Ketika Milo Mendadak Populer di Jepang Selama Pandemi COVID-19

Sejak "menemukan" Milo pada tahun 2020, tampaknya warga Jepang sekarang menggebu-gebu untuk selalu mencari minuman cokelat itu.

oleh Hariz Barak diperbarui 15 Mar 2021, 10:32 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2021, 10:32 WIB
Cokelat panas (iStockphoto)
Ilustrasi minuman cokelat (stockphoto / file)

Liputan6.com, Tokyo - Sejak "menemukan" Milo pada 2020 atau saat pandemi COVID-19 melanda, tampaknya warga Jepang sekarang menggebu-gebu untuk selalu mencari minuman cokelat itu.

Ketika kios yang menjual minuman Milo di dalam stasiun kereta Tokyo dibuka untuk bisnis, sebuah tweet yang berisi dua foto kios menjadi viral, dengan lebih dari 161.900 like dan 50.000 retweet pada saat konten itu diunggah.

Tweet yang diposting pada 6 Maret 2021 oleh pengguna Twitter @TonanLeopard, mengumumkan penemuan kios Milo baru yang telah dibuka di peron Stasiun Machida di Tokyo, Jepang, demikian seperti dikutip dari Mashable, Senin (15/3/2021).

Salah satu foto di unggahan itu menampilkan harga untuk minuman yang dijual, dengan secangkir standar Milo dikenakan harga US $ 1,84 (JPY200).

Menu yang memodifikasi varian Milo dengan buah dan bahan-bahan lain dikenakan harga US $ 2,76 (JPY300) --harga yang sangat curam di Jepang untuk membayar minuman yang cukup umum di banyak negara Asia Tenggara dan bahkan Australia.

Simak video pilihan berikut:

Milo Mendadak Populer di Jepang Saat Pandemi

MILO, minuman coklat dari Nestlé  ajak masyarakat bernostalgia dengan kemasan kaleng bergaya vintage dan kejutan seru lainnya. (Foto: dok MILO)
MILO, minuman coklat dari Nestlé ajak masyarakat bernostalgia dengan kemasan kaleng bergaya vintage dan kejutan seru lainnya. (Foto: dok MILO)

Anehnya, Milo baru-baru ini menemukan popularitas di Jepang menyusul klaim banyak netizen Jepang yang mengatakan bahwa minuman itu bergizi dan penuh manfaat kesehatan. Sejak Juli 2020, permintaan minuman cokelat-malt telah mengalami lonjakan 700 persen.

Popularitasnya telah melonjak hingga permintaan minuman telah melampaui pasokan, secara efektif menyebabkan perusahaan induk Nestlé baru-baru ini mengumumkan penghentian penjualan Milo tertentu di negara itu karena akan berusaha meningkatkan ketersediaan dalam beberapa bulan mendatang.

Hal ini menyebabkan Milo bahkan muncul di pasar ilegal dengan penjual memasang harga ratusan kali lebih tinggi dari biaya ritel biasa.

Sayangnya bagi penikmat Milo Jepang, kios Milo di Stasiun Machida hanya akan beroperasi hingga akhir April 2021, dan mereka yang mengidam-idamkan Milo yang tak pernah puas harus kembali mengorek pasar lokal dan toko serba ada untuk versi bubuk minuman, yang mungkin semakin terbatas untuk saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya