Jenderal Angkatan Udara AS Kecam Jet China yang Melintasi Wilayah Sarawak Malaysia

16 pesawat militer China terbang di atas perairan yang diperebutkan di lepas pantai Pulau Kalimantan yang mendorong angkatan udara Malaysia mengerahkan jetnya

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Jun 2021, 16:53 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 16:53 WIB
Jet tempur siluman China Chengdu J-20 (Wikimedia Commons)
Jet tempur siluman China Chengdu J-20 (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Taipei - Komandan Pasifik Angkatan Udara Amerika Serikat, Kenneth Wilsbach mengutuk penerbangan pesawat militer China di wilayah Malaysia dan Taiwan.

Minggu ini, 16 pesawat militer China terbang di atas perairan yang diperebutkan di lepas pantai Pulau Kalimantan yang mendorong angkatan udara Malaysia mengerahkan jetnya, demikian dikutip dari laman New Straits Times, Jumat (4/6/2021).

Jenderal Kenneth Wilsbach mengatakan, kegiatan ini dan peningkatan jumlah serangan ke zona pertahanan udara Taiwan "menambah daftar" kegiatan destabilisasi China dan juga kegiatan eskalasi di wilayah tersebut.

"Kami salah perhitungan di kawasan ketika ada aktivitas-aktivitas di mana mereka masuk ke wilayah udara orang yang seharusnya tidak boleh," kata Wilsbach.

Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari China dan mengatakan pesawat yang melintas di atas Pulau Kalimantan sedang dalam pelatihan rutin dan tidak memasuki wilayah udara teritorial Malaysia.

Beijing telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional 2016 dan menyatakan klaim historisnya atas hampir semua Laut China Selatan, meski tidak berdasar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kekhawatiran Barat

Atraksi Jet Tempur China
Jet tempur siluman J-20 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) tampil pada China Airshow 2018 di Guangdong, Selasa (6/11). Pameran yang dilakukan dua tahun sekali ini berlangsung 6 hingga 11 November mendatang. (WANG ZHAO / AFP)

Ada kekhawatiran yang berkembang di Barat bahwa militer China yang semakin kuat mungkin mencoba merebut kembali Taiwan dengan paksa.

Dalam beberapa bulan terakhir, tempo penerbangan China melintasi selat telah meningkat secara dramatis, membebani kemampuan pertahanan udara Taiwan.

"Saya percaya ini adalah strategi China untuk mengeluarkan biaya bagi angkatan udara Taiwan," kata Wilsbach, dengan memaksa angkatan udara Taiwan untuk bereaksi setiap kali terjadi serangan.

Dihadapkan dengan kemampuan militer China yang meningkat secara dramatis, Wilsbach juga mengatakan Angkatan Udara AS sedang mencari cara untuk memutar aset di sekitar kawasan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya