Liputan6.com, Edinburgh - Para ilmuwan di Skotlandia telah mengumumkan kelahiran mamalia pertama di dunia yang merupakan hasil kloning. Dolly si domba, yang dibuat di Roslin Institute di Edinburgh, sebenarnya lahir pada 5 Juli 1996, namun kelahirannya baru diumumkan pada 22 Februari 1997.
Dolly adalah mamalia pertama yang berhasil dikloning dari sel dewasa. Kloning sebelumnya berasal dari sel embrio.
Kelahiran domba itu telah digembar-gemborkan sebagai salah satu terobosan ilmiah paling signifikan dalam era 1980-1990an meskipun kemungkinan akan memicu kontroversi dari segi etis, demikian seperti dikutip dari History, Senin (22/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Para ilmuwan di Skotlandia mengkloning kambing dengan memasukkan DNA dari sel domba tunggal ke dalam telur dan menanamkannya pada ibu pengganti.
Mereka akhirnya berhasil memiliki domba berusia tujuh bulan yang sehat - Dolly - yang merupakan duplikat genetik yang tepat dari hewan dari mana sel tunggal diambil.
Tes DNA telah mengungkapkan bahwa Dolly identik dengan domba yang menyumbangkan sel ambing dan tidak terkait dengan ibu pengganti.
Ahli embriologi Dr Ian Wilmut, dari Roslin Institute, mengatakan: "Ini akan memungkinkan kita untuk mempelajari penyakit genetik yang saat ini tidak ada penyembuhan dan melacak mekanisme yang terlibat."
Penelitian, yang diterbitkan di majalah Nature, mengikuti keberhasilan tim Edinburgh dalam mengkloning embrio domba. Setahun sebelumnya, mereka menghasilkan dua domba identik, yang merupakan kloning dari embrio asli.
Perusahaan yang telah membeli hak atas penelitian, PPL Therapeutics, mengatakan Dolly akan membantu meningkatkan pemahaman penuaan dan genetika dan mengarah pada produksi obat-obatan yang lebih murah.
Simak video pilihan berikut:
Memicu Dilema Hukum dan Etika
Sebagai respons atas penelitian itu, Presiden AS Bill Clinton telah membentuk satuan tugas khusus untuk menyelidiki kloning untuk memeriksa implikasi hukum dan etika.
Hal itu guna merespons persoalan bahwa kloning domba Dolly tersebut menyentuh dilema moral di tengah kekhawatiran bahwa teknik itu dapat digunakan untuk mengkloning manusia.
Dr Ian Wilmut, yang memimpin tim ilmuwan Skotlandia yang berada di balik kelahiran Dolly, menggambarkan kloning manusia sebagai "menjijikkan" dan ilegal.
Berita tentang kelahiran Dolly membuat marah aktivis hak-hak hewan dan Gereja Skotlandia mengatakan, meski itu "menarik" dari segi penelitian, hal itu harus memiliki batasan-batasan.
Dr Wilmut juga mengungkapkan pemikiran di balik nama domba: "Dolly berasal dari sel kelenjar susu dan kami tidak bisa memikirkan sepasang kelenjar yang lebih mengesankan daripada Dolly Parton."
Keputusan diambil pada tahun 2003 untuk meng-eutanasia Dolly setelah pemeriksaan dokter hewan menunjukkan dia memiliki penyakit paru-paru progresif. Tubuhnya yang diawetkan dipamerkan di Museum Nasional Skotlandia di Edinburgh --sebagai simbol terobosan ilmu pengetahuan dalam bidang kloning.
Advertisement