Puncak Gerhana Bulan Total 26 Mei Terlihat Hampir di Seluruh Indonesia, Cek Jadwalnya

Saat puncak gerhana Bulan Total terjadi, hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikannya.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 25 Mei 2021, 23:03 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2021, 13:36 WIB
Gerhana Bulan Total di Berbagai Negara
Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di Luzern, Swiss, Jumat (27/7). Gerhana bulan yang terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (Christian Merz/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Bulan total terjadi pada Rabu 26 Mei 2021. Selama gerhana yang dikenal sebagai 'Super Flower Blood Moon' ini berlangsung, warna Bulan akan berubah menjadi merah bata.

Saat puncak gerhana Bulan total terjadi, hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikannya. Gerhana Bulan Total ini dapat dilihat jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana. 

Gerhana Bulan selalu terjadi pada saat purnama. Namun tidak setiap purnama terjadi gerhana Bulan karena bidang orbit Bulan membentuk sudut 5 derajat terhadap ekliptika atau sama artinya bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari.

Dilansir laman resmi Observatorium Bosscha, umumnya dalam satu tahun terjadi dua hingga tiga kali gerhana Bulan. Pada 2021, gerhana Bulan terjadi pada 26 Mei dan 19 November, yaitu Gerhana Bulan Total (GBT) dan Gerhana Bulan Sebagian (GBS) berturut-turut.

Namun dari kedua gerhana tersebut, hanya GBT 26 Mei 2021 saja yang dapat teramati fase totalnya di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada GBS 19 November 2021, seluruh wilayah Indonesia tidak dapat menyaksikan seluruh fase gerhana.

Berikut ini jadwal gerhana Bulan Total dari fase awal hingga akhir dan lokasi yang dapat mengamatinya menurut Pusat Sains Antariksa LAPAN, Selasa (25/5/2021): 

 

Jadwal Gerhana Bulan Total 26 Mei

Gerhana Bulan Total di Berbagai Negara
Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di Bernkastel-Kues, Jerman, Jumat (27/7). Gerhana bulan yang terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (Harald Tittel/dpa via AP)

  

 Fase Gerhana  Waktu  Wilayah yang Dapat Menyaksikan
 Awal Penumbra

 15.46 WIB

 16.46 WITA

17.46 WIT

 Papua, Kepulauan Aru
 Awal Sebagian

 16.44 WIB

 17.44 WITA

 18.44 WIT

 Papua, Papua Barat, Maluku (Kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sebagian Gorontalo, Sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT
 Awal Total

 18.09 WIB

 19.09 WITA

 20.09 WIT

 Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, sebagian Riau
 Puncak Gerhana

 18.09 WIB

 19.09 WITA

 20.09 WIT

 Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Pulau Nias, Sebagian Sumatera Utara
 Akhir Total

 18.27 WIB

 19.27 WITA

 20.27 WIT

 Seluruh Indonesia
 Akhir Sebagian

 19.52 WIB

 20.52 WITA

 21.52 WIT

 Seluruh Indonesia
 Akhir Penumbra 

 20.51 WIB

 21.51 WITA

 22.51 WIT

 Seluruh Indonesia

 

Bulan Terlihat Kemerahan

Gerhana Bulan Total di Berbagai Negara
Bulan berwarna merah darah terlihat di atas Menara Petronas saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (28/7). Gerhana bulan terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (AP/Yam G-Jun)

Menurut keterangan Bosscha, Bulan mulai memasuki bayangan umbra Bumi pukul 16.44 WIB. Saat itu, hanya wilayah Indonesia timur saja yang dapat menyaksikannya karena Bulan sudah terbit di sana.

Seiring dengan masuknya Bulan pada bayangan umbra bumi, bayangan hitam mulai muncul di permukaan Bulan sehingga Bulan purnama akan tampak berubah bentuk menjadi Bulan setengah, Bulan sabit, kemudian pada fase totalnya Bulan akan terlihat kemerahan mulai pukul 18.11 WIB hingga 18.25 WIB.

"Warna merah ini muncul karena cahaya matahari dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi. Warna biru akan terhamburkan lebih kuat, sedangkan warna merah dapat lolos melewati atmosfer bumi dan sampai ke permukaan Bulan," tulis keterangan Bosscha, Selasa (25/5/2021).

Sebagian orang zaman dahulu kemudian menyebut GBT sebagai blood moon atau Bulan merah-darah. Sebenarnya warna Bulan saat puncak gerhana tidak selalu sama. Bulan dapat berwarna merah-oranye, merah bata, merah kecoklatan, hingga merah gelap.

Perbedaan warna ini bergantung pada banyaknya kandungan uap air, polutan udara hasil pembakaran atau asap pabrik/kendaraan bermotor, debu, dan abu letusan gunung berapi. Bulan akan tampak semakin gelap seiring dengan semakin banyaknya kandungan material tersebut.

Pada pukul 19.52 WIB, Bulan meninggalkan umbra bumi menuju bagian penumbra. Saat itu, Bulan akan kembali terlihat sebagai purnama yang redup karena pengaruh bayangan penumbra bumi.

Baru pada pukul 20.49 WIB, Bulan tidak lagi berada di dalam bayangan bumi dan gerhana Bulan benar-benar berakhir. Bulan akan kembali tampak sebagai purnama yang terang seperti biasanya.

 

Bulan Tampak Lebih Besar

Gerhana Bulan Total di Berbagai Negara
Bulan tampak berwarna merah darah saat terjadinya fenomena gerhana bulan total di atas langit Tel Aviv, Israel,, Jumat (27/7). Gerhana bulan terlama pada abad ini dapat disaksikan di seluruh dunia dengan mata telanjang. (AP/Ariel Schalit)

Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 bersesuaian dengan Bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi atau disebut perigee. Bulan purnama pada saat perigee dikenal dengan istilah Bulan super atau supermoon sehingga GBT kali ini dikenal juga sebagai Gerhana Bulan Super Merah (Super Blood Moon Eclipse).

Pada saat supermoon, ukuran piringan Bulan di langit akan tampak sedikit lebih besar hingga 14% dan lebih terang hingga 30% ketimbang purnama biasanya. Hal ini karena orbit Bulan yang berupa elips sehingga jarak bumi-Bulan tidak selalu sama.

Jarak terjauh Bulan dari bumi adalah 406.700 km, sedangkan jarak terdekatnya adalah 356.400 km. Purnama yang terjadi saat titik terjauh disebut dengan micromoon. Satu dari empat purnama merupakan supermoon sehingga supermoon ini sebenarnya bukanlah kejadian langka.

Infografis Gerhana Matahari Cincin

Infografis Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019
Infografis Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya