Puluhan Tikus Rusak Penjara di Australia, Napi Terpaksa Dievakuasi

Puluhan tikus telah menggerogoti panel langit-langit dan kabel di penjara New South Wales, mendorong pihak berwenang untuk mengurangi operasional untuk perbaikan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Jun 2021, 13:02 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2021, 13:02 WIB
ilustrasi tikus
ilustrasi tikus (iStockphoto)

Liputan6.com, Sydney - Wabah tikus yang melanda lahan pertanian Australia memaksa evakuasi ratusan narapidana dari penjara pedesaan pada Selasa 22 Juni 2021. Sebab hewan pengerat itu masuk dan mengunyah infrastruktur penting.

Puluhan tikus telah menggerogoti panel langit-langit dan kabel di penjara New South Wales, mendorong pihak berwenang untuk mengurangi operasional untuk perbaikan.

"Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan staf dan narapidana adalah prioritas nomor satu kami, jadi penting bagi kami untuk bertindak sekarang guna melakukan pekerjaan remediasi yang vital," kata Peter Severin dari Corrective Services NSW seperti dikutip dari AFP, Selasa (22/6/2021).

Dalam rangka proses perbaikan akibat tikus tersebut, hingga 420 narapidana dan 200 staf dari Pusat Pemasyarakatan Wellington akan dipindahkan ke fasilitas lain di Australia pada akhir bulan.

"Kami ingin melakukan perombakan ini sekali, dan kami ingin itu dilakukan dengan benar, yang berarti kami akan mencari cara untuk mengurangi dampak wabah serupa di masa depan," kata Asisten Komisaris Lembaga Pemasyarakatan Kevin Corcoran.

 

Wabah Tikus Terbaru

Ilustrasi Tikus
Ilustrasi Tikus (Sipa/Pixabay).

Tikus telah menghancurkan hasil panen petani dan menyiksa penduduk setempat di Australia timur selama berbulan-bulan, setelah hama liar itu menyerang panen raya.

Wabah ini adalah yang terbaru dalam serangkaian bencana yang menyerang petani.

Sebelumnya terjadi kekeringan selama bertahun-tahun diikuti oleh kebakaran hutan yang menghancurkan selama berbulan-bulan pada akhir 2019. Lalu pada awal 2020 hujan berujung banjir yang merusak melanda beberapa daerah di Australia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya