu dalam acara pembukaan taman bermain di Pyongyang.
Hingga kini tidak jelas kapan Kim dan Ri menikah. Beberapa laporan menyebut bahwa keduanya menikah pada 2009 dan Ri melahirkan anak pertama pada tahun berikutnya.
Sementara itu, laporan lain mengatakan bahwa Ri dan Kim pertama kali bertemu dalam sebuah konser musik klasik pada 2010.
Kerahasiaan seputar pernikahan mereka tak mengejutkan warga Korea Utara dan pengamat internasional negara yang tertutup itu. Pasalnya, ayah Kim, Kim Jong-il, tak pernah mengenalkan sejumlah istrinya kepada publik.
Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan Ri sebelum menikah dengan Kim Jong-nam. Namun, inteljien Korea Selatan menyebut bahwa istri Kim Jong-un itu pernah belajar menyanyi di China dan mengunjungi Korsel pada 2005 sebagai anggota tim pemandu sorak Korut.
Kim Jong-un memiliki dua saudara laki-laki yakni Kim Jong-nam dan Kim Jobg-Chul. Lalu dua saudara perempuan, Kim Yo-jong dan Kim Sul-song.
Saksikan Juga Video Ini:
Kim Jong-un Diangkat Jadi Panglima Tertinggi 1,2 Juta Tentara Korut
Pada usianya yang masih 29 tahun, Kim Jong-un telah menduduki jabatan setinggi langit di Korea Utara. Dia adalah Sekretaris Pertama Partai Pekerja Korea, Ketua Komisi Militer Pusat, Ketua Pertama Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea dan anggota presidium Politbiro Sentral.
Dan pada 18 Juli 2012, setahun setelah Kim Jong-il meninggal dunia, Kim Jong-un diangkat menjadi wonsu, pangkat militer tertinggi di Korea Utara di bawah dae wonsu -- yang disandang ayah dan kakeknya.
Kim Jong-un secara efektif menjadi panglima tertinggi dari 1,2 juta tentara Korut.
Promosinya diumumkan hanya beberapa hari setelah Ri Yong-ho, komandan militer Korut, dibebastugaskan dengan alasan sakit.
Berbeda dengan klaim tersebut, sejumlah analis meyakini, Ri menjadi tumbal perebutan kekuasaan di balik layar yang melibatkan militer dan Partai Buruh.
Pangkat tertinggi untuk Kim Jong-un memicu guncangan di kalangan pejabat eselon tinggi Tentara Rakyat Korea. Ia yang tak punya rekam jejak di dunia militer, tiba-tiba ditempatkan di atas enam jenderal senior yang berstatus wakil panglima.
"Kim Jong-un adalah bagian dari dinasti yang berkuasa di Korea Utara. Saya melihat, dia mendapat gelar baru tersebut sebagai hal normal untuk dilakukan. Apalagi, kredibilitasnya masih kecil, dan pada dasarnya ia hanyalah seorang anak muda," kata Robert Dujarric, Direktur Institute of Contemporary Studies di Temple University, Jepang, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa 17 Juli 2018.
"Tak mungkin untuk mengetahui dinamika internal di Korut. Namun, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa itu adalah bagian dari upaya Kim untuk memperkuat posisi dan kepemimpinannya," kata dia.
Bukan hal aneh saat seorang diktator yang totaliter berusaha mengukuhkan cengkeramannya pada rezim dengan menyingkirkan para pejabat senior dalam pemerintahan sebelumnya.
"Kim Jong-un mengirimkan pesan, bahkan untuk mereka yang pernah dekat dengan mendiang ayahnya dan punya posisi di rezimnya, bahwa ia bisa memenggal kepala mereka," kata Dujarric. "Mirip dengan apa yang dilakukan Stalin."
Terlalu Muda
Saat Kim Jong-il meninggal dunia, banyak pihak meramalkan rezim Korea Utara sudah tamat. Putra mahkotanya, Kim Jong-un yang terlihat menangis selama upacara pemakaman, dianggap tak meyakinkan untuk memimpin.
Namun, pemimpin muda itu ternyata tak boleh diremehkan. Seperti dikutip dari BBC News, pada Desember 2013, Kim Jong-un mengeksekusi paman sekaligus mentornya sendiri Jang Song-thaek atas tuduhan makar.
Dari tahun 2012 hingga 2016, Kim melakukan aksi pembersihan besar-besaran. Menurut data Institut Strategi Keamanan Nasional Korea Selatan, 140 perwira senior di tubuh militer dan pejabat pemerintah dieksekusi. Sekitar 200 orang lainnya dipecat atau dijebloskan ke bui.
Tak hanya itu, ia berkali-kali bikin dunia ketar-ketir dengan uji coba senjata pemusnah massal dan meluncurkan rudal yang konon bisa membawa hulu ledak nuklir ke daratan Amerika Serikat.
Belakangan, pada Juni 2018, Kim Jong-un bahkan berhasil memaksa seorang presiden dari sebuah negara besar dan lebih digdaya, Donald Trump, duduk bersama dengannya di Singapura.
Advertisement