Liputan6.com, Kuala Lumpur - Duka karena Syekh Ali Jaber meninggal ternyata juga dirasakan Negeri Jiran. Menteri Agama Malaysia turut menyampaikan ucapan dukacitanya.
Menteri Agama Malaysia Dr. Zulkifli Mohamad Al-Bakri menyampaikan belasungkawa atas kepergian Syekh Ali Jaber melalui status di akun Twitter miliknya.
Baca Juga
"Takziah diucapkan kepada keluarga Syaikh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, ilmuan dan pendakwah terkenal Indonesia yang telah pergi meninggalkan kita hari ini," tulisnya di akun @drzul_albakri, Kamis (14/1/2021).
Advertisement
Dalam unggahan dukacita tersebut, Dr. Zulkifli Mohamad Al-Bakri juga menyertakan gambar Syekh Ali Jaber berlatar warna hitam. Selain itu juga doa dalam bahasa Arab.
"Saya tidak mengenali beliau secara peribadi, namun berdasarkan pengiktirafan ramai pihak kepada beliau jua siri pengajian ilmu beliau di media sosial, saya anggap beliau sebagai seorang ilmuan & pendakwah yang soleh. Pemergian beliau adalah kehilangan yang besar kepada dunia Nusantara," imbuhnya lagi.
Ulama bernama lengkap Ali Saleh Muhammed Ali Jaber ini lahir di Madinah, dan terkenal di Indonesia dalam bidang agama serta sosial.
Syekh Ali Jaber meninggal di Jakarta pada usia 44 tahun hari Kamis ini. Ia dinyatakan sudah negatif COVID-19.
Saksikan Juga Video Ini:
Dakwah Fokus Al-Qur'an hingga Pindah Kewarganegaraan
Syekh Ali Jaber terkenal dengan dakwahnya yang sejuk dan persuasif. Selain itu, ia fokus pada pendidikan Al-Qur'an di Indonesia.
Dalam sebuah ceramahnya, Syekh Ali Jaber berusaha menginspirasi agar pendengarnya mau belajar Al-Qur'an. Syekh Ali Jaber meminta agar orang-orang tak pesimistis dalam belajar, meski kesulitan.
"Barangsiapa yang membaca tapi masih berbata-bata dalam bacaannya, bukan dosa justru dua pahala, satu karena dia mau baca Al-Qur'an, kedua karena ada berbata-bata, kesulitan dalam membaca, Allah menghargai kesulitan, Allah berikan pahala," ujar Syeikh Ali Jaber seraya mengutip ucapan Nabi Muhammad SAW pada 24 Februari 2020.
Syeikh Ali Jaber juga berusaha mengajak pengidap tunanetra untuk baca Al-Qur'an. Ia memiliki program Al-Qur'an Braille yang pernah ia bagikan kepada masyarakat banyak.
"Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi mereka (para tunanetra) untuk kembali memperdalam dan mempelajari Al Qur'an," ucap Syekh Ali Jaber pada 2017 lalu.
Punya KTP Indonesia
Ulama kondang ini juga memiliki KTP Indonesia. Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa beberapa tahun belakangan ia sudah memiliki kartu identitas warga Indonesia.
"Ya (dapat kewarganegaraan Indonesia) dari Bapak Presiden SBY. Sebenarnya saya tidak memilih, ketika saya datang ke Indonesia kunjungan silaturahmi saja. Ketika saya mendapat kesempatan salat magrib di Masjid Agung Sunda Kelapa, saya diajak sama satu sahabat untuk salat di masjid. Kebetulan saat saya di sana bertemu dengan pengurus masjid yang mendorong saya menjadi imam," papar dia.
"Kebetulan saya jadi imam beliau tersentuh dan minta lagi. Cuma visa saya sebagai orang asing bisa habis tapi ternyata mereka bisa membantu untuk tinggal. Ada sebuah kesan (jadi saya mau menetap di Indonesia)," sambung Syekh Ali Jaber.
Advertisement