Liputan6.com, Jakarta - Chevening Indonesia dan Timor Leste akan kembali membuka beasiswa S2 yang dibuka untuk umum pada Agustus 2021.
Pengumuman pembukaan beasiswa ini ditandai dengan diadakannya webinar bersama dengan alumni Chevening dengan tema, "#BELEADER in Climate Action", pada Kamis (17/6/2021) melalui YouTube.
Baca Juga
Webinar ini dihadiri langsung oleh Kepala sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) Gita Syahrani, CEO Ocean Solution Indonesia Zulficar Mochtar, dan engagement specialist untuk kemitraan aksi plastik nasional indonesia World Resource Institude (WRI) Indonesia Kirana Agustina.
Advertisement
Beasiswa Chevening ini sendiri merupakan beasiswa S2 dari pemerintah Inggris yang terbuka untuk umum, bertujuan untuk mengidentifikasi calon pemimpin masa depan, pembuat opini, dan influencer agar dapat mendukung mereka dalam membentuk perubahan positif pada negara.
"Kami berharap dapat segera bertemu dengan kandidat Chevening yang baik, yang memiliki semangat akan jurusan yang mereka pilih, memiliki visi yang kuat untuk mewujudkan kreativitas mereka, dan juga orang yang dapat mempengaruhi orang disekitarnya untuk melakukan perubahan positif," Kata Nick Faulkner, duta Inggris Indonesia, pada pembukaan webinar.
Beasiswa Chevening akan dibuka tepatnya pada 2 Agustus 2021 dan ditutup pada 3 November 2021. Untuk kriteria dan tahapan pendaftaran lebih jelas, dapat dilihat langsung melalui website Chevening.
Prioritas Iklim di tahun 2021
Pada tahun dimana pemerintah Inggris menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB ke - 26 , program Beasiswa Chevening berada dalam posisi unik untuk mempengaruhi perubahan berkelanjutan di seluruh dunia.
Dengan lebih dari 52.000 alumni di 160 negara dan wilayah di seluruh dunia, jaringan Chevening dididik dan dipimpin dengan tujuan untuk memimpin perlawanan iklim di negara mereka masing-masing. Alumni Chevening dari Indonesia sendiri menjadi salah satu wujud keberhasilan Chevening dalam mewujudkan gerakkan mencegah krisis iklim.
Indonesia merupakan salah satu negara terpenting yang harus difokuskan untuk menghentikan perubahan iklim. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi negara kelima penghasil gas emisi rumah kaca terbanyak di dunia, namun disaat yang bersamaan Indonesia kaya akan sumber daya dan hutan tropisnya yang dapat mengurangi krisis iklim di dunia.
Salah satu alumni Chevening dan duta inggris untuk Climate Change Policy, Helen Faulkner, mengatakan bahwa saat ini mereka sedang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mendukung ambisi mereka dalam usaha pengurangan krisis iklim.
"... saat ini kami bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan mendukung ambisi mereka dalam menghadapi perubahan iklim. Sebagai contohnya, Indonesia berhasil mengurangi penggundulan dan kebakaran hutan dalam 10 tahun terakhir, dimana hal ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain," jelas Helen.
Kedutaan Inggris juga mulai berinvestasi pada infrastruktur berkelanjutan yang dilakukan oleh Indonesia, dan berkontribusi pada pengurangan pencemaran sampah dan plastik di laut.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement