Markas Partai NLD yang Dipimpin Aung San Suu Kyi Dilempar Bom Molotov

Myanmar kembali menggemparkan dunia sejak militer menggulingkan tokoh demokrasi sekaligus peraih Nobel, Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari 2021.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Mar 2021, 13:33 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 13:33 WIB
Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi (AFP)

Liputan6.com, Yangon - Kebakaran terjadi di markas besar partai NLD yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada Jumat pagi (26/3/2021). Kebakaran terjadi akibat lemparan bom molotov, kata seorang pejabat partai.

Myanmar kembali menggemparkan dunia sejak militer menggulingkan tokoh demokrasi sekaligus peraih Nobel, Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari 2021. Kudeta itu memicu pemberontakan sipil yang menuntut kembalinya demokrasi.

Sekitar pukul 04.00 pagi, seorang penyerang melemparkan bom molotov ke markas besar Yangon, menyebabkan kebakaran singkat, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (26/3/2021).

"Ketika penduduk di sekitar mengetahui tentang kebakaran itu, mereka menelepon dinas pemadam kebakaran untuk memadamkannya," kata Soe Win, seorang anggota NLD Myanmar yang bertanggung jawab atas markas itu, kepada AFP.

"Kebakaran itu dikendalikan sekitar pukul 05.00 pagi."

"Tampaknya seseorang menyalakan molotov dan melemparkannya ke markas."

Saksikan Video Berikut Ini:

Pelaku Pelemparan Bom

Panglima militer Myanmar Jenderal Min Aung dan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi
Panglima militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing (kiri) dan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi (kanan) berjabat tangan setelah pertemuan mereka, 2 Desember 2015. (Foto: AFP/Phyo Hein Kyaw)

Saat ditanya soal siapa pelaku pelemparan bom, Soe Win tak ingin berspekulasi.

"Kami harus mengajukan pengaduan ke polisi. Kami tidak tahu siapa yang melakukan ini, tapi itu sama sekali tidak bagus," kata Soe Win, menolak untuk berspekulasi tentang alasan penyerangan tersebut.

Insiden itu terjadi pada malam Hari Angkatan Bersenjata, ketika militer akan menunjukkan kekuatan dengan parade tahunannya.

Sejauh ini, 320 orang telah tewas dalam kerusuhan anti-kudeta, menurut kelompok pemantau setempat, meskipun junta mengumumkan jumlah korban yang jauh lebih rendah pada Selasa (23/3) yaitu 164 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya